Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Kamis, 30 September 2021

Saya Muak dengan Eksploitasi Bayi


Maghrib itu laju kendaraan saya terhenti di perempatan jalan Proklamasi karena lampu lalu lintas menyala merah. Seorang anak mengunjungi beberapa kendaraan di depan saya utk meminta uang. Nampak seorang bayi dibawa sertanya. Tadinya saya mau membuka kaca mobil utk mengekspresikan sikap "protes" atas tindakan anak tsb, tetapi anak itu tdk melewati kendaraan saya.

Beberapa hari sebelumnya, ada seorang ibu yg mengenakan jas hujan sambil membawa bayi di sisi perempatan lainnya. Saat itu memang sedang hujan. Ibu itu menghampiri utk meminta uang. Saya tdk memberinya krn tdk ingin menjadi orang yg mendukung bayi dibawa2 seperti itu, apapun alasan ibu tsb.

Di tempat lain, tepatnya di depan ATM pinggir hotel Alamanda, seorang ibu duduk di trotoar sambil menggendong bayi saat malam hari. Di pinggirnya ada karung yg entah berisi apa. Saya jadi teringat seorang ibu yg selalu duduk di atas trotoar dekat jembatan Cimanuk sambil mengais bayi setiap kali lewat ke sana saat malam hari.

Lepas dari pengalaman tersebut, jauh sebelum heboh pemberitaan ttg bayi yg dicat, saya sudah lama merasa muak dgn eksploitasi bayi oleh orang dewasa utk mencari uang di jalanan. Saya tdk pernah akan mendukungnya, sehingga tdk ingin memberinya uang. Seorang peminta-minta yg membawa bayi tdk membuat saya iba, tetapi membuat saya muak. Bayi itu bukan alat utk mencari uang, tetapi sosok rentan yg harus dijaga kesehatannya. Apakah ada yg juga merasa muak seperti saya?

#BiografiCahyana

Sabtu, 25 September 2021

Anti Komunis Simbolis atau Substantif?

Di era digital ini, masih ada kalangan yg terpaku pd bulan September utk menunjukan sikap anti Komunis. Padahal perilaku insan bertuhan yg netral / melepaskan agama ada di sekitar kita dan terlihat setiap saat dlm interaksinya thd konten atau netizen lainnya di medsos. Dalam kongres Sarekat Islam 1922, Sukendar yg mewakili kalangan Komunis mengatakan bahwa mereka percaya kpd Tuhan tetapi bersikap netral agama. Fikiran demikian dimiliki oleh kalangan Sarekat Islam "Merah".

Di internet, ada banyak orang yg mengalami post-nasionalism, di mana atribut Keindonesiaannya ditanggalkan saat masuk ke ruang maya, sehingga tdk terlihat citra dirinya sebagai bagian dari bangsa yg santun dan ramah yg merupakan karakter khas orang Indonesia yg telah lama dikenal di luar sana. Hal demikian juga menunjukan citra baru mereka di dunia maya yg menanggalkan agama pembentuk akhlak mulia. Dlm kemasan, dirinya nampak seperti insan Bertuhan; namun dlm tindakan, mereka sangat jauh dari ajaran Nya. Saat mereka mengemas diri sebagai insan anti Komunis dgn perilaku netral agama di medsos, hal demikian menunjukan sikap penolakannya secara simbolis, namun tdk secara substantif. 

Kamis, 16 September 2021

Tips Bertahan di Sekolah Pascasarjana

Tips bertahan di Sekolah Pascasarjana berikut ini berdasarkan artikel Kuther - Department of Psychology at Western Connecticut State University:

  • Memahami diri dengan mempelajari kapan atau bagaimana menjadi produktif dan sebaliknya, di mana setiap faktor pemicunya dapat dikenali dan dikelola dengan baik;
  • Fokus lebih banyak pada proses belajar dari pada hasil, sehingga dapat mempertahankan proses yang telah baik, atau meningkatkannya menjadi jauh lebih baik;
  • Memilih peluang dengan memperhatikan prioritas kebutuhan, sehingga tidak perlu mengambil semua peluang yang tidak akan termanfaatkan dalam waktu yang singkat. 
  • Memilih promotor dengan alasan yang dapat dijelaskan, sehingga dapat mengambil manfaat positif dari interaksi dengannya;
  • Konsultasi kepada mahasiswa lain yang lebih dahulu melalui proses belajar, agar dapat menangani kelemahan diri dan hambatan eksternal yang sama, serta mengulangi praktik terbaiknya.
  • Mengelola waktu agar semua pekerjaan dapat tuntas sesuai perkiraan waktu yang realistis;
  • Ujung perjalanan tidak ada batasnya, di mana proses belajar itu harus berlangsung sepanjang hayat;
  • Mengelola berkas yang sesuai dengan dengan minat, kebutuhan atau tujuan pekerjaan;
  • Membaca secara cerdas dengan hanya pustaka atau bagian tertentu di dalamnya yang sesuai dengan minat, kebutuhan atau tujuan pekerjaan;
  • Menulis secara rutin apa yang telah dibaca, baik secara langsung dengan tangan sendiri, atau dengan menggunakan bantuan alat pengenalan suara;
  • Kehidupan luar kampus harus merupakan upaya pemeliharaan diri yang secara efektif dapat mengurangi tekanan pekerjaan; 
  • Dukungan keluarga yang tercipta dengan adanya pemahaman akan alasan dan manfaat kesibukan dapat mencegah penambahan beban fikiran atau pekerjaan.


