Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Minggu, 22 November 2009

Kesuksesan Sistem Informasi yang Efisien dan Efektif

Informasi berkenaan dengan proses memberi tahu (Machlup, 1980) atau menyampaikan data yang berarti dan berguna kepada pengguna tertentu (O’Brien dan Marakas, 2008), yang merupakan komponen hasil dari proses (Loose, 1997). Secara bertahap informasi mulai diakui sebagai kunci sumber daya ekonomi dan merupakan salah satu aset penting perusahaan (Moody dan Walsh, 1999; Peter Drucker 1992). Sekarang ini orang atau bisnis yang berhasil adalah yang menguasai atau mengendalikan informasi. (Fenner, 2002).

Ketersediaan dan nilai informasi bagi organisasi sekarang ini ditunjang oleh keberadaan atau penerapan Information and Communication Technology (ICT) dalam organisasi. ICT adalah konvergensi komunikasi dan komputasi yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan sistem informasi (Shapira dkk., 2004), yang mencakup perangkat untuk melakukan komputasi, jaringan, transmisi, dan menampilkan informasi digital. ICT membantu mengkonversi pengetahuan ke dalam data dengan berbagai cara penyimpanan, pengambilan dan transmisi. Juga membantu dalam menginterprestasi dan menganalisis data yang tersedia (Low, 2000).

Pada jaman informasi, banyak ditemukan organisasi yang menghargakan informasi dengan sangat tinggi dan beinvestasi untuk Teknologi Informasi (TI) dalam rangka mencapai berbagai keuntungan, antara lain seperti yang disebutkan oleh Melville, Kraemer, dan Gurbaxani (2004) setelah keduanya menelaah lebih dari 200 artikel tentang nilai bisnis TI, yakni: fleksibilitas, peningkatan kualitas, pengurangan biaya, dan peningkatan produktivitas. Weil dan Ross (2004) menemukan fakta bahwa pengeluaran TI mencapai 50% dari total biaya belanja organisasi. Investasi TI sebesar itu tidak menjadi masalah bagi perusahaan mengingat dampaknya yang signifikan terhadap keuntungan finansial. Hubbard menemukan komputerisasi meningkatkan komunikasi dan keputusan alokasi sumber daya, serta meningkatkan 3 persen penggunaan kemampuan industri yang membawa kepada keuntungan milyaran dolar setiap tahunnya (Hubbard, 2001).

Berdasarkan studi kasus dalam berbagai konteks industri, Markus and Robey (1988), Roach (1989) dan Weill (1990) melihat hubungan positif yang kecil antara investasi TI dengan keseluruhan performa keuangan perusahaan. Bahkan dalam beberapa kasus, investasi TI memberikan pengaruh negatif bagi performa perusahaan (Moody dan Walsh, 1999). Namun beberapa tahun kemudian, setelah meninjau lebih dari 50 studi empiris tentang hubungan antara investasi TI dan produktivitas, Dedrick, Gurbaxani, dan Kraemer (2003) menemukan bahwa penelitian baru-baru ini menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara investasi TI dan produktivitas tenaga kerja di tingkat perusahaan. Oliner dan Sichel memperkirakan rentang produktivitas pekerja berkembang dari 2 persen hingga ke 2 ¾ persen pertahun hasil dari investasi ICT yang berkelanjutan (Oliner dan Sichel, 2000). Biro Sensus Pusat Studi Ekonomi menunjukan sekitar 50 % dari manufaktur Amerika Serikat yang memiliki jaringan komputer memiliki produktivitas yang tinggi dibandingkan manufaktur yang tidak memiliki jaringan (Economics dan Statistics Administration, 2003).

Investasi TI bisa menguntungkan dan juga merugikan organisasi. Untuk mendapatkan nilai dari TI, butuh lebih dari sekedar investasi (Weill dan Ross, 2004), diperlukan kecerdasan TI. Weill & Aral (2006) menemukan bahwa hasil keuangan secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan TI perusahaan. Perusahaan dengan kecerdasan TI yang tinggi memperoleh laba bersih yang lebih tinggi di tahun-tahun berikutnya untuk investasi, sedangkan perusahaan dengan kecerdasan TI yang rendah memperoleh laba bersih yang lebih rendah. Salah satu bentuk kecerdasan TI adalah tata kelola TI sebagaimana ditunjukan oleh Weill & Ross (2004), bahwa tata kelola TI yang efektif berpengaruh bagi kinerja keuangan, sehingga perusahaan yang mengejar strategi bisnis tertentu dengan tata kelola TI yang baik ROA-nya 20% lebih tinggi daripada perusahaan lain mengejar strategi yang sama namun dengan tata kelola TI yang rendah. Dan tata kelola harus membawa organisasi kepada kesuksesan SI yang dapat diukur dengan (O’Brian dan Marakas, 2008) : (1) Efisiensi dalam minimalisasi biaya, waktu, dan penggunaan sumber daya informasi, (2) Keefektifan TI dalam mendukung strategi bisnis organisasi, sebagai enabler bagi proses bisnis, meningkatkan struktur dan budaya organisasi, dan meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan.

Dengan pengeluaran TI yang besar, organisasi harus memiliki kecerdasan TI agar dapat mencapai kesuksesan SI. Perhatian organisasi tidak hanya pada efisiensi dan efektivitas kerja setelah penerapan TI, tetapi juga efisiensi dan efektifitas dalam proses pengembangan TI. Menurut Peter Drucker dalam Menuju SDM Berdaya (Kisdarto, 2002), efektifitas adalah melakukan hal yang benar sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, dan melakukan hal yang benar lebih penting daripada melakukan hal secara benar. Efektifitas berarti sejauhmana kita mencapai sasaran dan efisiensi berarti bagaimana kita mencampur sumber daya secara cermat. Minimalisasi biaya, waktu, dan penggunaan sumber daya informasi sebagai cara efisiensi sekalipun penting tetapi tidak boleh merintangi tercapainya tujuan TI sebagai pedukung strategi bisnis organisasi dan enabler bagi proses bisnis, juga sebagai cara meningkatkan struktur dan budaya organisasi dan meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan. Dengan demikian, dalam pengembangan TI sasaran pengembangan wajib dicapai, namun untuk memaksimalkan keuntungan sebaiknya dilaksanakan secara efisien.


REFERENSI


  • Fenner, A. (2002). Placing Value of Information. Library Philosofy and Practice Vol. 4, No. 2. ISSN 1522-0222
  • Moody, D. & Walsh, P. (1999). Measuring the Value of Information: an Asset Valuation Approach. European Conference of Information System (ECIS ‘99).
  • Dedrick, J., Gurbaxani, V., & Kraemer, K. L.(2003). Information technology and economic performance: A critical review of the empirical evidence. ACM Computing Surveys, 35(1), 1-28.
  • Drucker, P. (1992). The Economy’s Power Shift. Wall Street Journal, September 24.
  • Economics and Statistics Administration (2003). Digital Economy 2003. U.S. Department of Commerce.
  • Galster, M., Eberlein, A., Moussavi, M. (2006). From Enterprise Architecture to Software Architecture using Requirement Engineering. University of Calgary. Canada.
  • Hubbard, T. (2001). Information, Decisions, and Productivity: On-Board Computers and Capacity Utilization in Trucking. NBER working papers, w8525.
  • ITGI. (2009). Board Briefing on IT Governance. 2nd Edition. IT Governance Institute.
  • Kisdarto, A. (2002). Menuju SDM Berdaya – Dengan Kepemimpinan Efektif dan Manajemen Efisien. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
  • Loose, R.M. (1997). A Dicipline Independent Definition of Information. Journal of the American Society for Information Science 48 (3), halaman. 254-269.
  • Low, L. (2000). Economics of Information Technology and the Media. Singapore. University Press.
  • Machlup, F. (1980). The Production and Distribution of Knowledge in the United States (Princeton, 1962, 1972, 1980)
  • Melville, N., Kraemer, K., & Gurbaxani, V. (2004). Review: Information technology and organizational performance: An integrative model of IT business vslur. MIS Quarterly, 28(2), 283-322.
  • O’Brian, J. A., Marakas, G. M. (2008). Management Information System. 8th Edition. Mc-Graw-Hill Companies, Inc. New York..
  • Oliner, S., and Sichel D. (2000). “The Resurgence of Growth in the Late 1990s: Is Information Technology the Story?” . Washington, D.C.: Federal Reserve Board.
  • Pressman, R. S. (2007). Software Engineering: A Practitioner’s Approach 5th Edition. The Mc Graww-Hill Companies, Inc.
  • Shapira, P., Youtie, J., Wang, J., Hegde, D., Cheney D., Franco, Q., Mohapatra, S. (2004). Assesing the Value of Information and its Impact on Productivity in Small and Midsize Manufactures. Georgia Institute of Technology dan SRI International.
  • Sichel, D. (1997). The Computer Revolution: an Economic Perspective. Washington, D.C.: Brookings Institution Press.
  • Webster's New World College Dictionary. (2005) Wiley Publishing, Inc., Cleveland, Ohio.
  • Weill, P., & Aral, S. (2006). Generating premium returns on your IT investments. MIT Sloan Management Review, 47(2), 39-48.
  • Weill, P. & Ross, J. W. (2004). IT governance: How top performers manage IT decision rights for superior results (Hardcover). Harvard Business School Press Books.

Minggu, 30 Agustus 2009

SMS Centre masih pentingkah?


Menurut Internet World Statistic (Herusastro, 2008), penetrasi internet di Indonesia tahun 2008 mencapai 10.5% dengan jumlah pengguna sekitar 25 juta jiwa, yang apabila dibandingkan dengan total populasi di Indonesia saat itu, 10.5 dari 100 penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Angka pengguna internet tersebut sama dengan data statistik pengguna internet tahun 2007 yang dipublikasikan oleh Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada situsnya.

Sementara itu menurut Wireless Intelligent (Suryadhi, 2008) jumlah pelanggan seluler di Indonesia pada Kuartal II tahun 2008 mencapai jumlah 116,144,392 pelanggan. Adapun tingkat penetrasi seluler di Indonesia menurut The Mobile World diperkirakan hingga akhir 2008 mencapai 55%.

Dengan memperhatikan tingkat penetrasi seluler yang jauh lebih besar jika dibandingkan penetrasi internet, maka kemungkinan jumlah penerima informasi melalui layanan pesan singkat / Short Message Service (SMS) akan jauh lebih banyak dibandingkan melalui email atau halaman web. Bahkan apabila pada tahun 2008, 25 juta jiwa pengguna internet menurut data Internet World Statistic (Herusastro, 2008) mengakses internet menggunakan perangkat seluler, maka pengguna perangkat seluler yang tidak mengakses internet melalui perangkat seluler jika diselisihkan dengan data Wireless Intelligent (Suryadhi, 2008) adalah sebanyak 91,144,392 pengguna atau sekitar 78.5%.

Apabila diketahui informasi diperoleh pengguna informasi dengan sekali mengirim SMS atau membuka halaman web kurang dari 1 menit, tarif termurah tahun 2009 untuk SMS adalah Telkomsel AS yakni Rp. 6,5 / sms dan untuk mobile internet adalah Indosat (Mentari dan IM3) yakni Rp. 100 / menit, maka biaya akses informasi melalui internet pada perangkat seluler yang harus dikeluarkan pengguna masih jauh lebih mahal jika dibandingkan SMS. Jika penyedia informasi menyediakan layanan informasi melalui SMS, maka 78% pengguna perangkat seluler di Indonesia akan merasa puas karena biaya akses informasi yang harus dikeluarkannya murah. Sementara hanya sekian persen dari 21.5% pengguna internet yang selalu online saja yang akan merasa tidak puas karena harus mengeluarkan biaya selain internet sebesar Rp. 6,5.

