Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Rabu, 22 November 2023

Belalah Semua Sodara

Mau boikot silahkan, tapi boikotlah produk impor, jgn boikot produk yg dikerjakan sodara sendiri. Makanan haram saja bisa dimakan klo terpaksa, masa iya makanan halal ga boleh dimakan? Padahal itu dilakukan supaya sodara sendiri tetap bisa bekerja. Buat apa juga memakannya harus sambil membayangkan darah manusia, berhalusinasi seperti sedang sakit jiwa?

Utk sodara jauh dibela, sodara sendiri ga diperdulikan. Sodara jauh diusahakan donasinya, sampai berpanas-panasan. Sodara sendiri putus kerja atau usahanya jadi susah hanya didoakan. Ga dikasih donasi, apalagi dicarikan kerja atau dibantu kerjanya. Klo memang ga boleh kerja di sana, sediakan tempat kerja di sini. Klo nyariin pekerjaan ga bisa, setidaknya jgn nyusahin. Klo yg kerjanya sendiri, boikot sendiri, rugi sendiri, berhenti kerja sendiri, yg nanggung susahnya keluarga sendiri, berdoa sendiri, nyari kerja lagi sendiri, ya gpp. 

Mending pindah saja ke sana biar tdk nyusahin sodara yg di sini. Klo nyusahinnya di sana, sodara di sini yg terdampak boikot pasti ga bakal terlalu sakit hati krn ga tau siapa yg boikot mereka. Klo ga mau pindah, belalah semua sodara, sebab mereka tdk bermasalah, sehingga tdk layak dibikin susah. Jgn bilang tulisan begini memusuhi apalagi dianggap bela Zetanyahu. Ini cuma menunjukan satu sisi yg mungkin blm disadari atau blm tahu.

Rabu, 15 November 2023

Palestina yang Diperebutkan

Zion15 nampaknya memanfaatkan kesempatan yg ada utk menguasai minimal setengah wilayah Gaza, walau Mamarika tdk setuju. Kalau H4M45 tdk bisa memperluas wilayah Gaza, minimalnya harus bisa mempertahankan wilayah utara. Kalau tdk bisa, maka betapa mahal biaya nyawa dan infrastruktur yg dikeluarkan oleh bangsa Palestina utk perang tsb. Harusnya H4M45 mengosongkan wilayah perang, lalu umumkan perang. Menjaga jiwa adalah tujuan agama. 

Sudah diketahui dari dulu, boikot sama sekali tdk menghalangi Zion15 utk mewujudkan keinginannya, krn boikot hanya bila terjadi perang saja, dan produk dari negara-negara sponsor tdk diboikot. Bahkan ada pemboikot membuat seribu alasan utk tdk memboikot seluruhnya. Kalau kekuatan perdagangan kita bagus, sebenarnya perdagangan mereka akan kalah dgn sendirinya. Tdk akan ada seorang pun dari kita yg akan membuka cabang usahanya atau bekerja di cabang tsb, krn tersedia banyak usaha lokal yg lebih kompetitif dan menyediakan banyak lapangan kerja. Kita terlalu asik dgn membesar-besarkan perbedaan, di saat mereka membangun kekuatan. Usaha lokal yg berkembang dihalang-halangi dgn dalih SARA. Bangun infrastruktur yg menunjang ekonomi saja harus disangkal dgn kebencian.

Niat Zion15 memang menguasai kembali seluruh wilayah Palestina yg dipercaya merupakan syarat kedatangan Messiah. Namun, Messiah seperti apa yg akan memimpin negeri yg dibangun dgn cara buruk dan tindakannya buruk seperti itu? Konon Messiah ad-Dajjal merubah tindakan buruk menjadi terlihat baik. Pembunuhan perempuan dan anak-anak, penghancuran rumah ibadah dan rumah sakit dianggap baik oleh mereka dan kaum pendukungnya. Siapapun yg menentang mereka, bahkan PBB sekalipun, tdk bisa menolak utk dikatakan jahat, sebab hanya keburukan mereka yg disebut baik.

