Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Minggu, 20 Maret 2011

Semua muslim masuk neraka?

Seringkali muslim disebut sebagai ahli neraka karena berkaitan dengan ayat berikut ini:

Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. (QS 19:71)

Benarkah semua muslim akan masuk neraka?Mari kita lihat tafsir Ibnu Katsir:

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Samiyah, dia berkata, "Kami berselisih mengenai kedatangan di neraka. Sebagian dari kami mengatakan, 'Orang mukmin tidak masuk neraka'. Dan sebagian lagi mengatakan, 'Mereka semua masuk ke dalamnya. Kemudian ALLAH menyelamatkan orang yang bertakwa.' Lalu aku menemui Jabir bin Abdillah. Aku bertanya kepadanya, 'Kami berselisih mengenai kedatangan di neraka.' Dia mengatakan, 'Mereka semua akan mendatanginya.' Sulaiman bin Murah berkata, 'Mereka semua masuk neraka.' Kemudian dia mengulurkan jarinya ke telinganya dan berkata, 'Diamlah kamu berdua. Aku mengatakan demikian karena aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

'Tidak ada orang saleh dan orang jahat yang tersisa melainkan dia masuk neraka. Neraka itu dingin dan menyelamatkan bagi orang yang beriman, seperti halnya yang dialami Ibrahim sehingga neraka itu gaduh lantaran dinginnya mereka. Kemudian ALLAH menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut'

(HR Muslim)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, "Dan tidak ada seorangpun darimu, melainkan mendatangi sekitar neraka itu. Rasulullah SAW bersabda, 'Seluruh manusia datang ke sekitar neraka, kemudian mereka keluar dari sana dengan amal baiknya.'" (HR Ahmad & Tirmidzi)

Dalam sahihain diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim yang ketiga anaknya mati itu disentuh api neraka melainkan sekedar menggugurkan sumpah." (Muttafaq alaih)

Sehubungan dengan firman ALLAH, "Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kesemestian yang sudah ditetapkan", as-Sidi meriwayatkan dari Murah, dari Ibn Mas'ud, dia berkata, "... karena sumpah yang wajib". Mujahid menafsirkan, "Keharusan dan ketetapan." Demikian pula diriwayatkan oleh Ibnu Juraij.

Firman ALLAH, "Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa". Yakni, apabila seluruh mahluk melintasi neraka, lalu orang-orang kafir dan durhaka jatuh ke dalamnya, maka ALLAH menyelamatkan kaum mukmin yang bertakwa dari neraka sesuai dengan amalnya. Lintasan mereka di atas jembatan dan kecepatannya itu sesuai dengan amal yang dahulu dilakukan di dunia. Kemudian mukmin pelaku dosa besar menadapat syafaat. Jadi para malaikat, nabi, dan mukmin dapat memberi syafaat sehingga banyak mahluk yang telah dimakan api dapat keluar dari neraka, sedang wajah mereka, yaitu tempat sujudnya hangus.

Dikeluarkan mereka dari neraka sesuai dengan keimanan yang ada di dalam hatinya. Orang yang pertama kali keluar ialah orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan sebesar uang dinar, kemudian orang berikutnya, kemudian yang berikutnya, kemudian yang berikutnya lagi sehingga keluarlah orang yang di dalam hatinya ada keimanan yang sangat ringan.

Kemudian ALLAH mengeluarkan dari neraka orang yang pernah mengucapkan, "Tiada Tuhan melainkan ALLAH" pada suatu hari selama hidupnya, walaupun dia tidak pernah melakukan kebaikan. Yang tersisa di dalam neraka adalah orang yang telah ditetapkan kekekalan baginya, sebagaimana hal itu ditetapkan dalam hadits-hadits sahih. Karena itu, ALLAH berfirman, "Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (QS 19:72)

Rabu, 16 Maret 2011

Memfitnah Muhammad SAW dan menafsirkan alQuran semaunya?