Bagi penyedia informasi yang memiliki banyak layanan melalui web, penambahan layanan informasi melalui SMS mungkin akan menjadi beban. Namun apabila besarnya persentase kepuasan pelanggan merupakan Critical Success Factor (CSF) bagi strategi bisnisnya, maka penambahan layanan informasi melalui Pusat Layanan Pesan Singkat (PLPS) atau Call Centre tidak akan dianggap sebagai beban. Oleh sebab itu, dengan memperhatikan besarnya jumlah pengguna informasi dan persentase kepuasan mereka terhadap biaya akses informasi, banyak penyedia informasi seperti perusahaan, perguruan tinggi, dan pemerintahan tetap menjalankan PLPS sebagai alat pemenuhan informasi bagi para penggunanya hingga tahun 2009 ini.

Selasa, 28 April 2009

Mukadimah Cinta-Cinta Dalam Perbuatan-Nya

Cinta itu menuntut penyatuan. Apabila penyatuan tidak tercapai, maka penderitaan akan merasuki jiwa. Namun cinta kepada Allah bisa meredakan semuanya.
 
Jatuh cinta itu tidak salah selama Allah membolehkannya. Yang salah itu apabila bentuk pelimpahan cintanya tidak benar di sisi Allah.
 
Mengetahui apakah ada cinta dalam hati adalah urusan selanjutnya setelah mengetahui benar atau salahnya bentuk pelimpahan cinta yang diberikan kepada yang dicinta.
 
Cinta itu dapat terpendam dan juga dapat terekpresikan. Yang menghimpun kedua orang yang saling mencintai adalah Allah, dalam diamnya ataupun dalam terekpresikannya cinta.
 
Sempitnya pendefinisian bentuk-bentuk luapan perasaan suka telah menyebabkan hilangnya kesempatan untuk melahirkan dan merasakan rupa-rupa amal cinta yang indah, suci, dan mengesankan.
 
Cinta adalah beban, terlebih apabila hati telah diselubungi oleh nafas-nafas kerinduan. Yang membuat jiwa terbebas dari beban tersebut adalah kemabukan, yang disebabkan karena meneguk anggur setan yang meniadakan sementara atau anggur Tuhan yang meredakan selamanya. Anggur Tuhan mengalir dari kesyahduan hati yang terliputi oleh dzikrir dan tersenth oleh sinaran kasih-Nya.
 
Hasrat dan harapn telah menggetarkan dzarah hati begitu cepatnya sehingga jiwa resah dan kehilangan kendali atas diri. Dzikir yang membukakan penyaksian kepada jaminan dan pilihan-Nya, atau kemahakuasaan-Nya atas segala yang dihasrati dan diharapkan akan menentramkanhati, sehingga dzarah itu berhenti sama sekali.

Dua Hal

Dua hal yang dibutuhkan secar fitrah oleh manusia dan dicari oleh jiwanya di manapun ia berada dan kapanpun, yakni keberuntungan dan kebahagiaan.

Dua alasan yang menyebabkan agama ini menyeru ummatnya agar memiliki ilmu yang luas dan keimanan yang mendalam, yakni agar hatinya tidak terikat oleh dunia atau dunia tidak masuk ke dalam hatinya, dan agar urusan dunianya merupakan urusan akhiratnya atau ia memiliki kelapangan untuk selalu berinteraksi dengan Allah, di manapun dan kapanpun.

Sesungguhnya sumber penderitaan manusia itu ikatan mahluk-Nya di dalam hati. Dan sumber ketidaberuntungan manusia itu adalah terlalakannya urusan akhirat. Sumber kebahagiaan manusia itu dalam kedekatannya dengan Allah. Dan sumber keberuntungan manusia itu dalam lipahan cinta-Nya.
Ya Allah rahasiakanlah. Ya Allah wujudkanlah. Rahasiakanlah perhubunganku dengan-Mu sebagaimana Engkau rahasiakan aibku. Wujudkanlah semua amaliah baik yang disukai mahluk-mahluk-Mu, yang bisa membuat tabirmu tersingkap dari mata hatiku.

Sabtu, 25 April 2009

Tenggelam Dalam Cinta-Nya [2] - Lurus

Menghadaplah lurus kepada-Nya. Batasi kesempatan matamu untuk melihat ke lain arah. Karena pandangan dan jalan yang benar adalah jalan-Nya. Karena penyaksian yang indah adalah penyaksian dalam mengingat-Nya dan penyaksian kepada sentuhan kasih-Nya, yang kamu tidak dapat sampai kepada puncaknya kecuali dengan menapaki jalan-Nya yang lurus.

Wahai jiwa, jika engkau telah menyadari bahwa kehidupan dalam cinta Allah adalah kehidupan yang menjanjikan dan kehidupan yang sesuai dengan fitrahmu sebagai hamba Allah, maka engkau membutuhkan jalan dan kekuatan untuk mencapainya. Sesungguhnya Allah telah lama membentangkan jalan itu dengan kedua belah tangan Rasulullah SAW. Dan Allah telah membangkitkan kekuatan pada jiwa hamba-hamba-Nya tatkala mereka menjejaki kakinya pada pengetahuan yang telah diajarkan-Nya, dan tatkala mengamalkan segala amal yang telah ditunjukan-Nya melalui Rasul-Nya yang mulia. Maka jejakanlah kakimu padanya dan gunakan semangat yang meliputi ruhmu padanya untuk mewujudkan sega amal yang dicitai-Nya. Dengan demikian maka semoga mudahlah jalan kembalimu kepada-Nya.

Jangan engkau mencoba jalan yang samar setelah Allah berikan kepadamu jalan yang terang benderang. Allah telah menerangkan segala jalan yang dibutuhkan hamba-hamba-Nya dan meluruskan segala hal yang telah dibengkokan hamba-hamba-Nya. Jadi, jangan pernah mengambil kecuali jalan-Nya saja.

Cukupkan dirimu dengan apa yang dijelaskan Allah dan Rasul-Nya SAW. Maka semoga kamu benar-benar maujud menjadi hamba Allah yang dikehendaki-Nya. Jangan kau campuri ia dengan segala yang tidak jelas (syubhat) atau bahkan yang haram, agar kewujudan Islam-mu sempurna dan tidak menipu dirimu.

Sesungguhnya jalan-Nya membawa dirimu kepada keterbukaan pintu mata hati. Setiap amal yang engkau dirikan di atas jalan-Nya akan mensucikan hatimu dan mendekatkan dirimu kepada-Nya. Jika hatimu telah bersih dan mata hatimu menjadi tajam, maka kedekatan kepada-Nya akan menjadi hantaran bagi dirimu untuk dapat melihat dengan mata hatimu, segala macam keindahan yang diperuntukan-Nya bagi hamba-hamba yang dicintai-Nya, yakni keindahan nuansa kehadiran-Nya yang dirasakan oleh hati yang bersih dan keindahan sentuhan kasih-Nya yang disaksikan oleh para pengenal-Nya yang memiliki hati yang tajam.

Sesungguhnya puncak keindahan tidak akan tercapai kecuali dirimu berada di dalam Syurga-Nya. Karena puncak keindahan itu adalah wajah-Nya. Sesungguhnya para kekasih Allah akan melihat wajah-Nya yang keindahannya tidak dapat digambarkan, sebagaimana melihat bulan purnama.

Puncak keindahan itu tidak dapat dicapai kecuali dengan menjadikan diri sebagai kekasih Allah. Dan kekasih Allah adalah mereka yang menapaki jalan-Nya. Tanda hadirnya cinta Allah pada diri mereka terleta pada amaliah mereka yang diridloi dan diterima-Nya. Dan hanya amal Islamiah sajalah yang diridloi dan diterima-Nya, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya agama (yang diridloi) di sisi Allah adalah Islam.", dan karena Allah menolak segala agama kecuali Islam.

Jumat, 03 April 2009

Tenggelam dalam cinta-Nya [1] - Ihsan

Ingatlah Allah, sehingga Dia senantiasa berada di pelupuk matamu, menggores nama-Nya di wajahmu, dan menggantikan wajahmu dengan wajah-Nya. Ingatlah Allah, sehingga engkau benar-benar mengagumi perbuatan kasih-Nya padamu. Hingga karenanya engkau mencintai-Nya, menyebut-nyebu-a dan membiarkan kemusnahan jiwa-ragamu saat Ia terbit menggantikan dirimu. Hingga engkau menghendaki wajah-Nya dan berkata, "Ya Allah, Engkau saja yang ada dan jangan aku." Hingga engkau berusaha agar semua orang mendapatkan diri-Nya dari dirimu dan berusaha agar dirimu tidak lebih besar dalam hati hamba-hamba-Nya dari pada diri-Nya.

Wahai jiwa, ingatlah bahwa semua yang hidup di muka bumi ini bergantung kepada Allah. Allah yang menghidupkannya, yang mematikannya, dan yang memegang ubun-ubunnya. Segala yang terjadi di muka bumi ini merupakan ketetapannya. Dan segala bentuk keselamatan yang dikehendaki mahluk-mahluk-Nya berada dalam genggaman-Nya.

Maka kenapa engkau tidak mengingat-Nya agar Ia mengingatmu? Padahal dalam segala kesusahan engkau membutuhkan jalan keluar, dan satu-satunya pemilik jalan keluar adalah Ia. Padahal dalam genggaman Allahlah semua jalan yang engkau butuhkan.

Bukankah yang kau kehendaki adalah kemudahan? Maka datang dan mintalah kemudahan itu kepada Allah, kemudian engkau cari di mana Allah letakan yang engkau pintan kepada-Nya. Jika kau temukan, maka berharaplah agar Ia meridloi dirimu karena mendapat apa yang Ia berikan kepadamu.

Kenapa engkau tidak mencintai-Nya agar Ia mengasihimu dan memberi engkau kedudukan baik di sisi-Nya. Apakah engkau tidak merindukan suatu kedudukan, yang mana Allah akan selalu menjagamu dari segala bentuk kehinaan, dan membantumu mencapai tempat kemuliaan dan kehidupan yang selamat?

Sesungguhnya Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-hamba yang dicintai-Nya. Allah senang apabila hamba-hamba yang dicintai-Nya selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada-Nya. Maka Allah berikan kepada mereka karunia kelapangan hati sehingga hatinya mudah mengingat-ingat diri-Nya. Allah berikan kepada mereka karunia ketaatan dalam menjalankan amaliah sunnah, sehingga mereka semakin dekat kepada-Nya. Dan Alloh berikan kepada mereka setelah hatinya bening, jalan-jalan-Nya, agar denganna hamba-hamba-Nya dapat menempuh kehidupan yang diperuntukan bagi hamba-hamba pilihan-Nya.

Sadarah wahai jiwa, bahwa dirimu diliputi kefakiran, Engkau membutuhkan kelapangan dan kebahagiaan di alam hatimu. Sementara orang-orang yang sempurna akalnya memahami bahwa itu semua hanya dapat diwujudkan dengan ahlak yang baik. Dan sadarilah kefakiranmu, sadarilah dirimu yang lemah dan terbatas untuk mewujudkan semangat yang dibutuhkan untuk mewujudkan akhlak yang baik, dan pengetahuanmu yang sedikit dan terbatas untuk dijadikan sumber kelahiran semangat atau referensi bagi segala macam amaliahmu.

