Saat menyelenggarakan UTS daring pertama kali pd semester ganjil lalu (2019/2020) dgn Google Form, sebagian peserta kuliah Sistem & Teknologi Informasi agak kaget. Mrk ingin ujian tertulis seperti mata kuliah lainnya. Saya tdk bergeming. Mrk dibawa kpd pengalaman tsb agar tdk sebatas tahu Cloud Apps tsb ada. Teknologi tsb akan bermanfaat saat mrk berinteraksi dgn masyarakan dlm program KKN dls.
Di UAS saya tambahkan pengalamannya. Mrk diharuskan mengirim artikel melalui Google Classroom. Tantangannya adalah menuliskan hasil bacaan dgn bahasa sendiri. Skor similarity yg diberikan oleh Turnitin menjadi dasar penilaiannya. Ada beberapa yg berhasil mencapai similarity 0, dan ada juga beberapa yg copas sehingga similarity nya di atas 70. Dgn pengalaman tsb mereka mengevaluasi PKS (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) nya.
Saat itu saya jelaskan bhw mrk hrs siap dgn pembelajaran daring, terlebih mrk adalah mhs informatika yg tdk boleh gaptek. Semester yg akan datang, akan ada banyak mata kuliah yg mempraktikan blended learning seperti yg saya lakukan.
Dan ternyata, di semester genap ini semua mata kuliah harus mempraktikan pembelajaran jarak jauh krn wabah Corona. Setiap dosen dan mahasiswa, dan termasuk kampus harus menghadapi pergeseran cara belajar tsb. Pemerintah telah membuat kebijakan pemberlakuan cara tsb selama dua minggu hingga minggu akhir bulan Maret 2020. Dgn atau tanpa wabah, blended learning sudah menjadi tuntutan jaman.