Mahmud bin Ghailan meriwayatkan kepada kami, Bisyr bin as-Sari meriwayatkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Abdul a’laa, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas radhiyAllahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa Rosulullah [saw] bersabda (yg artinya): “Barang siapa berkata-kata tentang al-Qur’an (menafsirkan) tanpa ilmu, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya dari neraka” (HR.Tirmidzi,no.2950) Imam Abu Isa berkata,”Hadits ini derajatnya hasan shahih”

Sufyan bin Waki’ mengabarkan kepada kami, Suwaid bin Amru al-Kalbi mengabarkan kepada kami, Abu Awanah mengabarkan kepada kami, dari Abdul a’laa, dari Said bin Jubari, dari Ibnu Abbas radhiyAllahu ‘anhuma, dari Rosulullah [saw]. beliau bersabda (yg artinya): “Takutlah kalian berbicara tentang sesuatu yang berasal dariku melainkan pada apa yang telah kalian ketahui. Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyimpan tempat duduknya di dalam neraka, Dan barang siapa yang menafsirkan al-Qur’an dengan akal pikirannya, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya didalam neraka” (HR.Ahmad 1/233,269,293,323,327 An-Nasa’i No.109,110 Fadhailul Qur’ani) berkata Imam Tirmidzi “Hadits ini derajatnya hasan”

Sabtu, 12 Maret 2011

Muhammad SAW berkhitan

"Dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud bahwasanya Abdulah bin Abbas memberitahukan kepadanya bahwasanya Abu Sufyan bin Harb menceritakan kepadanya bahwa Heraklius minta kedatangannya serta rombongan dagang Quraisy di Syam pada masa Rasulullah saw. membuat gecatan senjata kepada Abu Sufyan dan kafir Quraisy. Maka mereka (rombongan itu) datang kepada Heraklius di Ilia lalu Heraklius memanggil mereka dan disekelilingnya para pembesar Rumawi kemudian ia memanggil mereka dan juga memanggil penterjemah.

Heraklius berkata: "Siapakah diatara kalian yang paling dekat nasabnya dengan laki-laki yang mengaku dirinya Nabi?"

Lalu Abu Sufyan menjawab: "Sayalah yang paling dekat diantara mereka" Heraklius berkata: "Dekatkanlah kepadaku, dekatkanlah teman-temannya lalu jadikan mereka di belakangnya." Kemudian ia berkata kepada penterjemahnya: "Katakan lah kepada mereka bahwasanya saya bertanya kepada orang ini tentang laki-laki itu. Jika ia berdusta kepadaku maka dustakanlah ia. Demi Allah seandainya tidak malu karena menganggap saya berdusta niscaya saya berdusta tentang ia (Muhammad). Yang pertama kali ditanyakan kepada saya tentang dia adalah: "Bagaimana nasabnya diantara kalian?" Saya menjawab: "Di kalangan kami dia orang yang bernasab (bangsawan)". Ia berkata: "Pernahkah seorang diantaramu yang mengatakan perkataan ini sebelummu?" Saya menjawab:"Tidak".

Ia berkata: Apakah nenek moyangnya ada yang menjadi raja?".
Saya menjawab: "Tidak".
Ia berkata: "Pengikutnya orang-orang mulia atau orang-orang lemah dantara mereka?".
Saya menjawab: "Orang-orang lemah "
Ia berkata:"Apakah mereka bertambah-tambah atau berkurang-kurang?". Saya menjawab:"Bahkan mereka bertambah".
Ia berkata:"Apakah ada seseorang diantara mereka yang benci kepada agamanya sesudah ia memasukinya?".
Saya berkata:"Tidak ada". Ia berkata: " Apakah dia berkhianat?".
Saya menjawab: "Tidak, dan kami dalam masa gencatan dimana kami tidak mengetahui apa yang ia lakukan dalam masa ini, dan tidak mungkin bagi saya untuk memasukkan kalimat sedikitpun selain kalimat ini."