Cintailah Allah, karena yang Dicinta akan merasuki si pecinta. Bila cinta-Nya telimpah pada dirimu, maka Ia akan selalu bersamamu. Ia akan melimpahi hatimu dengan petunjuk-Nya dan menghembuskan kekuatan ke dalam ruhmu untuk bisa mewujudkannya. Sehingga apabila kekuatan itu telah melahirkan gerak pada tubuh, maka Ia menjadi tanganmu di saat engkau melempar, dan Ia menjadi mulutmu di saat engkau berbicara.

Sadarilah kelemahanmu dan keterbatasan dirimu dalam memberikan manfaat kepada dirimu dan sesamamu. Sementara dalam kelemahan yang bisa membuat dirimu terjerumus ke dalam perbuatan hina, engkau dibayang-bayangi ancaman kecemburuan atau kebencian Allah.

Maka jadikanlah Allah sebagai penyempurnamu. Cintailah Allah, sehingga Allah menjadi tangan dan kakimu. Dengan keadaan tersebut maka Allah telah melindungimu dari kecemburuan dan kebencian-Nya. Allah menyempurnakan dirimu sehingga engkau bisa melakukan apa-apa yang tidak bisa kamu lakukan. Allah lah yang Maha Sempurna yang menyempurnakan, dana Maha Penolong yang dengan kesempurnaan-Nya mampu menyempurnakan hamba-hamba-Nya sehingga mereka terbebas dari segala kelemahan.

Cintailah Allah, karena yang Dicinta akan merasuki si pecinta. Akhlak Yang Dicinta akan diwariskan kepada pecinta. Akhlak-Nya yang terwujud pada diri hamba-hamba yang dicintai-Nya, akan sangat menghibur para perindu Allah. Karena mereka mengetahui bahwa Allah pemilik akhlak yang baik. Karena dengan melihat akhlak yang baik mereka menjadi ingat kepada Allah dan terhibur dengannya.

Cintai dan ingatlah Allah, karena hanya Allah yang bisa memberikan ketentraman bagi hatimu dan sesamamu. Dalam hati hamba-hamba yang selalu mengingat-Nya, semua orang akan menemukan keindahan dan limpahan sayang-Nya. Maka ingatlah Allah, agar dengannya engkau dapat selalu bersama Allah. Dan semua orang akan mendapatkan manfaat dari indahnya celupan cinta yang menempel pada jiwa dan ragamu.

Jadikanlah jiwamu sebagai jiwa yang dicintai-Nya. Karena sesungguhnya apa yang diberikan jiwa-jiwa yang dicintai-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang lain adalah bentuk sentuhan kasih-Nya kepada mahluk-mahluk-Nya. Rasakanlah sentuhan-Nya dengan merapatkan dirimu dengan hamba-hamba yang mewarisi cinta-Nya, yang mewarisi akhlak-Nya, dan yang mendekatkan dirimu kepada-Nya.

Kenalilah kemahasempurnaan Allah dan kefakiranmu, sampai pada akhirnya engkau meyakini bahwa semua hamba-Nya membutuhkan kedekatan dengan-Nya, santunan-Nya, dan sangat tersiksa dengan hijab yang menghalangi dirinya degan Allah. Lalu sadarlah bahwa apa yang Ia ciptakan berpotensi menjadi hijaban. Maka berusahalah agar selalu membawa siapa saja kepada-Nya, walau hanya dengan mewujudkan sentuhan-Nya melalui akhlak mulia-Nya yang merasuki dirimu. Dan jangan buat dirimu sebagai hijab dengan membuat dirimu dan sesamamu mengingat Allah dan menyadari keberadaan-Nya.

Hiduplah dengan mencintai-Nya yang berdasarkan pengetahuanmu akan keterbutuhan kepada cinta-Nya, hingga engkau merasa tidak dapat hidup tanpa diri-Nya dan senantiasa bergantung kepada-Nya. Hiduplah dengan terus menyadari kefakiranmu, sehingga engkau mengharapkan santunan-Nya dan berusaha menutupi wajahmu dengan wajah-Nya.

Hiduplah, dengan kesanggupan untuk mengecilkan dirimu dan membesarkan Allah, menampakan-Nya dan menyembunyikan dirimu. Sesungguhnya segala sesuatu itu membutuhkan Allah dan mmbutuhkan segala kebaikan yang terlahir dari sentuhan-Nya. Tarik dirimu yang menhijabi, dan wujudkan sentuhan-Nya dengan mewarisi cinta-Nya. Dan hiduplah daam liputan cinta-Nya, sebagai wujud cinta-Nya di muka bumi.

Anggaplah engkau kehilangan wujudmu saat cinta-Nya tidak ada pada dirimu. Karena kini engkau yang membutuhkan cinta-Nya dan yang menganggap dirimu sebagai hijab jika tanpa cinta-Nya, adalah wujud cinta-Nya. Dan karena kini engkau tidak memiliki kehidupan dan kewujudkan apabila cinta-Nya tidak maujud dalam dirimu. Wahai jiwa-jiwa yang tidak dicintai-Nya, carilah wujudmu.

Selasa, 31 Maret 2009

Framework untuk Strategic Management of Information Technology (SMIT)

Artikel ini merupakan intisari dari tesis Raquel terkait kerangka kerja SMIT yang disusun sebagai panduan dalam analisa SMIT. Penjelasan lebih jauh dari intsari ini dapat dibaca langsung dari tesis Raquel yang berjudul, a Framework for the Strategic Management of Information Technology. SMIT adalah kerangka kerja holistic dari kerangka kerja untuk manajemen strategis yang diperluas oleh kerangka kerja TI sebagai factor kompetitif.

Kerangka kerja Strategic Management of Information Technology (SMIT) yang dikembangkan oleh Raquel Flodström (2006) digunakan pada tahap analisa strategi sebelum pemilihan strategi kompetitif sebagai:
  1. Alat komunikasi di antara manajer strategis sepanjang proses analisa strategi dan pemilihan strategi. Strategi kompetitif yang efektif dikembangkan oleh manajer dengan jalan memahami factor kompetisi dan keterhubungan antara satu factor yang lainnya, serta dampak perubahan lingkungan kompetitif. Pemahaman ini dicapai melalui komunikasi di antara manajer.
  2. Alat analisa untuk mengembangkan strategi kompetitif dalam kondisi strategi TI yang selaras dengan strategi bisnis.
  3. Alat evaluasi dan diskusi dalam analisa strategis. Kerangka kerja SMIT dapat menjelaskan hubungan kompleks yang merupakan kombinasi interaksi di antara factor relevan seperti lingkungan kompetitif, strategi kompetitif, factor kompetitif dan hasil kompetitif. Dapat pula digunakan untuk memahami factor yang berbeda dari proses kompetitif.

Gambar 1. Kerangka kerja SMIT, sumber: Raquel, 2006.

3.1. Lingkungan Kompetitif

Lingkungan kompetitif adalah lingkungan dalam konteks kompetisi yang sedang terjadi yang meliputi bisnis suatu organisasi. Lingkungan kompetitif atau sering disebut dengan lingkungan atau pasar mempengaruhi pemilihan strategi oleh manajemen, terkait dengan apakah keuntungan kompetitif harus ditingkatkan atau dipertahankan. Pemilihan strategi tersebut akan mempengaruh hasil kompetitif.

Lingkungan kompetitif adalah semua kondisi eksternal yang mungkin mempengaruhi dan berpengaruh terap kompetisi bisnis suatu organisasi. Lingkungan kompetitif merupakan nilai tinggi bagi manajemen strategis sehubungan dengan perannya dalam meningkatkan keuntungan kompetitif sebagaimana disebutkan oleh Pitkethly (2003),

Competitive advantage is in fact meaningless as concept unless it is used in the contect of a given competitive environtment. An advantage has to be gained over something other than the prossessor of the advantage, in resect of some criteria relevant to a common objective and in relation to a given location and competitive environtment

Batasan wilayah meliputi lingkungan internal yang dibatasi oleh wilayah organisasi, dan lingkungan eksternal yang berada di luar organisasi. Lingkungan kompetiif diklasifikasikan sebagai berikut
  1. Lingkungan kompetitif secara umum yang berhubungan dengan semua factor umum yang mempengaruhi hal terkait dengan organisasi.
  2. Lingkungan kompetitif yang meliputi: 1) Lingkungan industry terkait dengan industry di mana organisasi berkompetisi padanya dan juga kelompok strategis yang mana organisasi merupakan bagian dari padanya; dan 2) Lingkungan unit bisnis meliputi lingkungan kompetitif dekat yang direpresentasikan oleh organisasi, untuk mendapatkan pelanggan dan nilai tambah.
Identifikasi lingkungan kompetitif umum dapat dilakukan dengan menggunakan tiga teknik:
  1. Identifikasi factor luar yang relevan dengan menggunakan model untuk menganalisa factor politik, ekonomi, social, dan teknologi (PEST)
  2. Identifikasi kecenderungan yang berhubungan dengan kebutuhan strategis untuk meramalkan bagaimana lingkungan kompetitif akan berubah.
  3. Identifikasi lingkungan global terkait dengan cara kerja global dengan memanfaatkan TI.
Lingkungan kompetitif berhubungan secara langsung dengan tiga factor, yakni strategi kompetitif, factor kompetitif, dan hasil kompetitif.
Gambar berikut ini merupakan kerangka kerja yang mengilustrasikan hubungan di antara ketiga factor
Gambar 2. Kerangka Kerja Untuk Lingkungan Kompetitif

Sebagaimana nampak pada gambar 2, hasil kompetitif didefinisikan berdasarkan kepada lingkungan kompetitif terkini dan perubahannya di masa datang. Hasil kompetitif dipengaruhi oleh strategi yang diambil, dan dapat dalam bentuk keuntungan kompetitif sementara, keuntungan kompetiif berkeanjutan, atau tidak memberikan keuntungan sama sekali. Manajemen stategis menentukan apakah keuntungan kompetitif yang merupakan hasil kompetitif dipertahankan atau ditingkatkan sesuai dengan kondisi lingkungan kompetitif. Dengan demikian maka hasil kompetitif dipengaruhi oleh manajemen strategis dan secara tidak langsung oleh lingkungan kompetitif.

Lingkungan kompetitif dapat dalam keadaan static dan juga dinamik. Dalam kondisi static, lingkungan kompetisi dalam keadaan tetap. Dalam kondisi ini, tidak ada interaksi antara lingkungan dan tindakan competitor yang membuat lingkungan stabil. Sementara dalam kondisi dinamik, lingkungan selalu berubah-ubah.

3.2. Hasil Kompetitif

Sekalipun tujuan strategi adalah untuk mencapai keuntungan, namun sangat mungkin strategi tidak berhasil mencapainya. Misalnya apabila organisasi hanya berinvestasi teknologi atau mengikuti teknologi yang digunakan oleh kompetitornya maka tidak akan memberikan keuntungan apapun, karena keuntungan hanya diperoleh hanya dengan menggunakan teknologi untuk mendukung bisnis dan menciptakan nilai lebih.