#PersepsiCahyana

Minggu, 05 November 2023

Semangka


Salah satu alasan penggunaan emoji semangka di medsos adalah untuk menyasati shadow ban di medsos yang membuat akun kita tidak akan ditemukan gara-gara mengirimkan konten yang dianggap melanggar aturan komunitas. Saat saya membuat gambar untuk artikel ini menggunakan Bing Image Creator dengan arahan "The watermelon character is carrying a banner against genocide against the background of the al-Aqsa mosque", platform tersebut menolaknya dengan alasan "This prompt has been blocked. Our system automatically flagged this prompt because it may conflict with our content policy. More policy violations may lead to automatic suspension of your access." Pemblokiran semacam itu biasanya difahami sebagai dukungan pada sisi berlawanan dan direaksi dgn pemboikotan. Sejumlah pengguna tetap menggunakan platform seperti itu karena berbagai alasan, mulai dari kemanfaatan platform, hingga yang aneh adalah menghubungkannya dengan algoritma yang berakar pada temuan ilmuan Islam.

Kita memang perlu memperhatikan efektivitas tindakan, sehingga boikot tdk selalu diperlukan. Toh selama ini boikot tdk memberikan dampak yang berarti bagi penjajah, dan malah dampak itu lebih banyak dirasakan oleh kalangan kita sendiri. Misalnya, ada pekerja yang kehilangan pekerjaan nya krn tempat kerjanya tutup atau mengalami penurunan penghasilan karena layanannya diboikot. Apakah setelah itu mereka yang berhenti bekerja dicarikan pekerjaan? Ternyata enggak, mungkin hanya dido'akan agar mendapat pekerjaan yg lebih baik. Apakah akhirnya memperoleh pekerjaan seperti do'a tsb? Mungkin saja tdk, krn mencari kerja itu tdk mudah, dan Tuhan menakdirkan nya demikian, kecuali kita memiliki alternatif tempat kerja yg lebih baik dan menampung mereka yang terdampak boikot.

Di sini kita harus mempertimbangkan perlu atau tdk nya boikot secara bijak, jgn memboikot apapun yg berhubungan dgn penjajah secara membabi buta. Tetap membela bangsa yg terjajah, tetapi juga tdk membiarkan kalangan sendiri kehilangan pekerjaan atau menurun nafkah keluarganya. Jangan seenaknya menyusahkan saudara sendiri hanya karena kita tidak akan merasakan kesusahan mereka. Tetap jaga perasaan pada saudara kita yang jauh di negeri terjajah saja, dan juga saudara sendiri di sini. 

Masih ada banyak alternatif cara perlawanan pada penjajah yg bisa dilakukan. Misalnya, menyediakan tempat kerja, sehingga saudara sebangsa tdk perlu bekerja di tempat lain; dan membuat komoditas yg lebih baik dan populer, sehingga pesaing akan berpikir dua kali utk buka usaha di sana. Nabi dulu tdk pernah memboikot pasar di Madinah yg terafiliasi kaum Quraisy, beliau membangun pasar dgn sistem anti ribawi yg berdaya saing, sehingga pasar nya lebih populer. Pedagang dan pembeli pindah ke pasar tsb tanpa perlu melarang siapapun ke pasar lainnya.

#PersepsiCahyana

Sabtu, 04 November 2023

Gerbang

Tengah malam saya terbangun oleh suara mobil dan penumpangnya. Saya pikir warga kompleks yg sudah biasa mengunci gerbang kembali. Namun setelah suasana menjadi sepi, saya penasaran dan membuka CCTV. Ternyata ada kendaraan terparkir dan gerbang kompleks nya terbuka.