Ia berkata: "Bagaimanakah peperanganmu terhadapnya?." Peperangan diantara kami dan dia silih berganti, ia menang atas kami dan kami menang atasnya".
Ia berkata: "Apakah yang ia perintahkan kepadamu?."
Saya menjawab: Ia berkata: "Sembahlah Allah sendiri dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan tinggakanlah apa yang dahulu selalu disembah oleh nenek moyangmu".
Ia menyuruh kami untuk shalat, jujur, menjaga diri dan menyambung (persaudaraan).

Kemudian ia berkata kepada juru bahasanya: "Katakanlah kepadanya: "Sesungguhya saya bertanya kepadamu tentang nasabnya (keturunanya), lalu kamu menyebutkan bahwa dia di kalanganmu yang yang bernasab (bangsawan), dan demikianlah para rasul itu diutus dikalangan orang-orang bernasab di kaumnya, dan saya bertanta kepadamu: "Apakah ada sesorang diataramu yang mengatakan perkataan sebelumnya? Lalu kamu sebutkan bahwa tidak ada. Dan saya katakan seandainya ada seseorang yang mengatakan perkataan ini sebelumnya, niscaya saya katakan (dia) seseorang laki-laki yang menghibur dengan kata-kata yang diucapkan oleh orang sebelumnya.

Saya tanya kepadamu, apakah nenek moyangnya ada yang menjadi raja maka saya katakan (dia) seorang laki-laki yang menuntut kerajaan nenek moyangnya.

Saya bertanya kepadamu, apakah dahulu kamu menuduh ia berdusta sebelum mengatakan apa (kenabian) yang dikatakannya, lalu kamu menjawab bahwa tidak, maka saya tahu bawa dia tidak layak meninggalkanmu dusta atas manusia dan dusta atas Allah.

Saya bertanya kepadamu, pengikutnya orang-orang mulia ataukah orang-orang lemah diantara mereka, lalu kamu menyebutkan bahwa pengikutnya adalah orang-orang lemah di antara kaumnya, dan itulah pengikut para rasul. Saya bertanya kepadamu apakah mereka (pengikut-pengikut) berkurang ataukah bertambah lalu kamu menyebutkan bahwa mereka bertambah, dan memang demikianlah urusan iman sehingga sempurna."

"Saya bertanya kepadamu apakah ada salah seorang yang murtad karena benci kepada agamanya setelah ia memasukinya, lalu kami sebutkan bahwa tidak ada, dan memang demikianlah iman ketika bercampur dengan kelapangan hati. Saya bertanya kepadamu apakah dia berkhianat, lal kamu sebutkan tidak, dan memang demianlah para rasul itu tidak berkhianat.

Dan saya bertanya kepadamu dengan apakah ia menyuruh kamu, lalu kamu menyebutkan bahwa ia menyuruh kamu untuk menyembah Allah semata dan janganlah mensekutukan-Nya dengan sesuatu. Dan ia melarang kamu untuk menyembah berhala dan menyuruh kamu dengan shalat, jujur, dan menjaga diri. Jika apa yang kamu katakana itu benar maka ia akan menguasai tempat dua telapak kakiku, dan saya mengetahui dia (Nabi) telah muncul padahal saya tidak menduga bahwa dia (Nabi) itu dari padamu.

Seandainya saya mengetahui bahwa saya sampai kepadanya niscaya saya senang bertemu dengannya. Seandainya saya disisinya niscaya saya mencuci telapak kakinya.