Porter (1985) mendefinisikan keuntungan kompetitif sebagai berikut, ‘Competitive advantage is the ability to earn returns on investment persistently above the average for the industry.’ Keuntungan kompetitif yang berkelanjutan terjadi dalam kondisi competitor tidak menerapkan strategi yang sama dengan strategi organisasi [Barney, 1991], atau strategi yang dikembangkan organisasi sulit ditiru.

Menurut Raquel (2006) implementasi teknologi tidak menyediakan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan karena teknologi tersedia secara umum sehingga memungkinkan memberikan keuntungan yang sama bagi organisasi dan competitor. Menurut penulis, keuntungan kompetitif dari teknologi tergantung kepada bagaimana teknologi itu digunakan, yang mungkin saja berbeda-beda penggunaannya di setiap orgaisasi, tergantung ketersediaan sumber daya manusia dan sejumlah kemampuan lainnya, seperti financial dan infrastruktur penunjang.

3.3. Manajemen Strategis

3.3.1. Manajemen Bisnis

Faulkner Et Al. (2003) mendefinisikan strategi kompetitif sebagai, ‘is about finding a strategy that is better than that of your competitors, and that thus enables you to make repeatable profits from selling your products and services.’ Strategi kompetitif didasarkan pada analisa lingkungan kompetitif dimaksudkan untuk mendapatkan strategi unik yang tidak dapat diikuti oleh competitor yang digunakan oleh organisasi untuk mendapatkan hasil kompetitif (tujuan bisnis) yang berkesinambungan. Pembangunan strategi dapat menggunakan focus kompetitif berikut ini :
  1. Forkus produksi: Economies of scale, di mana perusahaan bersaing dengan biaya rendah jika dibandingkan dengan kompetitornya, dan oleh karenanya cenderung mendominasi andil pasar. TI dipertimbangkan sebagai factor strategis dalam pendekatan ini karena dapat mengurangi biaya sekaligus mengefektifkan proses bisnis produksi. Menuru Christensen (2001, hal. 107), kompetisi berlandaskan economies of scale tidak akan memberikan keuntungan lebih besar dalam jangka waktu yang lama;
  2. Fokus pemasaran dan distrbusi: Economies of scope yang berhubungan dengan lini produk yang luas, dengan membuat berbagai jenis produk untuk menghadapi perubahan kebutuhan pasar. Efisiensi dilakukan pada pemasaran dan distribusi. Pemasaran sejumlah produk dalam satu kesempatan diharapkan dapat menjaring keuntungan dari pelanggan di bandingkan menjual hanya satu produk;
  3. Fokus sumber daya: Teori resource based view. Strategi yang memanfaatkan kekuatan internal firma untuk menjawab kesempatan lingkungan (Barney, 1991). Teori ini memfokuskan pada kombinasi unik faktor stabil internal perusahaan sebagai sumber keuntungan kompetitif. Menerapkan teori ini untuk TI dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan TI dengan organisasi dan mengkombinasikannya dengan kemampuan dalam menggunakan dan mengembangkan TI yang sulit ditiru oleh kompetitor sehingga menjadi factor kompetiif.
  4. Fokus kemampuan: Kemampuan dinamis di mana perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan cepat untuk melakukan perubahan teradap lingkungan kompetitif.
Sejumlah factor kompetitif digunakan dalam mendefinsikan strategi kompetitif. Faktor kompetitif yang juga dikenal sebagai faktor strategis, adalah faktor yang memberikan beberapa nilai strategis berupa keuntungan kompetitif bagi organisasi. Bowman (2003) mendefinisikannya sebagai berikut: Strategic assets [competitive factors] are specific to the firm, and they either help the firm win business, or they assist in the delivery of products or services at lower costs than competitive firms.
Faktor kompetitif dikategorikan menjadi: 1) Factor internal seperti integrasi, kemampuan, pengelolaan pengetahuan, dan pembelajaran organisasi sebagai sumber kompetisi; dan 2) Faktor eksternal seperti posisi pasar. Kombinasi antara focus kompetitif, lingkungan kompetitif dan factor kompetitif menentukan hasil kompetitif.
Faktor kompetitif dikategorikan sebagai berikut:
  1. Pemahaman umum, dengan tujuan untuk meneliti factor static dan dinamik yang mungkin mendukung atau mengendalikan keuntungan kompetitif.
  2. Komplementer, yakni factor luar dan dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk mendukung factor lainnya dalam rangka mencapai keuntungan kompetitif.
  3. Dampak kompetitif, meliputi dampak makro (skala luas) dan mikro (skala terbatas).
Gambar 3. Faktor Kompetitif
Berikut ini adalah kerangka Strategi Kompetitif dengan memperhatikan penyelarasan strategi TI dengan strategi bisnis:
Gambar 4. Kerangka Kerja untuk Strategi Kompetitif dan Hasil Kompetitif

3.3.2. Manajemen TI

Strategi TI adalah strategi yang mengatur TI sebagai faktor kompetitif yang dapat memberikan keuntungan kompetitif berkelanjutan. Definisi Strategi Teknologi Informsi ditemukan di dalam Cardullo (1996, p. 54)

…a formal set of enterprise technological intentions that allocates available factors and sets priorities based on clearly stated technological and enterprise objectives and a perceived environment in which the process is to be embedded.

Strategi TI juga dapat didefinisikan sebagai teknologi spesifik yang diperlukan untuk menyampaikan dan menjamin aliran informasi, seperti arsitektur TI, standar teknis, tingkat jaminan sekuritas, dan manajemen risiko.

TI adalah factor penting yang memungkinkan dicapainya keuntungan kompetitif. TI adalah faktor kompetitif sebab pembangunan TI dan Internet telah memungkinkan pengolahan data di antara pelanggan, perusahaan, dan pasar. Selain itu, TI menyelesaikan masalah terkait dengan pengiriman informasi, biaya transaksi yang rendah, ketersediaan dalam waktu yang cepat, dengan tanpa melihat jarak geografik, dengan penambahan kemungkinan untuk mencapai keuntungan kompetitif.

Sebagai factor kompetitif, TI memeiliki karateristik sebagai berikut:
  1. Karakter statis, dimana hanya terjadi perubahan kecil pada TI atau relative stabil.
  2. Karakter dinamis, TI yang cenderung selalu berubah dan mempengaruhi kompetisi. Dengan sifat perubahannya tersebut, sulit bagi manajemen untuk memformulasikan strategi jangka panjang, dan untuk meramalkan dampak pembangunan TI yang baru pada lingkungan kompetitif yang secara pasti akan mempengaruhi daya saing organisasi.
Karena TI tidak sendirian dalam mencapai keuntungan kompetitif, factor lain di luar TI ikut andil dalam pencapaian tersebut. Faktor lain ini disebut factor komplementer yang bersumber dari dalam organisasi (internalitas) seperti pelatihan penggunaan teknologi, serta berbagi keahlian, pengetahuan dan informasi. Faktor lainnya berada di luar pengaruh manajemen (eksternalitas) seperti kejadian yang berdampak global, infrastruktur jaringan luar, dan perubahan lingkungan kompetitif.
Sebagaimana dengan fakor kompetitif bisnis, maka factor yang diperhatikan adalah dampak kompetitif dari penggunaan TI dalam skala mikro atau makro. Dalam skala mikro misalnya pengaruh pengiriman informasi melalui infrastruktur TI di dalam organisasi, dan dalam skala makro misalnya pengaruh pengiriman informasi melalui infrastruktur TI ke luar organisasi (dunia).

Gambar 5. TI sebagai Faktor Kompetitif
Lebih lengkap lihat: Raquel Flodström. 2006. A Framework for the Strategic Management of Information Technology. Department of Computer and Information Science Linköpings universitet, Linköping, Sweden

Ia yang tersembunyi dari pandangan

Ia Yang Tersembunyi Dari Pandangan

Dunia ini dipenuhi-Nya dengan segala rupa rasa yang begitu membawa perasaan kita, sementara ia menyembunyikan diri-Nya di balik itu semua. Padahal Ialah yang membolak-balikan itu semua, namun kebanyakan dari kita tertipu serta terlalaikan dari pada-Nya.

Ujian Yang Menentukan

Semua sentuhan dan hidangan-Nya adalah ujian yang menentukan kedudukanmu di sisi Allah. Allah akan menilai segala bentuk sambutanmu terhadap sentuhan-Nya dan menilai segala caramu dalam menikmati hidangan-Nya. Hasil penilaian-Nya, menentukan masa depan hidupmu di dunia dan di akhirat.

Beban Hijaban

Keterhijaban dirimu dari melihat-Nya adalah beban yang akan mempersulit masalah yang engkau hadapi. Sementara berlarinya engkau kepada-Nya dalam segala masalah dan keterbukaan mata hatimu kepada-Nya akan menghantarkan engkau kepada belaian kasih dan pertolongan-Nya.

Kunci Penyelesaian Masalah
Sesungguhnya di sisi Allohlah kunci penyelesaian bagi semua persoalan. Dan kunci-kunci itu telah Ia bentangkan secara lisan melalui para utusan-Nya dan secara tersirat melalui seluruh ciptaan-Nya. Kemudahan untuk mendapatkannya bisa engkau peroleh dari sisi-Nya, dengan mengingat-Nya dengan penuh harap mendapat pertolongan-Nya dan berfikir untuk melihat dan memikirkan jalan-jalan yang telah dibentangkan-Nya.

Apabila Tirai Itu Terbuka

Apabila kepentinganmu kepada-Nya telah memuncak dan engkau telah menyadari bahwa segala sesuatu itu adalah perbuatan-Nya, maka bersegeralah engkau membuka tirai yang menutupi padanganmu dari-Nya. Apabila tirai itu terbuka, maka seketika itu engkau akan melihat bahwa Ialah yang selalu menyentuhmu dan bukan selain-Nya. Segala macam rasa yang engkau dapatkan dari air kehidupan yang engkau teguk adalah dari-Nya. Ialah yang menghidangkannya, memberi, dan menariknya lagi.

Karunia Melihat Kepada-Nya

Marilah kita mencoba untuk membuka tirai itu agar tersaksikan Ia yang selama ini selalu menggoda dan menguji kita. Kalaupun saat ini belum diberi-Nya karunia untuk selalu membuka mata kepada-Nya, mudah-mudahan Ia memberi karunia melihat kepada-Nya walau hanya sebentar. Karena penglihatan itu akan dapat membangkitkan keimanan dan rasa keterbutuhan kepada-Nya.

Hidangan Tuhan

Apapun yang menghalangi dirimu untuk mendekati-Nya adalah merupakan hidangan-Nya yang harus dicicipi dengan baik. Apapun yang dirasakan, yang membuat dirimu mudah untuk mencapai kedekatan kepada-Nya, maka itu adalah hidangan yang harus disyukuri. Hidangan-Nya penuh dengan keajaiban dan kejutan, yang membuat kita terus berfikir tentang Tuhan, cinta, dan hidup kita.

Menselaraskan Diri Dengan-Nya

Terkadang engkau bertanya kepada dirimu sendiri, kenapa ada ketidakcocokan antara kehendakmu dengan kehendak-Nya. Maka dengarkanlah bahwa dirimu itu buta terhadap dirimu apalagi terhadap diri-Nya. Dan dirimu membutuhkan-Nya. Kau jauh dan Ia hendak mendekatkanmu kepada-Nya. Ia suka apabila cintamu tulus kepada-Nya, agar cinta-Nya tulus kepada dirimu. Maka Ia buat engkau berhadapan dengan kehendak-Nya yang tidak sama dengan kehendakmu. Padanya engkau diuji untuk mencocokan diri dengan-Nya, sehingga kau mendapatkan keselarasan dengan-Nya. Apabila keselarasan itu teraih, maka cinta-Nya akan melimpahi hatimu dan keunggulan derajat kemahlukan yang telah Ia karuniakan kepada dirimu akan tersaksikan.