Saya pun keluar dan melihat satu unit kendaraan terparkir di sana. Tadinya gerbang kompleks mau dikunci, namun khawatirnya si pemilik kendaraan datang lalu mengganggu penghuni kompleks yg sedang tidur. Gerbang itu saya tutup biar aman saja. Takutnya ada penjahat yg melihat gerbang terbuka, lalu dia masuk dan mencuri apapun pada kendaraan yg terparkir di luar rumah tsb, atau mencuri kendaraan pemilik kompleks lagi. 

Dini hari ada suara orang dan bunyi kendaraan lagi. Saya lihat di CCTV, kendaraan yg awalnya terparkir di dalam kompleks telah berpindah ke pinggir jalan. Namun sayang nya si pengendara tdk memperhatikan orang lain sebagaimana dirinya diperhatikan. Gerbang kompleks ditinggalkan terbuka begitu saja. 

Buat saya sih tdk rugi sudah berbuat baik sama dia yg bukan penghuni kompleks. Tapi masa sih dia tdk melihat gerbang nya tertutup sebelum memindahkan mobilnya ke pinggir jalan? Apa dia pikir angin yg menutup gerbangnya? Tapi ya sudahlah, mungkin bukan rejeki dia mendapat pahala menutup gerbang, sebab rejekinya disediakan Tuhan utk saya. Setidaknya dini hari ini saya memahami mana perilaku yg baik dan buruk. Orang ternyata bisa lebih perduli dgn kendaraan nya sendiri dari pada orang lain. 

#BiografiCahyana

Jumat, 03 November 2023

Boikot

Istilah "boikot" mengingatkan saya pada sejarah Nabi, di mana kaum Muslimin diboikot oleh para tetua Quraisy yg di antara alasannya adalah mengganggu keyakinan leluhur yg telah memberi manfaat ekonomi. Kaum Muslimin tdk membalas boikot dgn boikot, bahkan setelah memiliki kekuatan di Madinah atau setelah terjadi peperangan yg dipicu oleh ancaman perdagangan. Di antara cara kaum Muslimin melawan kekuatan Mekah adalah dgn memperkuat pengaruhnya di pasar Madinah.

Kaum Muslimin memperkenalkan sistem anti ribawi yg cepat populer krn dianggap lebih adil oleh pelaku pasar. Popularitas tsb menjadi ancaman bagi pemimpin perdagangan Madinah dari kalangan Yahudi yg sebelumnya merupakan pemain kunci yg mengendalikan pasar Madinah dan sekitarnya. Sedikit banyak ancaman tsb juga dirasakan oleh mitra dagang mereka, yakni kaum Quraisy di Mekah.

Kaum Muslimin tdk memasang plang ekslusif yg berisi anjuran berjual beli dgn kalangan sendiri, atau larangan berjual beli dgn kalangan lain. Sistem yg ditawarkan kaum Muslimin dan bersumber dari ajaran Islam tsb telah membuat konsumen dari berbagai kalangan masuk dgn sukarela ke dalam pasar. Bila cara tsb diikuti oleh kaum Muslimin saat ini, tentunya tdk akan ada kasus orang dihukum gara-gara merasa terganggu dgn plang ekslusif semacam itu.

Cara boikot terbukti tdk memberikan tekanan yg efektif. Kaum Muslimin masih memperoleh dukungan dari Abu Thalib, paman Rasulullah SAW yg merupakan salah satu tetua dari klan Quraisy yg terhormat dan disegani. Siapapun yg menerapkannya, kelompok yg dianggap baik atau buruk, dan pada jaman kapanpun, pasti akan melihat usahanya itu tdk efektif. Misalnya saat ini, boikot terhadap penjajah telah disuarakan dari dulu, dan menggema saat konflik memuncak. Namun penjajah hingga saat ini masih tetap eksis dan penjajahannya masih terus berjalan. Bila target boikot nya adalah komoditas dari perusahaan yg mendukung penjajah, perusahaan itu tdk mengalami kerugian yg berarti krn pasarnya yg sangat luas. Bahkan bila perusahaannya kolaps, penjajah masih memiliki negara lain yg siap menjadi sponsornya. Pihak yg banyak menanggung kerugian biasanya adalah perusahaan rekanan dan pegawainya dari kalangan pemboikot sendiri krn berhadapan langsung dgn risiko pemberhentian operasi, pelayanan, atau kerja yg diharapkan oleh pemboikot. Bila pemboikot dengan kalangannya sendiri seperti satu tubuh yg saling merasakan, nampak pemboikot menyerang dirinya sendiri secara tdk langsung. 