Kemudian ia minta didatangkan surat Rasulullah saw. Yang mana Dihyah diutus ke pembesar Bushro ia menyerahkannya kepada Heraklius dan dibacanya dan isinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Dari Muhammad hamba dan utusan Allah kepada Heraklius pembesar Rumawi. Kesejahteraan atas orang yang mengikuti petunjuk. Adapun selanjutnya, maka sesungguhnya saya mengajak kepadamu dengan panggilan Islam. Masuk Islam lah maka kamu selamat, Allah memberikan pahala kepadamu dua lipat. Jika kamu berpaling maka atasmu dosa para pengikut. Wahai ahli kitab, marilah kepada kalimat yang sama antara kami dan kamu bahwa tidak kita sembah selain Allah, dan tidak kita sekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain dari pada Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Ia berkata: Abu Sofyan berkata: "Ketika ia mengatakan apa yang telah dikatakannya itu dan selesai mebaca surat sehingga ditempatnya, banyak kegaduhan dan suara-suara keras lalu kami dikeluarkan.

Maka kami berkata kepada teman-temanku: Sungguh urusan Putera Abi Kabsyah (gelar ayah Nabi) telah menjadi vesar, sesungguhnya ia ditakuti oleh raia Bani Ashfar (Rumawi) dan saya senantiasa meyakinkan bahwa dia (Nabi) akan menang sampai Allah memasukkan Islam atas saya.

Ibunu Nathur pemilik (Gubernur) Ilia dan Heraklius sampai pada orang-orang Nashrani di Syam menceritakan bahwa ketika Heraklius tiba di Ilia menjadi buruk jiwanya, lalu sebagian penghuninya berkata: "Kami telah mengingkari peri keadaan tuan". Ibnu Nathur berkata: " Heraklius itu seorang dukun yang mengarahkan pandanganmu ke bintang-bintang. Ia berkata kepada mereka ketika mereka bertanya kepadanya: "Sesungguhnya saya tadi malam ketika saya melihat bintang, saya berpendapat bahwa raja yang berkhitan telah muncul". Siapakah orang yang berkhitan dari umat ini? Mereka menjawab: "Yang berkhitan hanyalah orang-orang Yahudi". Urusan mereka janganlah menggelisahkanmu dan tulislah ke kota-kota kerajaanmu, lalu mereka membunuh orang-orang Yahudi yang ada di kalangan mereka. Ketika mereka mengurusi urusan mereka, didatangkan pada Heraklius seorang laki-laki yang diutus oleh Raja Ghassan yang memberitakan tentang cerita Rasulullah saw. ketika Heraklius bertanya kepadanya maka ia menjawab: "Pergilah, dan lihatlah apakah dia berkhitan atau tidak? Maka mereka melihatnya dan mereka membicarakannya bahwa Rasulullah saw. berkhiatan. Dan ia bertanya tentang bangsa Arab, lalu ia menjawab: " Mereka berkhitan".

Lalu Heraklius berkata: "Inilah (Muhammad) raja umat itu telah muncul". Kemudian Heraklius menulis surat kepada temannya di Rumiah dan ia adalah orang yang menyamai dalam bidang ilmu. Heraklius pergi ke Himsha dan ia tidak bermaksud ke Himsha sehingga datang surat kawannya yang menyetujui pendapat Heraklius atas munculnya Nabi saw. Dan sesungguhnya dia itu Nabi.

Lalu Heraklius memberi ijin kepada para pembesar Rumawi di istananya di Himsa kemudian ia mengatur pintu-pintu lalu pintu-pintu itu ditutup dan diapun menampakkan diri seraya berkata: "Wahai golongan orang-orang Rumawi. Apakah kamu ingin berbahagia dan mendapat petunjuk serta tetap kerajaanmu, maka baitlah laki-laki ini (Muhammad)". Maka mereka lari seperti larinya keledai liar ke pintu-pintu dan mereka dapati pintu-pintunya telah tertutup.

Ketika Heraklius melihat larinya mereka dan putus asa dari iman mereka maka ia berkata: "Kembalikanlah mereka atasku". Dan ia berkata: "Tadi saya katakan perkatanku itu untuk menguji kekokohan agamamu, dan saya telah melihatnya". Lalu merekapun sujud dan senang kepadanya. Itulah akhir keadaan Heraklius."
(HR: Bukhari)