Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Minggu, 25 April 2010

My Green House


Alam hijau dilihat dari dalam rumah hijau


Ruang Tamu ini sengaja ditinggikan sekedar filosofi "Memuliakan Tamu"

Bunga di kamar mandi ini dipasang biar menambah kesan alami dan segar

PLTU Kamojang dilihat dari rumah

Kawah Papandayan dilihat dari rumah

Pembangunan Pondasi Rumah 2007.
Pemandangan belakang adalah Gunung Guntur

Minggu, 11 April 2010

Kata siapa Islam adalah agama Ibrahim ?

Rinda Cahyana Says:
March 27, 2010 at 12:53 am

Allah berfirman:

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya´qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (Al Baqarah :132) Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.(Al Baqarah :120)

Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah: “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”. (Al Baqarah :135) ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma´il, Ishaq, Ya´qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.(Al Baqarah :140)

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.(Ali Imran :19)

Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.(li Imran :83)Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.(Ali Imran :85)

ridwan Says:
April 2, 2010 at 3:27 pm

Ibrahim itu ada kira2 2000 thn sebelum muhamad… gak masuk akal kalo dia menyebutkan islam yg belum ada pada waktu itu…ayat2 yg dipaksakan…!!!

Rinda Cahyana Says:
April 6, 2010 at 4:54 am

Pernyataannya terkait dengan firman Allah, “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya´qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (Al Baqarah :132)

Pernyataannya: “gak masuk akal kalo dia (Ibrahim) menyebutkan islam yg belum ada pada waktu itu” Memang yang menyebutkan Islam dalam konteks ayat tersebut bukan Ibrahim, tetapi Allah. Pernyataan Ibrahim tersebut disampaikan Allah kepada Muhammad dengan bahasa Arab yang difahami Muhammad. Dan saudara Ridwan meragukan kemampuan Allah mengetahui perkataan Ibrahim, serta mentranslasikan satu bahasa yang diciptakan-Nya ke dalam bahasa lain yang diciptakan-Nya pula, padahal “Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Al Anbiyaa :4)

Demikian pula dalam kitab lainnya, misalnya Injil, saat Allah menceritakan perkataan Adam “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” (Kejadian 3: 10) dalam bahasa Injil saat itu, apakah kemudian dalam keimanan kepada Allah, kita meragukan kata taman, telanjang, takut, dan bersembunyi dalam ayat tersebut hanya karena keyakinan bahwa bahasa Adam tidak sama dengan bahasa Injil dan Allah mentranslasikannya? Kalau anda ragu, berarti ada ragu terhadap seluruh firman Tuhan, karena keraguan terhadap kesesuaian makna firman-Nya dengan bahasa manusia yang berbeda dengan bahasa Injil. Kami Muslim, sangat percaya kepada Allah, dan tidak meragukan sama sekali pengalihbahasaan yang dilakukan oleh Allah di dalam al-Qur’an, ataupun kitab Musa dan Isa.

Kalau mas Ridwan berasal dari masa 2000 thn sebelum Muhammad, dan hadir disetiap masa sebagaimana Allah hadir sehingga tahu secara persisis sebutan untuk agama Ibrahim dan maknanya, pernyataan mas tidak akan dianggap sebagai pernyataan yang dangkal.

Islam itu akar katanya dari bahasa Arab, seandainya Ibrahim tidak menggunakan bahasa arab pastinya katanya bukan “Islam” tetapi kata senada dalam bahasa saat itu. Melalui firman-Nya Allah ingin menjelaskan bahwa agama Ibrahim adalah agama dengan makna yang sama dengan Nabi dan Rasul sebelum dan sesudahnya, yakni penyerahan diri kepada-Nya, yang dibahasakan oleh Allah kepada orang Arab dengan kata “Islam”. Kenapa Allah membahasakannya ke dalam bahasa arab? Allah menjawab, “Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).” (Az Zukhruf :3, Yusuf: 2)

Pernyataan: “ayat2 yg dipaksakan…!!!”. Mungkin maksud pernyataan tersebut, kenapa tidak menggunakan bahasa Ibrahim untuk menyebut agamanya, Allah malah menggunakan bahasa Arab sehingga kemudian agama Ibrahim disebut dengan “Islam” ?

Seandainya memang sebutan bagi agama Ibrahim bukan “Islam” karena bukan bahasa Arab yang berlaku saat itu, maka pembahasaan ke dalam bahasa Arab oleh Allah tepatnya bukan “dipaksakan”, tetapi “disesuaikan” oleh Allah agar firman-Nya difahami oleh Muhammad yang berbahasa Arab. Allah menjelaskan, “Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?” Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh”. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Taurat lalu diperselisihkan tentang Taurat itu. Kalau tidak ada keputusan yang telah terdahulu dari Rabb-mu, tentulah orang-orang kafir itu sudah dibinasakan. Dan Sesungguhnya mereka terhadap Al Quran benar-benar dalam keragu-raguan yang membingungkan. (Al Fushilat :44,45)

Saya percaya translasi yang dilakukan oleh Allah adalah benar, mengingat Allah adalah Tuhan Pencipta, yang senantiasa hadir disepanjang kurun jaman, yang tidak berfirman dalam kedustaan, sekalipun bagi-Nya tidak rugi apakah manusia beriman atau tidak. Jika Tuhan menyatakan firman-Nya sebagai petunjuk, maka tidak ada kedustaan di dalamnya. Sehingga saat Tuhan mentranslasikan perkataan Ibrahim (agamanya) dengan bahasa arab menjadi “islam”, kami beriman sepenuhnya karena yang diajarkan Ibrahim, Musa, dan Isa adalah penyerahan diri kepada Allah.

Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri”. (Yunus :84) Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (Ali Imran :52)

Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: “Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal. Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri”. (Ibrahim 11, 12)

Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (Ali Imran :64)

Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? (Huud :14) Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami). (Ar Ruum :53)