Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Rabu, 24 Oktober 2012

Menyingkat Salam dengan "Ass", gada masalah tuh ...




Sebagian berpendapat, sebaiknya tidak menyingkat Assalamualakum dengan "Ass" dalam pesan singkat atau surat elektronik. Karena "Ass" bisa difahami yang lain. Jika "Ass" itu sinonim dengan "bagian belakang", kalau "Wr Wb" sinonim dengan apa ya ? 



Katanya Allah mengijabah doa baik orang kepada orang lain yang tidak diketahui orang lain tersebut. Andai orang lain tersebut tidak faham makna "Ass", pasti doa orang tersebut dikabulkan Allah. Tapi sayang orang sudah banyak faham kalau "Ass" itu Assalam dan "Wass" itu Walaikum salam. Walau demikian, Allah pasti mengijabah doa yang baik :) 




"Ass" atau "Wass" atau singkatan doa lain itu mirip isyarat syahadatain dengan telunjuk yang dibuat orang saat sakaratul maut yang tidak sanggup berucap. Persaksian dan doa nya tetap didengar, karena Allah menilai berdasarkan niat dan mengetahui isi hati, faham arti telunjuk lebih dari pemahaman orang-orang di sekitar.... Yang penting, saat tertulis "Ass", jangan yang menulis bermaksud "menghina" dengan singkatan tersebut dan yang menerima jangan tergesa-gesa bersangka buruk. Pada tingkatan terburuk, jangan menulis Assalamua'laikum tapi hati tidak menghendaki kesejahteraan bagi yang menerima salam. Dan pada tingkatan pertengahan, jangan menulis Assalamu'alaikum tanpa faham apa yang diucapkannya.




Menurut saya, dengan atau tanpa kita faham ASS atau AWW yang disampaikan kepada kita itu adalah singkatan dari kalimat salam, doa-nya tetap diijabah Allah, sekalipun kita menolak diberikan singkatan tersebut, atau tidak membalas salamnya dengan cara yang kita sukai. Sebab Allah tidak mungkin menarik keputusan-Nya untuk mengijabah do'a hanya karena yang didoakan merasa keberatan. Allah tidak memberi berdasar permintaan hamba-Nya :). 




Kalau kita mengucapkan kepada seseorang "Ass" dengan fikiran faham maksudnya adalah kalimat salam tersebut, maka Allah akan mengijabah sesuai maksud doanya. Dengan cara apapun doa itu disampaikan, itu adalah pilihan masing-masing. Jangan lupa, Allah tidak menghukumi dosa kalimat kufur yang diucapkan karena terpaksa. Kalau secara teknis kita susah menuliskan kalimat salam yang panjang, apa Allah akan menghukumi dosa? Kalau dengan menyampaikan singkatan itu si penerima salah persepsi, ya dosanya menurut saya ada pada si penerima, sebab dia tidak melaksanakan kewajiban tabayun (cek ricek). Allah mengajarkan kita untuk cek ricek sebelum memutuskan tindakan apapun.




Ayo coba kita tarik nafas, lalu saat nafas dikeluarkan melalui hidung bayangkanlah kita sedang menyebut Allah. Silahkan lakukan berkali2. Bukankah kita telah menyebut2 Nya dgn nafas dan bukan dgn kata "Allah". Dan Allah sebagaimana kita memahaminya, lalu Allah menyebut2 kita, walau hanya kita yg tahu.

Minggu, 21 Oktober 2012

Khilafah


Prinsip dasar khilafah yang benar menurut hadits Nabi SAW adalah 'ala minhajin nubuwwah. Jika prinsip tersebut tidak dipenuhi, maka khilafah bukanlah seperti yang digambarkan oleh Nabi SAW. Selain khilafah yang mengikuti manhaj kenabian yang kelak akan diperkuat oleh Isa al-Masih, ada pula khilafah palsu. Khilafah yang sebaliknya inilah yang tidak boleh diikuti ummat, yang pantas dikritik atau dibuang jauh-jauh bukan oleh kita saja tetapi ummat manusia seluruhnya. 