Senin, 13 September 2021

10 Pembelajaran dari Film Concussion


Berikut ini 10 point pembelajaran yang saya dapatkan dari film Concussion terkait sikap peneliti dalam mengawal minatnya terhadap sesuatu:

  1. Seorang ahli dapat memiliki topologi saintis yang religius, hal ini sebagaimana pribadi dr Bennet Omalu yang merupakan dokter dengan spesialisasi Anatomic Pathologist, Clinical Pathologist, Forensic Pathologist, Neuropathologist dan Epidemiologist, penganut agama Katolik taat yang menghormati jasad orang meninggal sebagaimana orang hidup. 
  2. Seorang ahli memperhatikan pengalaman empiris dalam penelitiannya, hal ini sebagaimana dr Omalu yang melakukan pengamatan empiris dari video pertandingan NFL (National Football League) dan latihan klub-klubnya. 
  3. Seorang ahli menyimpulkan sebab-akibat berdasarkan bukti, hal ini sebagaimana dr Omalu yang menyimpulkan kematian Mike Webster sebagai akibat efek jangka panjang pukulan berulang ke kepala yang mengakumulasi Chronic Traumatic Encephalopathy berdasarkan bukti neurotrauma.
  4. Peneliti mengoptimalkan sumber dayanya sendiri untuk membuktikan hipotesisnya, sebagaimana dr Omalu yang melakukan otopsi dengan biaya sendiri demi mendapatkan bukti 
  5. Temuan seorang ahli tidak serta merta akan diterima oleh siapapun, hal ini sebagaimana publikasi Dr Omalu bersama ahli lainnya atas temuannya di Bedah Syaraf yang ditolak oleh NFL
  6. Seorang ilmuan menyebarluaskan temuannya melalui beragam cara, sebagaimana dr Omalu yang mensosialisasikan temuannya melalui publikasi dan kegiatan penyadaran kepada masyarakat
  7. Temuan ilmiah dapat dianggap sebagai kebohongan tanpa bukti ilmiah untuk melindungi kepentingan tertentu, sebagaimana yang dilakukan oleh NFL terhadap dr Omalu hanya karena dipandang membahayakan otoritas pengelola liga
  8. Serangan terhadap temuan ilmiah dapat menggunakan sentimen tertentu, hal ini sebagaimana serangan dengan sentimen berdasarkan karakteristik tertentu (ras dan kewarganegaraan) yang ditujukan kepada dr Omalu
  9. Perlawanan terhadap ilmu pengetahuan menargetkan ilmuan dan pendukungnya, sebagaimana perlawanan terhadap temuan dr Omalu yang tidak hanya mengancam karirnya, tetapi juga kolega dan keluarga yang mendukungnya
  10. Temuan ilmiah dapat mencegah akibat buruk, seperti dialami oleh Mike Webster yang menunjukkan tingkah aneh, merasa kesakitan, gelisah, hingga akhirnya bunuh diri
  11. Peneliti berbuat untuk kemaslahatan, sebagaimana kegigihan dr Omalu dalam memberikan kesadaraan untuk mencegah banyak kematian


Jumat, 03 September 2021

Kembalikan Baliku padaku

Sebagaimana bencana pd umumnya yg berdampak ekonomi, pandemi ini telah menunjukan dampaknya di Bali. Seminggu work from Bali, berpindah dari hotel melati, ke hotel berbintang, hingga ke villa, ada pengalaman yg membuktikan dampak tsb. Gubernur Bali dalam kesempatan membuka Festival TIK mengungkapkan bagaimana terdampaknya sektor wisata, dan betapa pentingnya model bisnis di luar sektor wisata yg berbasis digital. 

Dlm perjalanan dari awal mendarat di Bali, saya melihat rasa bahagia pengemudi Grab saat mendapat penumpang. Saya mendengarkan cerita pengemudi lainnya tentang penurunan jml penumpang, sampai merasa kasihan dan setuju utk membekalinya makan malam. Saya melihat kebenaran cerita pengemudi tsb tentang objek wisata yg menjadi sepi. Rumah makan yg hendak saya tuju malam ini ternyata ditutup, demikian pula dgn sejumlah toko kecil hingga mini market non mainstream.

Kita semua harus segera mewujudkan kekebalan komunal dgn vaksinasi, agar cerita dan pemandangan yg menyedihkan ini segera berakhir. Sebelumnya saya telah mengunjungi Bali dua kali, dan melihat ada banyak orang yg menerima manfaat keberadaannya. Sekarang ini seakan Bali sedang menghadapi pandemi dgn karakter diam yg bukan khasnya. Semua penikmat Bali tentunya akan setuju dgn seruan ini, "Kembalikan Baliku padaku". Mengembalikan Bali dgn menuntaskan pandemi ini. 

#BiografiCahyana