Terhalangnya Hidangan Kebahagiaan Khusus-Nya

Takan ada kebahagiaan yang diberikan-Nya secara khusus kepada dirimu jika engkau belum mewarisi cinta-Nya, apabila seluruh hatimu kau isi dengan selain-Nya, dan apabila seluruh waktumu kau isi dengan perkara yang tersia-sia yang menjauhkan engkau dari-Nya.

Dzikir Membawa Karunia

Apabila dalam hatimu telah mengalir arus mengingat kepada-Nya dan engkau merasa tenang dengannya, maka engkau akan berhadapan dengan hidangan-hidangan-Nya yang indah. Dan itu akan sangat menenangkan dan membahagiakanmu. Karena engkau akan dilimpahi rahmat dan ampunan-Nya, dan engkau akan mendapatkan kenaikan derajat di sisi-Nya dengan segala karunia pengetahuan serta keimanan yang Ia karuniakan. Semua itu pasti akan terwujud pada hati yang bening, yang selalu dibersihkan dengan mengingat kepada-Nya, dan pada hati yang bercahaya, yang selalu diterangi dengan kehadiran-Nya, oleh sebab luapan ingatan kepada-Nya yang memenuhi hati.

Jauhnya Kelapangan dan Kemudahan
Takan ada kelapangan bagi mereka yang tertutup dari-Nya, bagi mereka yang selalu melihat kepada dirinya dan kepada selain-Nya, bagi mereka yang lupa bahwa Ialah yang memberi semua orang kekuatan untuk berdiri dan bergerak. Tak akan pernah datang kemudahan bagi mereka yang lupa kepada-Nya dan tidak berusaha lari menuju-Nya.

Bermesraan Dengan-Nya
Kenapa selalu kesedihan itu berakhir dengan keterjauhan dari-Nya dan bukan kemesraan dengan-Nya. Padahal Tuhan sangat senang dengan kemesraan kita saat kita dibebani-Nya berbagai masalah yang sangat berat. Padahal Tuhan sangat suka apabila air mata ini mengalir di hadapan-Nya. Padahal Tuhan suka apabila kita benar-benar seperti mayat yang terbujur dan mengharapkan penggerakan-Nya ke arah manapun yang dikehendaki-Nya saat kita lemah menghadapi ujian-Nya. Padahal Tuhan benar-benar cinta kepada mereka yang menerima takdir-Nya dan berusaha menjalani jalan-jalan terbaik yang ditunjukan-Nya.

Tuhan Adalah Teman Sejati
Tuhan akan teramat senang apabila kita menjadikan-Nya sebagai pendamping kita. Tuhan akan senang apabila kita selalu memandang-Nya dan memuja-Nya. Tuhan akan benar-benar memberikan kita jalan kemudahan dan memasukan isyarat-Nya ke dalam hati kita. Dan bagi mereka yang hidup bersama Alloh, maka tiada ketakutan pada diri mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.

Menutupi Kepahitan Mewujudkan Kemanisan

Apabila hidangan-Nya begitu pahit, maka kenapa tidak engkau hadapkan wajahmu kepada-Nya dan kau berikan pada-Nya senyuman sebagai tanda kebahagiaan atas segala kebaikan yang dapat engkau peroleh dari hidangan itu, sekalipun engkau belum mendapatkannya. Tidak perlu engkau menunjukan rasa sakitmu, karena sesungguhnya Ia telah mengetahuinya. Tujukan saja rasa butuhmu akan pertolongan-Nya dengan berdoa dan berusaha, karena kepahitan itu Ia ciptakan agar engkau melihat pertolongan-Nya kepada dirimu.

Mendatangi Tuhan Yang Telah Dulu Mendatangi

Apabila engkau hanya sekedar menghadapkan wajah kepada-Nya dengan menyebut-Nya, pastiah engkau melihat Ia segera mendatangimu, sekalipun sesungguhnya Ia telah mendatangimu sebelum engkau mendatangi-Nya.

Mewujudkan Yang Ia Senangi

Apabila Ia melihat adanya guratan harap di wajahmu agar Ia melepaskan beban di dalam hatimu, maka Ia akan lebih senang dengan kepercayaanmu, penerimaanmu, dan kecintaanmu pada ketentuan-Nya dan kepada jalan-Nya. Jika kau wujudkan apa yang Ia senangi, maka Ia akan memberimu hidangan yang sangat nikmat.

Jangan Berburuk Sangka Kepada-Nya

Jangan berburuk sangka kepada-Nya di saat Ia membebani dirimu dengan beban yang menyakitkan. Karena sesungguhnya Ia hanya menggoda dan hanya ingin menguji rasa cinta dan kepercayaan kita kepada-Nya.

Kesabaran Yang Maha Terkasih

Telah lama sekali ia mendampingi dirimu dan memaklumi segala kelemahanmu. Sementara tiada seorangpun yang dapat engkau lihat kesabarannya sehebat-Nya. Tiada seorangpun yang bisa memberimu maaf di saat engkau selalu mengecewakan-Nya selain Ia. Bukankah itu semua menunjukan bahwa Ia benar-benar Yang Maha Terkasih, yang sangat suka apabila engkau memberikan kepercayaan hidupmu kepada-Nya, Yang Maha Kuasa dan Maha Sabar.

Penantian dan Cinta-Nya

Kau isi hatimu dengan dirimu sehingga dirimu menderita. Sementara Ia menantimu sampai kau melihat kepada-Nya dan memanggil diri-Nya. Begitu besar cinta-Nya kepadamu sejak engkau dicpta, dan begitu besar cemburu-Nya semenjak engkau berniat menjauhi-Nya.

Selalu Kembali Kepada-Nya

Apapun yang engkau hadapi dan seberapa rendahnya dirimu di sisi-Nya, tetap berarilah kepada-Nya. Karena hanya Ia yang bisa memberimu ampunan dan lindungan dari murka-Nya, yang bisa memberimu petunjuk dan kemudahan dalam semua urusanmu, serta yang dapat memberimu rahmat dan karunia ketenangan dalam cinta-Nya. Maka bertaubatlah kamu karena kamu sering melupakan-Nya dan tidak mengandalkan-Nya, dan karena kamu telah mempersulit serta menyiksa dirimu oleh keterihijaban dan pelarianm dari-Nya.

Ku Rindu Salma

Ku rindu Salma, hingga tak kurasa lagi angin malam yang menusuk karena indahnya bulan purnama (wajahmu).

Tak ada lisan dan pendengaranku, karena ia sirna dalam cahayanya. Hingga aku membeku, karena tarikan rinduku pada wujud Salma yang dirindu.

Di ruang ini, tak lagi ku temukan Salma yang dahulu pernah berkata, ‘Aku akan selalu bersamamu’. Limpahan cintanya kini hanyalah bayangan Salma yang muncul di ruang hati, yang hanya menimbulkan rasa sakit di hati, karena cinta dan rindu yang harus ku bunuh dan terbunuh.

Dalam minhaj jahiliyahmu aku sirna karena Alloh tiada. Kewujudanku dalam hikmah dan tidak pada selainnya. Dalam ketiadaan Alloh, maka apapun yang ada di antara kita dalam ketiadaan-Nya adalah tiada.

Sekalipun banyak bukti yang menjadi sandaran rasio untuk menegaskan bahwa kita pernah jatuh cinta, tetapi dalam ketiadaan-Nya bukti-bukti itu menjadi tidak nampak dan apa-apa yang bersandar padanya menjadi syubhat. Karenanya maka cinta kita syubhat dan demikian pula dengan segala amaliah cinta yang tidak berpijak di atas minhaj Islam. Cukuplah Alloh yang tahu apakah kita pernah jatuh cinta di saat kita tiada atau tidak?.

Ku tak perduli siapa Salma,
Cintakah aku padanya ataukah tidak?
Yang ku tahu Salma hanya teman seperjalanan,
Yang Alloh jadikan aku ujian baginya dan ia ujian bagiku.
Ada dan tiadanya Salma bukan tujuan-Nya atas diriku.
Maka dipersimpangan mana aku berpisah dengannya … Aku tak perduli.
Biarlah cinta padanya yang mengiringi kepergiannya
Tetapi aku kan berlalu menapaki jalan berikutnya.
Apabila setelah itu cahaya Salma menjadi terang
Dan cahayaku menjadi redup
Itu semua hanya perjalananYang kan segera berakhir dengan kematian
Dengan atau tanpa Salma …Aku tak perduli

Wahai Alloh, jadilah Engkau sebagai Salma kekasihku … agar aku tidak perlu mencintai selain-Mu. Agar aku leluasa melantunkan syair yang berisikan pujian dan cinta. Agar aku tidak salah mencintai dan memuji. Agar pujian dan cinta ku tidak mendatangkan petaka, tetapi membuat aku jatuh ke dalam jurang cinta-Mu yang dalam dan memusnahkan.

Musnahkan aku … jadikan aku sebagai Engkau, sehingga penderitaan tidak aku rasa kecuali sebagai perbuatan Mu ke atas diri Mu sendiri. Agar tidak perlu aku meneteskan air mata karena kehilangan dan disakiti oleh selain-Mu, karena aku selalu melihat hanya kepada Mu dan di dalam diri Mu.

Aku milik Mu ya Illahi … maka musnahkan aku, dalam keraguan atau keyakinanku kepada Mu.
Wahai Alloh … pada akhirnya semua kembali kepada Engkau sebagaimana yang telah Engkau firmankan. Dan tidak ada yang dapat memahami kecuali Engkau Yang Maha Pencipta. Sekarang tubuh si gila yang fakir ini akan dapat menikmati tidurnya di atas lantai berdebu, yang suci lagi mensucikan.

Jumat, 20 Maret 2009

Enterprise

DEFINISI ENTEPRISE

Menurut sensus ekonomi tahun 2002 yang dilakukan oleh U.S. Census Bureau [Bureau, 2002], Enterprise atau perusahaan terdiri atas semua perusahaan yang beroperasi di bawah kepemilikan atau kendai dari organisasi tunggal. Enterprise mungkin bisnis, layanan, atau keanggotaan organisasi; mengandung satu atau beberapa perusahaan; dan beroperasi pada satu atau sejumlah lokasi. Meliputi organisasi cabang, semua perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh enterprise atau sejumlah cabang, dan semua perusahaan dapat diarahkan atau dikelola oleh enterprise atau sejumlah cabang.

Perusahaan pendukung enterprise adalah perusahaan yang semata memberikan layanan kepada cabang atau perusahaan pada enterprise yang sama, dan tidak memberikan, atau menyediakan secara terbatas, layanan kepada general public atau perusahaan lainnya. Pada sensus ekonomi sebelumnya, perusahaan pendukung enterprise disebut perusahaan pelengkap.

Perusahaan adalah satu lokasi fisik di mana bisnis diselenggarakan atau di mana layanan atau operasi industrial dilakukan. Perusahaan mungkin memiliki satu atau sejumlah perusahaan. Contohnya meliputi kantor penjualan produk dan layanan (eceran dan grosir), industri produksi pertanian, operasi pemrosesan atau perakitan, pertambangan, dan operasi pendukung (seperti kantor administrative, bengkel, pusat layanan konsumen, atau kantor daerah).