Khilafah Abu Bakar muncul setelah negara Madinah kehilangan pemimpinnya, yakni Nabi Muhammad SAW. Negara Madinah diproklamasikan oleh Rasulullah SAW atas persetujuan kaum Muhajirin dan Anshar menggunakan piagam perjanjian Madinah yang mengakomodasi keragaman. Untuk kaum muslimin berlaku syariat Islam, dan untuk kaum Yahudi berlaku syariat Yahudi. Bukti pelaksanaan syariat tersebut terlihat saat hakim Madinah yang ditunjuk Rasulullah SAW menjatuhkan hukuman atas penghianatan beberapa suku Yahudi berdasarkan syariat Yahudi. Negara perjanjian yang mengikat keragaman ini menjadi model terbaik yang diikuti oleh berbagai bangsa hingga kini, termasuk oleh bangsa Indonesia. 

Corak sistem dan undang-undang yang berlaku pada masa negara Madinah dan Khilafah beragam sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan masalah. Dengan demikian bila ada kabar yang benar dari Rasulullah SAW bahwa suatu saat akan muncul khilafah kembali, maka khilafah tersebut mungkin saja tidak seperti khilafah yang dibayangkan sekarang ini atau yang telah lama berlalu. Dan boleh jadi pula kata "khilafah" yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam kabarnya tersebut adalah untuk menggambarkan bentuk pemerintahan yang tidak sama dengan khilafah yang tercatat dalam sejarah peradaban Islam. Yang pasti khilafah akhir jaman itu kelak menyatukan semua umat Islam di bawah pimpinan al-Mahdi dan menyatukan manusia di bawah kepemimpinan Isa al-Masih, dengan cara dan bentuk persatuan yang tidak bisa ditentukan secara pasti pada masa sekarang. 

Selasa, 16 Oktober 2012

Selektif dalam memilih layanan Cloud



‎"Dgn cloud kamu tdk memiliki apa pun" (Wozniak, 2012), padahal "org / bisnis yg berhasil adalah yg menguasai & mengendalikan informasi" (Fenner, 2002). Pernyataan ini penting utk ditanggapi oleh para penggiat Cloud.  Investasi IT murah melalui cloud (Zane Adams, 2012) dgn membiarkan aset penting dikelola org lain memang seburuk menyerahkan data sidik jari dan retina ektp ke perusahaan Amerika.

Yang dipersoalkan Wozniak ini adalah pihak lain sebagai pengelola simpanan data organisasi di internet. Menyerahkan pengelolaan aset penting organisasi kepada pihak lain telah menjadi hal yang tabu hampir 10 tahun sejak Fenner menggunakan kata "kendali" atas data pada tahun 2002, karena simpanan di internet itu seperti "membagi" data yang "dikuasai" kepada pihak lain atau membagi kunci sukses kepada orang lain "yang berpotensi menyalahgunakannya". Menyimpan data di simpanan orang lain itu seperti melabrak manajemen resiko

Kecuali penyedia layanan itu memberi jaminan hanya ada satu pintu masuk ke simpanan private di internet yang hanya dapat diakses oleh pemilik data dan kolega yang dikehendakinya. Tapi nampaknya itu mustahil karena admin layanan pasti memiliki akses masuk ke dalam simpanan data tersebut, dan organisasi penyedia layanan tidak bisa menjamin admin tidak melakukan kesalahan menyalahgunakan hak aksesnya. Kesulitan ini seperti sulitnya menyerahkan nyawa kita kepada orang lain, kecuali kita memang niat bunuh diri 

Menggunakan aplikasi cloud untuk pengolah kata dan semisal demi menekan investasi TI lebih dapat diterima dari pada menempatkan data atau pengetahuan penting perusahaan di simpanan cloud. Organisasi harus pandai memilih mana yang boleh disimpan di infrastruktur "asing" dan mana yang hanya boleh disimpan di infrastruktur sendiri. Untuk data, informasi, atau pengetahuan penting sepertinya harus tertutup rapat, kalau harus dapat diakses dalam jaringan lokal harus tidak dapat diakses melalui wireless, dan kalau harus dapat diakses melalui internet harus melalui VPN, yang jika dipasang oleh pihak kedua harus dengan audit keamanan dari pihak ketiga.