Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Selasa, 10 Juni 2014

Materi dan Platform Mata Pelajaran Teknologi Informasi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizJaWlMI5yV9Jjtb2QgxxESk3NpLpEC9Cs3BhGwQtwlcqk99GGZK_dFsDBpajgFW-MZznoUxStVqdhAtdwxVyT-d2B-I3zjxnZydid68aK1wMexmtppSOQ_21150nXhCzbRD07CyN4dEbn/s400/Pelatihan+Kompetensi+KPTIK.jpg

Jika kurikulum yang mengandung matpel (mata pelajaran) TI (teknologi informasi) ini berlaku umum, tidak hanya Sekolah Menengah Kejuruan Informatika, maka matpel TI ini harus menyediakan keahlian TI dasar yang diperlukan oleh umumnya pengguna, yang diajarkan sistematis dari PC component hingga cloud Apps (kami sering menyebutnya dengan c2c). Tidak hanya membuat mereka menjadi melek TI saja, tetapi juga cerdas TI. Mereka diajarkan cara pemanfaatan TI yang cerdas (efisien dan efektif) dari lapisan component hingga cloud dari berbagai sudut pandang: hukum, agama, psikologi, sosiologi, kesehatan, dls. Setelah melek dan cerdas TI dasar itu disampaikan, baru masuk ke aplikasi sesuai bidang studi atau rumpun yang dipilih untuk menciptakan kapasitas. Tujuan penciptaan kapasitas adalah siswa mendapatkan manfaat dari TI dalam bidang yang sedang ditekuninya. Akhir dari semuanya, diharapkan bukan hanya mendapat manfaat dari TI dan memutuskan dengan penuh kesadaran dari bahaya TI, tetapi mereka mampu berbagi konten sesuai bidang masing-masing di internet dan memanfaatkan konten untuk kesejahteraan mereka. Adakah kurikulum dari SD sampai SMA yang mengakomodasi itu?


Jangan lupa bahwa TI ini bukan hanya kepentingan mereka yang berada dalam bidang informatika saja, dan tidak setiap orang perlu untuk menjadi pengembang platform TI untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Mungkin bagi siswa elektro dan informatika membuat platform TI itu membawa kepada kesejahteraan, tetapi bagi siswa di luar bidang itu, mereka cukup menjadi pengguna akhir yang memanfaatkan platform TI jadi dan tidak perlu jadi pengguna spesialis yang membuat platform TI. Terkait idealisme menggunakan platform TI sendiri, sungguh sangat luar biasa. Tetapi kita juga harus realistis bahwa tidak semua platform TI yang dibutuhkan (produk dalam negeri) itu tersedia, baik yang berbayar ataupun FOSS. Jadi fokus terpenting adalah pada pengetahuan dan keahlian apa yang harus diberikan. Pemilihan platform TI itu urusan kedua.

Menurut yang saya fahami sebab pemilihan platform TI itu dua, yakni kebutuhan dan gaya hidup. Kalau fungsi suatu platform TIK memadai, maka yang berorientasi kebutuhan pasti mencukupkan diri dengan platform TI tersebut. Tetapi kalau bicara gaya hidup, yang dilihat bukan hanya fungsi tetapi dorongan-dorongan subjektif. Dorongan-dorongan itu manusiawi sehingga gaya hidup ini merupakan HAM (hak asasi manusia yang harus dihormati). Dengan demikian kebebasan memilih platform TI juga HAM yang harus diindahkan, selama pemilihannya dilakukan secara cerdas, tidak merugikan diri sendiri dan orang banyak. Menurut survei Android itu digemari anak muda, sementara blackberry itu digemari kalangan mapan. Biarkan saja kondisinya seperti itu, mengalir begitu saja, karena setiap platform TI menciptakan segmen gaya hidupnya sendiri. Tidak perlu saling ganggu.

http://boulderes.com/images/Services/Embedded/cross_platform.jpg

Pada akhirnya kebebasan memilih platform TIK yang merupakan HAM ini berujung pada kata sederhana yakni "pokoknya bisa dipake", soalnya kalau tidak terpakai otomatis ditinggalkan bukan?  Frasa "bisa digunakan" maknanya sangat dalam, meliputi mereka yang berorientasi kebutuhan dan juga gaya hidup. Jadi frasa itu merupakan frasa umum mewakili semua orang dengan platform TI yang dipilihnya. Seseorang boleh jadi bisa menggunakan suatu sistem operasi tetapi tidak bisa menerima jika harus meninggalkan kenyamanan sistem operasi lainnya. Jadi kata "bisa" ini juga bersifat umum. Oleh karenanya cara sekolah memilihnya adalah "yang bisa digunakan siswa atau yang bisa digunakan dalam materi yang sedang digunakan". Tidak perlu dilakukan pengaturan harus platform A, B, atau C. Yang suka menggunakan platform berbayar dalam sistem pengajarannya silahkan, yang tidak suka juga silahkan.

(Dikutip dari komentar saya dalam diskusi malam bersama bapak Michael S. Sunggiardi di grup Facebook Asosiasi Guru TIK dan KKPI Nasional)

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya