Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Minggu, 27 Maret 2016

Perumusan Rencana Strategis Program Studi tahun 2016


Minggu, 27 Maret 2016. Pada minggu yang lalu ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut memberitahukan rencana pertemuan pimpinan terkait evaluasi pelaksanaan Rencana Strategis Program Studi. Jika melihat tanggal pembuatan dan visi yang tertulis di dalam dokumennya, tahun 2015 silam Rencana Strategis tersebut sudah selesai. Tahun ini program studi tengah menyiapkan Rencana Strategis baru yang memberi landasan bagi penyusunan kurikulum yang insya Allah akan dirampungkan pada bulan Maret sampai dengan April 2016 dan diberlakukan semester ganjil mendatang. Hari Senin tanggal 28 Maret 2016 pukul 09.00 di ruang rapat Sekolah Tinggi Teknologi Garut, setiap program studi akan memaparkan evaluasi dan rencana strategis masa depannya. 

Presentasi untuk keperluan pertemuan tersebut dibuat mulai malam Senin hingga Senin pagi ini. Harus begadang karena fikiran ini tidak mau berhenti memikirkan isi dari presentasi tersebut. Alhamdulillah presentasinya yang digunakan sebagai panduan saat menyajikan evaluasi dan memaparkan rencana strategis ke depan selesai dibuat. Setidaknya dari presentasi ini saya melihat apa yang telah saya lakukan saat menjabat Sekretaris Program Studi dulu hingga sekarang saat menjabat Ketua Program Studi. Saya bersyukur karena Allah mengaruniakan banyak sekali kebaikan dari silaturahim kepada Sekolah Tinggi Teknologi Garut, sehingga Program Studi mendapat banyak kesempatan untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran yang ditetapkannya dalam Rencana Strategis lalu. Semoga Allah memberi petunjuk dan memudahkan jalan untuk Rencana Strategis ke depan, untuk kemajuan tanah air Indonesia. Aamiin. 


Jumat, 25 Maret 2016

Poster KPMI Satuan Karya Pramuka Telematika


Malam ini, 25 Maret 2016, saya menyempatkan waktu untuk membuat poster KPMI (Kelompok Penggerak Masyarakat Informasi) untuk Saka (Satuan Karya Pramuka) Telematika Garut. Poster tersebut diperlukan sebagai media sosialisasi khususnya di lingkungan Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Garut. Sosialisasi ini merupakan rangkaian kegiatan menuju Seminar dan Lokakarya KPMI yang rencananya akan diselenggarakan pada bulan April 2016 dan diikuti oleh calon pelatih perwakilan Dewan Kerja Cabang dan Ranting di Garut. Poster tersebut juga dibuat untuk memudahkan komunikasi dengan mitra program kegiatan tersebut, termasuk sponsor. Maklumlah, kegiatan tersebut akan menghabiskan dana minimal 15 juta rupiah. 

KPMI Saka Telematika ini sudah saya sosialisasikan kepada pengurus Kwartir Cabang dan Ranting dalam pertemuan pengurus bulan-bulan yang lalu. Dalam pertemuan konsultasi kemarin, kak Ahmad Badjuri, ketua Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Garut mendukung penerapan KPMI ini, khususnya untuk mensukseskan program bidang Humas, Informatika, dan Perpustakaan, yakni situs web dan majalah Warta Muda. Pekerjaan berikutnya yang diagendakan bulan April adalah koordinasi kepanitiaan, dana usaha, dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan.

Sosialisasi Saka Telematika kepada Pengurus Kwaran se Garut

Suasana sosialisasi Saka Telematika kepada Pengurus Kwarcab Garut

Gagasan yang muncul pada malam itu antara lain soal logo pengenal KPMI untuk Saka Telematika. Logo ini nantinya diwujudkan dalam bentuk pin yang disematkan di pakaian dinas harian atau pakaian dinas lapangan. Jenisnya dikaitkan dengan jenjang atau keadaan anggota KPMI. Pemilihan warnanya sesuai dengan warna yang digunakan pada logo KPMI, yakni hijau, kuning, merah, dan biru. Pada logo KPMI dengan warna lengkap kita bisa memahami perjalanan anggota KPMI menaiki jenjang atau keadaan searah jarum jam, dimulai dari warna hijau hingga ke biru. Gambar logo ini akan tersemat dalam sertifikat yang diperoleh anggota KPMI saat menjadi peserta pelatihan, berhasil melahirkan seorang pelatih, berhasil melaksanakan seluruh layanan KPMI, berhasil merintis KPMI hingga seluruh layanannya terlaksana.    



Kamis, 17 Maret 2016

Panggilan-Nya


Setelah mengaruniakan komitmen kembali kepada-Nya, Dia tidak perlu mengaruniakan kata siap dari lisan hamba-Nya saat berkehendak mengundang hamba-Nya yang penuh dosa.


Hari ini 17 Maret 2016, merupakan hari yang tidak bisa dilupakan. Hari di mana Allah menunjukan cara-Nya menjawab kelelahan ini. Seakan Dia berkata, "Engkau telah memahami bagaimana seharusnya keinginan untuk kembali itu yang sebenarnya, yakni dengan tidak memenuhi kehendak nafsumu dan kehendakmu untuk memilih. Sekarang datanglah ke rumah-Ku, tunaikan kewajiban mu, semoga engkau terbebaskan". 

Di awal perjalanan dari Garut, memenuhi panggilan Allah merupakan topik pembicaraan dengan pak Eri Satria. Di awal pembicaraan saya menyatakan tidak siap untuk memenuhi panggilannya. Namun di tengah perjalanan pak Eri merasa ada panggilan Allah yang dekat. Dan ternyata di ruangan itu, Allah memanggil dengan lisan hamba-Nya, "Rinda Cahyana"

Untuk sesaat saya mengalami keheningan, kemudian tubuh ini beranjak dari kursi dan kaki ini melangkah menuju sumber suara. Sementara itu mata saya melihat kembali semua yang telah dikatakan oleh hati, sehingga tidak melihat ke dunia nyata. 

"Saya berharap mendapat Laptop (untuk bekerja)", 
"Saya berharap mendapat sepeda yang diinginkan Syauqi selama ini", 
"Saya tidak boleh memilih, biarkan Allah yang memilihkan". 
"Akankah Allah memanggil hamba berdosa ini ke rumah-Nya?". 

Lamunan itu terpecahkan saat saya diminta untuk menunjukan kertas pengenal. Pertanyaan apakah saya sudah haji tidak berhasil saya jawab, karena terjebak oleh rasa tidak percaya. Dalam hati ini berkata, "Tuhan benar-benar memanggil pendosa ini ke rumah-Nya". Lalu mata ini pun berkaca-kaca. Saya tidak berani untuk bahagia, saya merasa malu akan menjadi tamu-Nya.

Saya takjub kepada-Nya karena Dia telah mengatakan pada bulan-bulan sebelumnya melalui lisan hamba-Nya bahwa Dia akan mengundang dua tahun kemudian dan Dia memenuhinya. Dia pun mengabarkan kebahagiaan yang besar itu, dan semoga itu adalah ampunan dan ridha-Nya. 

Sahabatku berkata, "Mungkin karunia ini karena engkau berniat kembali kepada-Nya. Padahal dulu yang terbayang akulah yang menjadi tamu-Nya dan akan berdo'a untuk engkau". 

Aku berkata kepadanya, "Mungkin karena engkau mengatakan tidak siap untuk kembali kepada-Nya sekarang sehingga akulah yang dipanggil-Nya" 

Saat saya mencoba memilih seseorang untuk menjadi teman menuju rumah-Nya, ternyata Dia tidak mengabulkannya. Seakan Dia berkata, "Datanglah sendiri, jika memang engkau bersungguh-sungguh untuk kembali"

Rabu, 16 Maret 2016

Manajemen Waktu Penelitian Mahasiswa

Hari ini 16 Maret 2016, yang dikerjakan di kantor Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut selama kurang lebih dua jam setengah adalah poster Pedoman Penelitian Mahasiswa. Rencananya akan dicetak sebagai poster ukuran A3 dan ditempel untuk dibaca baik oleh mahasiswa dan juga dosen pembimbing penelitian mahasiswa. Manajemen waktu ini merupakan milestone yang harus diperhatikan oleh Koordinator dan dirujuknya saat memeriksa catatan mingguan penelitian mahasiswa untuk memberi notifikasi kepada Dosen Pembimbing Penelitian Mahasiswa sekiranya tidak memenihi milestone tsb.

Waktu yang digunakan sesuai dengan jumlah SKS matakuliah Tugas Akhir, yakni 6 SKS. Satu SKS untuk bentuk pembelajaran penelitian adalah 160 menit. Jumlah pertemuan minimal dengan stakeholders di kampus dalam per minggu per semester adalah 16 kali, sehingga jumlah total beban belajar mahasiswa yang melakukan penelitian per minggu adalah 6 x 160 menit, dan satu semester 16 pertemuan x 6 SKS per pertemuan x 160 menit per SKS atau sekitar 256 jam. Selama 128 jam mahasiswa harus berhasil membuat rencana penelitian di bawah bimbingan Dosen, yang kemudian berujung pada Seminar Proposal Penelitian pada saat berbarengan dengan Ujian Tengah Semester. Dan selama minimal 128 jam mahasiswa harus berhasil melaksanakan, mendokumentasikan, dan mempublikasikan hasil penelitiannya, yang berujung pada Sidang Penelitian Mahasiswa. Apabila tidak selesai, mahasiswa bisa memperpanjang masa pelaksanaan rencana penelitiannya selama satu semester berikutnya, dan seterusnya dan seterusnya hingga yang bersangkutan mencapai semester 14. Apabila lebih dari 14, yang bersangkutan diberhentikan / drop out.

Dosen akan diberikan notifikasi sekiranya diketahui oleh Koordinator Penelitian Mahasiswa berdasarkan progress report ada mahasiswa yang luaran belajarnya tidak memenuhi milestone. Dalam kaitannya dengan Quota bimbingan, setiap Dosen yang memenuhi syarat membimbing diberi default quota sebanyak 8 - 10 mahasiwa setiap semester, sesuai peraturan menteri pada pasal tentang batas normatif meluluskan per semester. Mahasiswa yang belum lulus dan tidak keluar dari kampus dihitung dalam quota tersebut. Mahasiswa yang mengganti topik di jam ke berapapun dari mirestone yang harus dilalui, artinya dia memulai penelitiannya dari awal. Mahasiswa dapat mengganti Dosen Pembimbing hanya jika proses bimbingan telah berjalan dan Dosen Pembimbing menyatakan sudah tidak lagi berkomitmen membimbing yang bersangkutan.  


Minggu, 06 Maret 2016

Silaturahim dengan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono


Pada hari minggu, tanggal 6 Maret 2016, bertempat di rumah makan Asep Stoberi Limbangan - Garut saya menghadiri undangan kak Makmul untuk bersilaturahim dengan Presiden Indonesia sebelum pak Jokowi, yakni Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Satu hari sebelumnya pada malam hari kak Makmul menyampaikan undangannya dengan maksud agar saya dapat menyampaikan masukan kepada beliau terkait peran penting komunitas / relawan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam pendampingan masyarakat hingga ke perdesaan dalam pemanfaatan TIK. Untuk keperluan tersebut saya menyiapkan beberapa lembar yang berisi konsep dan capaian kegiatan pemberdayaan desa yang dilakukan di Garut. Pengerjaaannya hingga pukul setengah dua pagi. 


Sesuai dengan undangan, saya tiba ke lokasi pukul 08.00, namun ternyata rombongannya akan tiba agak siang. Dalam masa menunggu tersebut, kak Makmul memperkenalkan saya kepada ibu Siti, legislator dari fraksi partai tertentu di DPR. Saya kemudian menjelaskan rencana kegiatan relawan untuk pendampingan masyarakat dalam pemanfaatan TIK yang akan dilakukan oleh Saka (Satuan Karya) Pramuka Telematika Garut. Beliau mengapresiasi rencana tersebut. Beberapa minggu sebelumnya dalam kesempatan melaksankaan uji kompetensi di SMK IT Nurul Amien, kak Makmul menjanjikan pertemuan dengan beliau untuk kepentingan kegiatan Saka Telematika Garut. 

Saya juga bertemu dengan bapak-bapak pendidik di wilayah Utara Garut. Ternyata beberapa di antaranya adalah pengurus HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) seperti saya. Pak Bambang yang merupakan pimpinan sekolah di Yayasan Pondok Pesantren al-Ghaniyyah kecamatan Selaawi menjelaskan usahanya merintis HIPMI Pesantren. Saya kemudian menawarkan kepada beliau untuk memanfaatkan luaran program Ipteks bagi Masyarakat tahun 2014 yakni situs web ict4pesantren yang salah satu fiturnya adalah etalase bisnis Pondok Pesantren. Pondok Pesantren anggota HIPMI Pesantren dapat memanfaatkan fitur tersebut untuk mengembangkan bisnis antar Pondok Pesantren.  

Selain itu saya pun bertemu dengan pak Temy yang juga pejabat di lingkungan Yayasan tersebut. Menariknya, beliau memiliki Saung Net di mana kebutuhan informasi atau pengetahuan para petani disediakan melalui sambungan internet Smartfren di tengah lahan pertanian. Bagi saya ini temuan luar biasa, karena pada akhirnya saya bertemu dengan Komunitas Petani yang menggunakan TIK untuk keperluan pertanian. Saya sampaikan kepada beliau ketertarikan untuk mengunjungi dan membantu teknologi Saung Net. Saya sampaikan komitmen untuk mendampingi Komunitas ini hingga diusulkan mewakili Garut ke Komunitas TIK Award Jawa Barat. 