KLASIFIKASI ENTERPRISE

Organisasi enterprise dapat diklasifikasikan dalam banyak criteria, di antaranya kriteria geografis dan criteria Teknologi Informasi (TI).

Berdasarkan kriteria geografis:

Enterprise local, di mana wilayah penjualan terbatas pada kota atau regional.
  • Enterprise nasional, di mana wilayah penjualannya dalam batas nasional.
  • Enterprise internasional, yang memiliki divisi internasional, yang mengelola operasi di Negara tertentu.
  • Enterprise multidomestik (enterprise multinasional atau corporasi multinasional), memungkinkan setiap operasi luar negeri dijalankan dengan suatu otonomi, misalnya didesain dan diproduksi di Itali untuk market itali di luar negeri.
  • Enterprise global (enterprise multinasional atau corporasi multinasional) mengintegrasikan operasi di sejumlah Negara.
Berdasarkan criteria TI:
  • Off-line Enterprise, di mana pemrosesan data dioperasikan dalam mode batch, tidak on-line dan tidak real-time.
  • On-line Enterprise, di mana pemrosesan informasi dilakukan secara on-line melalui jaringan computer
  • Integrated Enterprises, menggunakan bersama-sama basis data enterprise untuk aplikasi umum.
  • Agile Enterprise
  • Informated Enterprise, menggunakan sistem manajemen pengetahuan dalam pembuatan keputusan.
  • Communicated Enterprise
    Mobile Enterprise
  • Electronic Enterprise
  • Virtual Enterprise, yang menggunakan teknologi komunikasi dalam menghubungkan pekerja di lokasi berbeda, yang mungkin bekerja di rumahnya, mobil, hotel, atau di lokasi konsumen.
REFERENSI
Andrew S. Targowski, 2003. Electronic Enterprise : Strategy and Arcitecture. IRM Press.
Christense, C. (2001). The Past and Future of Competitive Advantage. Sloan Management Review.Winter 2001.Vol. 42,. No. 2, pp.105–109.
Clemons, E., & Row, M. (1991). Sustaining IT advantage: The role of structural differences.MIS Quarterly. Vol 15, No. 1, pp. 131–136.
U.S. Census Bureau. 2002 Economic Census. http://bhs.econ.census.gov/econhelp/glossary/. Diakses tanggal 15 Maret 2009.
Raquel Flodström. 2006. A Framework for the Strategic Management of Information Technology. Department of Computer and Information Science Linköpings universitet, Linköping, Sweden

Sabtu, 28 Februari 2009

Kekuasaan-Nya dalam Perjalanan Ku

Masa penghisaban adalah saat di mana manusia menyaksikan pemberian Tuhan menurut apa yang Tuhan berikan di dunia. Saat itu manusia tidak dapat berbuat banyak, melainkan lebih banyak berharap pertolongan-Nya dan tidak menentang karena rasa malu kepada-Nya.

“… yang tiada hak apapun bagi mereka mempertanyakan apapun kepada Nya.” (An Naba 37)

Tidak bermanfaat sedikitpun perkataan orang-orang yang mengatakan bahwa Alloh itu dzalim karena manusia tidak diberikan kebebasan dari aturan Alloh sehingga kemudian mereka harus berjalan di dunia ini mengikuti jalan kehidupan yang telah ditetapkan dalam agama-Nya yang lurus. Tidakkah mereka memahami bahwa seandainya mereka diberikan kebebasan, maka mereka akan binasa dan perilakunya akan mengguncangkan semesta raya ini. Siapakah yang menentukan masa perubahan, hidup dan matinya mahluk dengan sebaik-baiknya? Hanya Alloh selama ini yang dikenal oleh manusia di sepanjang jaman yang mampu mengaturnya dengan begitu sempurna. Kenapa tidak percaya dengan pengaturan-Nya?

Hanya dengan pengaturan-Nya lah kiamat tertahan tibanya. Siapakah yang tahu kapan kiamat itu tibanya? Hanya yang melihat kiamat yang tahu kapan kiamat itu terjadi, dan hanya Alloh di masa sekarang ini yang telah melihat kapan kiamat itu terjadinya. Bagaimana Dia yang telah merencanakan kiamat tidak mengetahui apa yang direncanakan-Nya?. Kelak manusia akan menyaksikan kekuatan-Nya yang Maha Dahsyat tersebut. Dan hanya kepada-Nya manusia bersujud dan bertaklid buta.

Kekuasaan-Nya Dalam Ketiadaanku

Apabila dikatakan, tangannya adalah tangan Alloh, kakinya adalah kaki Alloh, tetap saja ia dikuasai oleh Alloh karena ia mahluk-Nya. Selama dirinya adalah mahluk-Nya, maka Alloh tetap menguasainya dengan takdir yang telah ditetapkan-Nya. Apabila ia berhasil melenyapkan dirinya dalam cahaya Alloh, tetap ia tidak dapat mengelak dari kekuasaan-Nya. Ikatan itulah yang menjadi pembeda antara hamba dengan Alloh, bahwa tidak ada siapapun yang dapat mengikat Alloh sebagaimana mahluk-Nya yang terikat oleh kekuasaan Alloh. Alloh menciptakan perjalananku kemudian aku berjalan di atasnya tanpa dapat menyimpang sedikitpun.

Apabila dalam kekuasaan aku tersingkir karena kekuasaan-Nya dan eksistensiku hilang karena Keesaan-Nya, maka aku harus tetap dapat membedakan bahwa aku bukanlah Dia. Setelah tercipta, kemusnahan itu tidak menyebabkan aku kembali menyatu dengan-Nya sebagaimana dulu sebelum tercipta, tetapi tetap terpisah sebagaimana terpisahnya minyak dengan air.

Apabila aku menatap Alloh sampai tidak melihat kepada selain-Nya, mereka masih tetap melihat keberadaanku. Aku melihat setiap mahluk digerakan-Nya, dan dalam sirnanya mahluk dalam pandanganku yang ku lihat hanya diri-Nya saja. Dalam posisi ini aku dapat membedakan aku, Alloh, dan selainnya. Aku masih sadar bahwa aku adalah orang ketiga. Namun apabila aku berada diposisi mahluk lainnya, tidak ada yang akan melihat bahwa aku sebagaimana mahluk lainnya berada dalam kekuasaan-Nya selain Alloh saja. Alloh adalah diri-Nya dan aku adalah perbuatan-Nya.

Saat aku belum diciptakan-Nya, aku adalah diri-Nya tanpa keakuanku. Aku tidak ada pada Diri-Nya karena aku belum tercipta. Tidak ada wujudku pada diri-Nya, yang ada hanya wujud-Nya saja. Alloh sendiri tanpa diriku saat itu. Sebelum aku dijadikan-Nya sebagai mahluk-Nya, aku tiada, yang ada hanyalah diri-Nya.

Aku adalah sesuatu yang diadakan-Nya. Bukti bahwa aku telah diadakan-Nya adalah aku dapat mengatakan bahwa aku ada. Saat aku tiada dan Alloh saja yang ada, aku tidak dapat mengatakan apapun. Alloh mengadakan aku sebelum aku diciptakan-Nya, Alloh tidak menciptakan aku dalam ketiadaanku, dan Alloh tidak menjadikan aku adalah diri-Nya.

Kekuasaan-Nya Dalam Adanya Aku

Sesungguhnya aku berada di dalam penguasaan Alloh dan tak dapat melepaskan diri dari pada-Nya. Jika aku faham tentang kelemahanku dan penguasaan-Nya, maka aku akan yakin betapa aku akan sangat membutuhkan Alloh. Aku membutuhkan bimbingan-Nya dalam menghadapi keinginanku, karena aku tahu Alloh memutuskan perkaraku tidak berdasar kepada keinginanku, tetapi kepada keinginan-Nya.

Aku tahu bahwa hidup ini berdasar kepada atau terikat oleh takdir yang Alloh tetapkan. Walau demikian aku tidak boleh merasa tersiksa karena ikatan-Nya. Apabila aku merasa tersiksa, maka termasuklah aku kepada golongan yang menyombongkan diri karena bodoh dalam memahami hakikat penciptaan dirinya. Apabila aku ingin lepas dari ikatan-Nya, maka jadilah aku sebagai golongan yang tidak beriman sepenuhnya kepada Alloh.

Kenapa aku harus meminta-Nya agar melepaskan ikatan ini, padahal Alloh adalah Tuhan yang menguasai seluruh ciptaan-Nya? Bukankah yang tidak boleh mengikatku hanyalah mahluk saja? Sebab apabila mahluk mengikatku aku tidak akan merdeka. Padahal kemerdekaan adalah hal penting yang dapat meringankan beban hidup di dunia ini, beban ikatan-Nya.

Aku tidak akan pernah dapat memerdekakan diri dari kekuasaan Alloh, sebab aku atau siapapun tidak dapat mengalahkan-Nya. Aku harus tunduk di bawah kekuasaan Rabb yang telah menciptakanku. Dengan penyerahan diri kepada-Nya, aku akan beroleh kemerdekaanku. Tanpa penyerahan diri, kemerdekaan itu akan pergi dan siksa menimpaku.

Apabila Alloh memberikan kemerdekaan kepada ku dari ikatan-Nya, maka aku akan hancur binasa. Apabila kemerdekaan itu ada padaku, maka berarti aku diberi kekuasaan yang sama dengan Alloh oleh Alloh. Dan itu mustahil sebab hanya Alloh Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak ada satu mahlukpun yang memiliki kekuasaan yang sama dengan kekuasaan-Nya, apalagi mengalahkan kekuasaan-Nya. Tuhan tidak akan memberikan kekuasaan-Nya kecuali kepada diri-Nya, karena tidak ada Tuhan selain Dia. Dan kekuasaan itu tidak dapat dimiliki oleh selain-Nya.

Aku tidak dapat lepas dari penguasaan-Nya setelah aku tercipa. Yang lepas dari kekuasaan-Nya adalah sesuatu yang belum atau tidak tercipta. Sesuatu yang berada dalam diri-Nya, sehingga tidak disebut mahluk-Nya. Ia adalah Alloh, yang kekuasaannya dikuasai oleh kehendak-Nya.

Luapan Rasaku Wahai Guru

Pernahkah kau kunjungi kampung beliau yang sederhana? Rumahnya yang tak megah? Kebanggaan dan kebahagiaan beliau tidak dengan limpahan kekayaan fatamorgana, tetapi dengan kekayaan Akhirat yang abadi. Beliau tidak duduk di kursi seperti singasana Romawi atau Yunani, karena kursi agungnya ada di Syurga.

Lihatlah, para pecinta dari segala penjuru dunia memuji-mujinya dengan shalawat dan salam padanya. Beliau tersenyum bahagia, karena ummatnya begitu cinta dan merindukannya. Dalam kekaguman dan rasa cinta ku hadapkan pandangan mataku kepadanya. Ku tarik lengannya dan ku kecup. Duhai … betapa halus … menggetarkan hati. Berderai air mataku dalam lantunan syairku padanya.

Namun saat ku hendak menggapai tubuhnya, lengan ini dilepaskannya. Beliau tersenyum, berlalu meninggalkanku, sehingga hatiku jadi tak menentu. Tubuhnya hilang di kepulan awan. Senandung terlantun menagisi kepergianya.