Di era modern cara boikot dlm bentuk embargo ekonomi diaplikasikan oleh negara adidaya utk menekan negara yg dianggap sumber masalah. Cara tsb nampaknya tdk terlalu efektif bila misalnya kita melihat perkembangan persenjataan Iran yg terus berkembang. Di sisi lain, negara adidaya kewalahan berhadapan dgn kekuatan negara penguasa pasar minyak bumi, di mana pengaruhnya tdk hanya ada saat terjadi konflik saja. Terkadang negara adidaya melunak dgn adanya pengurangan pasokan minyak bumi.

Kembali ke soal boikot. Sebagai anak komputer saya tertarik dgn konten yg tdk memasukan medsos dari daftar boikot. Padahal medsos tsb banyak melakukan counter thd berita yg tdk sesuai dgn selera penjajah, dan itu dapat dianggap sebagai dukungan terhadap penjajahan. Alasannya adalah krn medsos dibangun dgn algoritma yg diwariskan oleh ilmuan islam, Alkhowarijmi. Asal terhubung dgn penemuan Islam, platform digital apapun dapat diabaikan, sekalipun terbukti digunakan utk mendukung penjajah. Pertanyaannya, bagaimana dgn komoditas lain dalam daftar boikot yg dlm proses produksinya menggunakan roda gigi, hasil temuan ilmuan Islam, Aljajiri?

Cara boikot ini bagi saya tdk efektif, sehingga saya tdk terlalu ambil pusing dgn kebingungan istri saat berbelanja sejak daftar komoditas target boikot bersebaran di medsos. Saya pribadi lebih setuju dgn jalan yg ditempuh oleh Nabi di masa lalu, yakni melawan penjajah dgn kekuatan perdagangan dan pasar yg inklusif. Kekuatan itu bisa membuat dukungan siapapun terhadap penjajah menjadi tdk berarti, bahkan dukungan itu bisa berhenti krn ketidak mampuan berhadapan dgn kekuatannya.

Teringat percakapan saya dgn teman di masa lalu. Saat saya menanyakan, apakah ada pengganti dari komoditas yg diboikot? Ia berkata bahwa saya tdk akan mati hanya karena tdk mengkonsumsinya. Ia tdk memahami bila komoditas pengganti itu ada dan lebih unggul, maka semua konsumen dari kalangan pro atau anti penjajah akan bergeser ke sana, sehingga perusahaan yg mendukung penjajah akan mendapatkan tekanan yg kuat dan pada akhirnya berlepas diri dari penjajah. Oleh krn nya, pertanyaan pentingnya bagi saya bukan mana saja komoditas yg harus diboikot, tetapi apakah kalangan yg anti penjajahan telah berusaha mengungguli komoditasnya? Bagi saya, menguasai pasar dgn daya tarik tertentu yg berdaya saing seperti dlm praktik Nabi di Madinah jauh lebih efektif menekan musuh dari pada boikot seperti praktik kaum Quraisy Mekah. Namun, mampu kah? Jgn-jgn tdk mampu krn fokus kampanye nya selama ini adalah menutup krn tdk mampu bersaing, bukan membuka lalu mampu bersaing. Selama kaum Muslimin bagai buih di lautan, tdk disegani, krn tdk memiliki kekuatan yg diperhitungkan, perusahaan dan negara pro penjajah tetap akan merasa tdk terancam dan terus memberikan dukungan.