Sementara bapak Kyai menjelaskan kepada saya fasilitas yang dimiliki Yayasan, termasuk di antaranya Rumah Susun Sewa. Saya kemudian mencoba menghubungkan fasilitas dan kegiatan Komunitas di Utara tersebut dengan forum Quadruple Helix tahunan dan Koordinasi Komunitas TIK wilayah Utara. Saya mengajukan agar Yayasan yang berlokasi di desa Cigawir kecamatan Selaawi tersebut dapat menjadi Pusat Komunitas TIK wilayah Utara Garut, di mana bapak-bapak tersebut menjadi pengurus Koordinasinya. Usulan saya tersebut disambut baik. Pak Bambang rencananya akan mengundang saya dalam kesempatan kegiatan mendatang di Yayasan tersebut, yang tentu saja dengan senang hati akan saya penuhi untuk melihat potensi pengembagan Komunitas / Relawan TIK atau partisipasi masyarakat dalam bidang TIK di wilayah utara Garut. 

Saya juga bertemu dengan kang Uce yang merupakan jurnalis TV9 di lokasi. Beliau adalah salah satu personal yang merintis e-Kecamatan di Selaawi, yang pertama di Garut. Beberapa hari sebelumnya saya membaca berita tentang e-Kecamatan yang diluncurkan oleh Bupati Garut ini dan menyempatkan diri untuk mencarinya di internet walau tidak ditemukan. Di lokasi ternyata saya dapat bertemu dengan penggeraknya. Beliau menjelaskan bahwa e-Kecamatan merupakan bukanlah situs web, tetapi aplikasi yang menghubungkan layanan desa dengan layanan kecamatan. Oleh karenanya wajar saya tidak berhasil menemukan keberadaan aplikasinya di internet. Beliau menjelaskan bahwa pemerintah di Lampung tertarik untuk mempelajari aplikasi ini. Saya sampaikan kepada beliau keinginan untuk menjadikan kecamatan Selaawi sebagai sampel daerah layanan relawan TIK di wilayah utara Garut. Ini akan melengkapi layanan relawan TIK di wilayah selatan Garut yang telah mulai dijalankan sejak tahun 2015. 

Tibalah saat pertemuan dengan pak Susilo Bambang Yudhoyono. Di rumah makan itu, kami berempat adalah orang yang pertama kali disalami beliau sesaat setelah beliau mengucapkan salam kepada semua orang yang ada. Saya melihat dalam rombongan tersebut ada ibu Ani Yudhoyono dan anaknya pak Ibas. Saya juga sempat menyapa mas Roy Suryo yang merupakan salah satu menteri dalam kabinet sebelumnya. Saat melihat ada kang Dede Yusuf, saya teringat Saka Telematika Garut yang saya pimpin. Saka ini merupakan rintisan Relawan TIK Indonesia wilayah Jawa Barat dengan Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Barat dan didorong oleh kang Dede. Saya hanya sempat memperkenalkan diri kepada beliau sebagai ketua Saka Telematika di Garut namun tidak sempat berbincang karena beliau nampak sibuk sekali. 


Lokasi pertemuan pak Susilo Bambang Yudhoyono dengan masyarakat Garut sangatlah padat. Tadinya saya mau menyampaikan masukan yang sudah dipersiapkan, namun melihat kondiri rasanya tidak memungkinkan. Bahkan saya sempat berfikir untuk pulang duluan saja setelah menitipkan lembaran usulan ke kak Makmul, namun urung dilakukan. Lalu kemudian saya berfikir untuk menyerahkan lembaran usulan tersebut ke mas Roy saja. Akhirnya saya bisa menyerahkannya dan menjelaskan isi lembaran tersebut. Beliau membawa lembaran tersebut dan berjanji akan mengkomunikasikannya kepada komisi terkait di DPR. 


Lepas kegiatan tersebut, saya melaporkan temuan-temuan dalam diskusi dan sejumlah komitmen dengan pegiat TIK di wilayah utara Garut kepada pak Dik Dik Hendrajaya, kepala Dinas Komunikasi dan Informatika kabupaten Garut. Beliau mengapresiasi dan ingin membicarakan banyak hal dengan saya di kampus. Komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Garut terkait Komunitas / Relawan TIK di Garut ini telah terbentuk sejak tahun 2014 sebelum Dinas ini ada. Saat itu Komunitas / Relawan TIK Garut didampingi oleh bidang Informatika Sekretaris Daerah kabupaten Garut yang dipimpin oleh pak Basuki Eko. Hingga kini Komunitas / Relawan TIK telah beberapa kali menyelenggarakan kegiatan bersama Dinas Komunitas dan Informatika kabupaten Garut.