Kini mataku menatap kosong, hatiku menjerit sakit. Bertanya aku pada diriku, “Apakah guru meninggalkanku karena kehinaanku, karena dosaku?”

Tak kusangka beliau di belakang menyentuh bahuku. Seketika hatiku berteriak bahagia, aku terjatuh, dan terucap dari lisanku, “Wahai Rasulullah”. Lalu kucium lagi lengannya yang putih, lebut, dan bercahaya.

Kemudian beliau mengangkat tubuhku dan mencium keningku. Aku menghiba padanya, “Biarkan saja aku terjatuh wahai Rasulullah, aku tak sanggup berdiri dengan dosa-dosa ini. Doakanlah agar aku pergi menemuimu saat jiwaku merindukan-Nya”.

Kemudian datanglah kesadaran dalam diriku, bahwa syarat utama menghadap kepada-Nya adalah kesungguhan dalam beribadah.

Selasa, 24 Februari 2009

Tiada Kekhawatiran Dan Kesedihan Atas Diri Mereka

Ketenangan hidup dicapai oleh manusia salah satunya dengan jalan membebaskan diri mereka dari rasa khawatir dan kesedihan di hati. Cara untuk membebaskan diri dari dua keadaan di hati tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara. Alloh menunjukkan cara pembebasan diri dari padanya di dalam al-Qur’an, melalui jalan-jalan berikut ini :
  1. Bertaubat dan menjalani hidup selanjutnya dengan mengikuti petunjuk Alloh. (al-Baqoroh 38)
  2. Beriman dengan sungguh-sungguh kepada Alloh dan hari akhir. (al-Baqoroh 62)
  3. Berserah diri kepada Alloh dengan tunduk patuh atau hidup di atas Minhaj-Nya. (al-Baqoroh 112)
  4. Beramal soleh, lahir dan bathin, dengan penuh keikhlasan dan mengharap keridloan Alloh, dan dengan jalan Islam. (al-Baqoroh 277)
  5. Mengevaluasi amal dan melakukan perbaikan terhadap semua amal yang telah dilakukannya. (al-An’am 48)
  6. Menjadi penolong-penolong Alloh atau berada dekat dengan mereka.
  7. Meyakini Alloh sebagai Rabb-nya dan kuat dalam memegang pendirian tersebut. (al-Ahqaaf 13)
  8. Menjadi hamba yang setia dan pengikut-Nya yang fanatik.
Bertaubat Dan Menjalani Hidup Selanjutnya Dengan Mengikuti Petunjuk Alloh
Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (al-Baqoroh 38)

Sesungguhnya perbuatan dosa akan melahirkan kegelisahan di dalam hati orang yang beriman. Kegelisahan itu terwujud karena mereka khawatir akan datangnya siksa Alloh dan mereka sedih karena perbuatan dosa telah menjauhkan mereka dari kehidupan Muqorrobin (orang-orang yang dekat kepada Alloh) yang indah. Tiada yang sangat mereka syukuri selain petunjuk Alloh, yang bisa mengembalikan kehidupan indah kepada mereka.

Mereka akan sangat bersyukur kepada Alloh karena petunjuk-Nya telah membuat diri memiliki kesanggupan untuk tidak tenggelam di dalam perbuatan dosa, menyesali dan membencinya. Mereka menyucikan diri dari kotoran dosa dengan melakukan amaliah kebaikan yang ditunjukkan-Nya. Usaha tersebut membuat perjalanan kembali mereka kepada taman kedekatan menjadi mudah dan efektif.

Maka demi Alloh, sesungguhnya Alloh tidak menelantarkan hamba-hamba-Nya yang melampaui batas setelah Ia turunkan petunjuk-Nya di muka bumi (al-Furqon). Terlebih Alloh selalu membukakan pintu ampunan-Nya hingga batas maut hamba tersebut. Alloh menunjukkan perhatiannya kepada para pendosa dengan firman-Nya, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (ali-Imran 133)

Alloh menghibur para pendosa yang menyesali dosa-dosanya dan ingin kembali kepada-Nya dengan firman-Nya, Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(az-Zumar 53)

Sesungguhnya petunjuk Alloh jelas dan mundah. Hati tentram di saat petunjuk tersebut dilaksanakan. Siapa yang kembali kepada petunjuk Alloh, maka ia telah berlindung dalam benteng yang kokoh dari gangguan ketakutan dan kesedihan. Alloh memberi mereka yang diberi petunjuk, kelapangan. Dan jika Alloh menghendaki untuk lebih dekat dalam kedudukan di sisi-Nya, maka ditanamkan oleh Alloh di dalam hati hamba-Nya dzikrullah yang menenangkan.

Maka mengalirlah dari lubuk hati, kelezatan rahasia yang Alloh beri sebagai bentuk buah amal dari dzikrulloh. Kelezatan itu menentramkan, membuat hati menjadi damai dan tenang di segala keadaan. Tidak ada satupun ancaman yang akan menakutkan. Tidak ada satupun yang menandingi apa yang di rasa di hati. Direlakan semuanya pergi, karena di hati ada sesuatu yang telah mencukupi.

Inilah syurga dunia yang sesungguhnya. Dan mereka, para pewaris hidayah, yang bertaubat, berdzikir, dan beramal soleh … mereka telah kembali ke dalam ‘syurga’, walau mereka berjalan di atas muka bumi.

Beriman Dengan Sungguh-Sungguh Kepada Alloh Dan Hari Akhir

Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 62)

Amaliah yang diteggakkan atas dasar keyakinan yang kuat kepada Alloh dan hari akhir, yang ditujukan untuk mengejar akhir kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat akan mendatangkan ketenangan di dalam hati. Apabila kita telah melihat bukti bahwa amaliah baik kita mendatangkan kebahagiaan bagi diri kita dan orang lain, maka kita akan tenang karenanya. Sebaliknya, apabila ternyata amaliah kita mendatangkan kesedihan dan petaka bagi kita dan orang lain, maka kitapun akan bersedih dan hati kita tak akan tenang.

Apabila kita melihat bukti bahwa amaliah baik di dunia seperti yang diajarkan oleh Alloh dan Rasul-Nya mendatangkan kebaikan, maka kita tak boleh ragu terhadap apa yang diserukan oleh Alloh dan Rasul-Nya. Kita harus meyakinkan diri bahwa hidup kita untuk kebaikan, karena hati kita tentram padanya, jauh dari siksaan. Kita harus meyakinkan diri untuk mengikuti segala ajaran kebaikan, ajaran Alloh dan Rasul-Nya.

Membanyakkan kebaikan akan memupuk ketenangan hati. Kebaikan akan melahirkan situasi-situasi yang menenangkan dan mebahagiakan hati. Tapi memang terkadang untuk menegakkan suatu kebaikan, kita harus meminum air kesedihan dan kekhawatiran. Kesedihan karena kebaikan ternyata selalu mendapat penentangan yang banyak dari orang-orang. Kekhawatiran karena kefakiran diri membuat kita berada dalam ketidakpastian, apakah kita akan dapat menegakkan kebaikan itu atau tidak?. Dalam perjuangan menghadapi halang-rintang saat menegakkan amaliah baik, kita hanya menghibur diri dengan keyakinan yang kuat kepada Alloh, solat, dan perkataan, “Semuanya dikehendaki oleh Alloh, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolngan Alloh.”

Dalam perjuangan menghadapi halang-rintang saat menegakkan amaliah baik, kita hanya menghibur diri dengan keyakinan yang kuat kepada Alloh, solat, dan perkataan, “Semuanya dikehendaki oleh Alloh, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolngan Alloh.”

Berserah Diri Kepada Alloh Dengan Tunduk Patuh Atau Hidup Di Atas Minhaj-Nya

Agama adalah ajaran kebaikan, yang di dalamnya ada petunjuk dan pengetahuan. Hidup di dalam agama, tidak sekedar mengikuti jalan amal kebaikannya saja, tetapi juga berserah diri kepada Alloh dengan meyakini segala apa yang Ia sampaikan di dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya. Maka agama pada akhirnya menjadi sebuah keyakinan, yang akan membentuk pola pikir dan amal baik apabila diikuti. Kesetiaan padanya akan membuat arah penghambaan kita bergeser, dari penghambaan kepada selain Alloh menjadi penghambaan kepada Alloh.

Bagaimana mereka yang banyak beramal baik akan tenang dan damai hidupnya, apabila mereka tidak tunduk menyerah kepada Alloh dengan mengikuti agama-Nya. Tidakkah mereka tahu bahwa amal mereka kelak akan seumpama debu di atas batu yang diterbangkan angina?. Mereka memang terbebas dari kekhawatiran dan rasa sedih di dunia ini. Itu semua diberikan Alloh sebagai pahala yang akan diberikan-Nya kepada sispapun yang telah melakukan amal kebaikan. Tetapi di akhirat ? … saat amal kebaikan mereka bagaikan debu yang ditiup angin kencang. Adakah ketenangan di hati mereka kini?

(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 112)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 277)

Kebaikan yang utama adalah menolong orang dari kesulitan hidupnya. Alloh mengukur kualitas hamba-Nya dari kesanggupan ia merealisasikan ketakwaan dan kecintaan-Nya pada Alloh dalam wilayah amaliah ghoir mahdoh (hubungan dengan selain Alloh). Segala kebaikan yang dilakukan di dunia ini untuk orang lain, akan mendatangkan kebaikan di akhirat kelak.

Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Rasululloh SAW pernah bersabda bahwa barangsiapa yang memudahkan urusan hamba-Nya di dunia ini, maka Alloh akan memudahkannya urusannya kelak di Akhirat. Maka demi Alloh, karenanya orang yang ditolong menjadi penolong orang yang menolong. Penolong yang mengharapkan pertolongan Alloh kelak di akhirat, akan merasa senang menolong.

Kita akan nampak lemah di akhirat kelak. Tidak ada sedikitpun pada diri kita yang bisa diandalkan untuk bisa menebus keselamatan dan menghindari ancaman ketidaksukaan-Nya. Maka tidak ada yang lebih berarti di akhirat kelak, selain pertolongan Alloh.

Tidak ada artinya segala apa yang diterima si penolong di dunia ini, jika dibandingkan apa yang diterimanya kelak di akhirat kelak. Semestinya, si penolong bahagia sebagaimana keadaan hamba Alloh yang ditolongnya. Keduanya wajib bersyukur, karena Alloh telah membebaskan yang ditolong dari kesulitan dunia dan si penolong dari kesulitan akhirat. Berbuat kebaikan dengan cara yang baik, adalah termasuk sebagian dari amal kesyukuran.

Beramal Soleh, Lahir Dan Bathin, Dengan Penuh Keikhlasan Dan Mengharap Keridloan Alloh, Dan Dengan Jalan Islam

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan sipenerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 262)

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 274)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa melakukan amaliah kebaikan akan melahirkan ketenangan dan kebahagiaan di hati orang-orang yang beriman. Tetapi kita perlu tahu bahwa yang dimaksud amaliah baik oleh orang-orang beriman, yang dapat melahirkan rasa bahagia dan melahirkan ketenangan di hati hanyalah amaliah yang mendatangkan simpati-Nya dan bukan amaliah yang mendatangkan celaan-Nya.

Tentu saja banyak cara untuk bisa membahagiakan orang sehingga hati kita bahagia karenanya. Tetapi tidak setiap jalan kebahagiaan menenangkan hati orang yang beriman. Jika orang yang beriman telah membahagiakan orang lain tetapi dengan jalan yang dicela oleh Alloh, maka pastilah ia tidak akan merasa bahagia, karena celaan Alloh telah menutupi jalan kebahagiaan di hatinya dan membukakan jalan keresahan di hatinya. Celaan Alloh akan membuat pahala kebaikan sirna, kebahagiaan menjauh.

Hanya jiwa yang tinggi yang dapat meraih kebahagiaan dalam keadaan pintu keresahan dan kesedihan tertutup dari hatinya. Jiwa yang rendah bisa merengkuh kebahagiaan dengan tidak merasakan apa-apa sekalipun celaan menimpanya. Pintu keresahannya tidak terbuka dengan adanya celaan Alloh kepada dirinya lantaran jiwanya tidak memiliki keimanan kepada Alloh sebagaimana jiwa yang tinggi.

Berikut ini syarat-syarat yang harus dipenuhi agar kebahagiaan dan ketenangan tetap ada di hati:
  1. Memiliki keimanan yang melahirkan perasaan sedang diawasi oleh Alloh.
  2. Melakukan amaliah soleh di semua sisi kehidupan, yang dilakukan dengan penuh kesadaran, tanpa melampaui batasan agama, dan mengikuti sunnah Nabi-Nya.
  3. Menegakkan segala kefardluan yang ditetapkan Alloh dalam agama-Nya, khususnya solat yang mendekatkan diri kepada Alloh dan zakat yang mensucikan lahir-bathin
Mengevaluasi Amal Dan Melakukan Perbaikan Terhadap Semua Amal Yang Telah Dilakukannya

Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-An’am 48)

Alloh mengingatkan kita akan kesalahan-kesalahan kita dengan Rasul-Nya. Melalui lisan Rasul-Nya, kita bisa mengatahui atau menyadari segala perbuatan yang merugikan kita di dunia dan di akhirat. Terkadang kita merasakan kemadlaratan dari perbuatan salah yang kita lakukan, tetapi kita ragu untuk meninggalkannya karena dari perbuatan salah tersebut kita menemukan kebahagiaan dan ketenangan. Tetapi setelah Rasul-Nya menjelaskan bahwa perbuatan itu sesungguhnya tidak menguntungkan, atau hanya memberi keuntungan di dunia saja dan merugikan kelak di akhirat, maka orang yang beriman pasti akan kehilangan keraguannya setelah terbitnya keyakinan terhadap apa yang disampaikan oleh Rasul yang ia imani. Dan tatkala ia melakukan perbaikan dengan meninggalkan perbuatan tersebut, maka iapun menemukan kebahagiaan dan ketenangan yang lain. Sementara ia tak melihat ada kebahagiaan dan ketenangan di dalam hatinya apabila ia melakukan kembali perbuatan buruk yang telah ditinggalkannya.

Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-A’raf 35)

Satu hal yang mendorong orang untuk dapat meninggalkan keburukan yang menenangkan dan membahagiakannya, serta untuk dapat mengubah ketenangan dan kebahagiaan padanya menjadi keresahan dan kesedihan, adalah rasa takut yang terlahir dari keimanan yang kuat kepada Alloh.

Jika Alloh mengatakan bahwa sesuatu itu harus ditinggalkan, maka pastilah ada kemadharatan yang akan menimpanya. Dengan pengetahuan dan keyakinan atas hal tersebut, maka kita akan dapat melahirkan rasa takut di hatinya. Ketakutan itu akan mengubah segala keindahan pada hal yang dilarang menjadi sesuatu yang sangat memalukan dan meresahkan.

Takut adalah pelita yang memekarkan bunga-bunga kebahagiaan dan ketenangan di dalam hati. Dengan rasa takut, hidup kita akan penuh awas, kritis terhadap segala gerakanan buruk jiwa kita, dan memiliki banyak kekuatan untuk mengarahkan jiwa kita kepada sesuatu yang dirahmati Alloh.

Menjadi Penolong-Penolong Alloh Atau Berada Dekat Dengan Mereka

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yunus 62)

Sesungguhnya Alloh adalah penolong (aulia) orang-orang beriman. Ia mengeluarkan mereka dari kegelapan yang menyesakkan menuju cahaya yang menenangkan dan menggembirakan. Sementara orang-orang kafir, para penolong mereka adalah setan. Mereka dikeluarkan dari cahaya kepada kegelapan. Dan kegelapan telah menggelapkan hati mereka, sehingga mereka tidak melihat kepada kebenaran atau petunjuk Alloh.

Diriwayatkan dari al-Bazzar bahwa Ibnu Abbas berkata: Seseorang bertanya, “Ya Rasululloh siapakah wali Alloh itu?.” Beliau menjawab, “Ialah orang-orang yang apabila dilihat maka teringat kepada Alloh.”

Yakinlah kita bahwa memang mengingat Alloh itu menenangkan hati dan menggembirakan hati orang yang beriman, sebagaimana firman-Nya, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (ar-Ra’d 28)

Jika hati kita tak kunjung bisa tenang dengan melajimkan dzikrullah di hati, atau malah terganggu karenanya, maka bsia dipastikan hati kita mati dan tidak tersisa keimanan di dalam hati kecuali sedikit saja, atau hati kita dikuasai nafsu. Walau hati kita mati, tetapi tetap kita harus terus memaksa agar hati menyuarakan asma-Nya. Degan mengharap kedekatan-Nya, maka kita terus meminta pertolongan Alloh dan berusaha memaksakan dzikrullah ke dalam hati kita sebagaimana dipaksakannya makanan oleh seorang ibu kepada anaknya yang tidak mau makan. Kalaupun masuknya dzikrullah ke dalam hati tidak membuat hati cepat mengerti akan esensi dzikrullah dan sadar akan keindahan-keindahan yang ditimbulkannya, tetapi terisinya hati oleh dzikrulah lebih baik dari pada hampanya hati dari dzikrullah.

Syekh Ahmad Athoillah dalam Hikam mengatakan bahwa melakukan kesalahan dalam keadaan hati berdzikir lebih baik dari pada melakukannya dalam keadaan hati lalai. Beliau mengatakan demikian karena dzikir menguatkan keimanan di hati. Apabila orang yang memiliki keimanan melakukan kesalahan maka dzikrullah akan membuat dirinya melihat akan kesalahan-kesalahannya. Dan keimanan akan membuat dirinya berusaha memperbaiki diri.

Hal tersebut ditegaskan oleh firman Alloh SWT, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (ali-Imran 135)

Dan juga firman Alloh SWT, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (al-A’raf 201)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasululloh SAW bersabda, “Di antara hamba-hamba Alloh itu ada sejumlah hamba yang membuat para nabi dan syuhada iri kepada mereka.” Beliau ditanya, “Ya Rasululloh, siapakah mereka itu mungkin kami dapat mencintainya?.” Beliau bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai karena Alloh, bukan karena harta dan keturunan. Wajah mereka bagaikan cahaya. Mereka berada di atas mimbar yang terbuat dari cahaya. Mereka tidak merasa takut saat orang-orang takut, dan mereka tidak bersedih tatkala orang-orang sedih.” Kemudian beliau membaca ayat, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Alloh itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”
Sebentuk ketenangan dan kebahagiaan meliputi orang-orang yang saling mencintai karena Alloh, bukan karena harta atau keturunan. Tentu saja bukan ketenangan sebagaimana tenangnya kita karena harat kita berlimpah atau keturunan kita bermartabat, dan bukan pula kebahagiaan sebagaimana bahagianya kita karena kita bisa membeli apapun denga harta yang berlimpah atau karena kita bisa melakukan apapun karena kita orang terhormat. Tetapi ketenangan dan kebahagiaan ruhiyah yang merasuki hati dan membuat hidup berarti sekalipun diliputi kemiskinan atau tidak memiliki kedudukan apapun di tengah masyarakat.

Sebuah keberatian misterius yang sukar difahami kecuali oleh orang yang saling mencintai karena Alloh. Ketidakfahaman tersebut terjadi karena selain orang yang saling mencintai karena Alloh tidak memiliki faktor yang bisa membangkitkan kebahagiaan orang-orang yang saling mencintai karena Alloh, yakni cinta Alloh. Ketenangan dan kebahagiaan diraih oleh mereka yang mencintai karena Alloh karena Alloh mencintai mereka. Ketenangan dan kebahagiaan itu merupakan akibat dari adanya cinta Alloh kepada mereka. Sebuah ketenangan dan kebahagiaan yang lain dan sangat misterius. Sebuah rahasia keindahan cinta orang-orang yang saling mencintai karena Alloh.

Meyakini Alloh Sebagai Rabb-Nya Dan Kuat Dalam Memegang Pendirian Tersebut

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (al-Ahqaaf 13)

Salah satu kekuatan yang membuat orang-orang beriman dapat tetap hidup bahagia bersama Alloh adalah keseriusannya dalam meyakini dan setia kepada Alloh. Kebahagiaan mereka tergantung kepada keistiqomahan mereka dalam memegang keyakinan dan kesetiaannya kepada Alloh. Sementara keistiqomahan mereka berdiri dengan topangan ma’rifatullah yang bersumber dari pengetahuan dan penyaksian.

Menjadi hamba yang setia dan pengikut-Nya yang fanatis

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Ali Imran 169-170)

Menjadikan hidup di dunia sebagai ibadah kepada-Nya, dan segala usahanya sebagai bagian jihad menegakkan agama-Nya adalah penghantar menuju kebahagiaan dan ketenangan. Tetapi hidup seperti itu hanya diwarisi oleh orang-orang yang berjiwa tinggi. Mereka yang berjiwa rendah, akan merasa tersiksa atau tidak betah dengan cara hidup seperti itu. Hal tersebut dikarenakan mereka tidak mewarisi apa yang diwarisi oleh mereka yang berjiwa tinggi, yakni kehendak untuk setia kepada Alloh dan hidup dengan cara-Nya.

Jika seseorang telah sampai pada jiwa yang tinggi, maka ia akan melihat bahwa apa yang ia rasakan sebagai penderitaan, kesusahan, ketidakberuntungan, atau kepahitan pada saat jiwanya rendah, ternyata adalah sebuah minuman yang sangat nikmat dan sentuhan Alloh yang menenangkan. Ingatlah, bahwa orang akan bahagia sekalipun dirinya disakiti, kalau yang menyakitinya adalah kekasihnya, dan kalau sakit tersebut akan memberinya kehidupan bahagia bersama kekasihnya. Dan orang-orang yang tidak tahu akan keuntungan tersebut atau yang lemah semangatnya karena ragu, akan menganggap gila orang-orang yang rela disakiti tersebut.
Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita. (az-Zumar 61)

Orang yang bertakwa tidak bersedih dengan kekalahan mereka di dunia, karena di akhirat mereka akan mendapatkan kemenangan sekalipun mereka kalah di dunia. Mereka memang seakan tidak mendapatkan syurga dunia dalam pandangan orang-orang dunia, tetapi mereka punya syurga sendiri di dunia dan di akhirat yang sangat beda dengan syurganya orang-orang dunia. Hidup mereka seperti sebuah neraka dalam pandangan orang-orang dunia, tetapi sesungguhnya mereka terbebas dari neraka dunia dan akhirat.

Mereka sama sekali tidak berduka dengan apa yang diucapkan oleh orang-orang dunia atas diri mereka. Mereka hidup tenang dengan jaminan Alloh. Mereka mencukupkan hidup mereka dengan Alloh, dengan minhaj-Nya dan dengan pahala serta keridloan-Nya.