Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Sabtu, 21 Januari 2023

Nasihat Pertemuan Terakhir


Hari ini, Sabtu 21 Januari 2023 adalah pertemuan terakhir perkuliahan. Saya mengulas kembali proses pembelajaran yg telah dilalui oleh mahasiswa agar mereka dapat mengambil nilai pentingnya. Ulasan pertama adalah soal membaca yg merupakan pintu masuk pengetahuan. Saya mendorong mereka utk membaca sumber pustaka. Mereka diarahkan utk membaca materi yg diminati saja agar sedikit termotivasi utk mengikuti prosesnya.

Pengetahuan diikat oleh tulisan. Itulah sebab kenapa saya meminta mereka untuk menuliskan apa yg sudah mereka baca. Proses membaca bisa dilakukan sendiri. Namun menguji dan memperkaya pemahaman terhadap tulisan harus melibatkan orang lain, agar tdk merasa benar sendiri dan dapat saling mengisi kesenjangan pengetahuan atau pemahaman. Awalnya saya membiarkan mereka mencari sendiri orang yg bisa diajak diskusi. Tentunya ada sebagian dari mereka yg tdk bergerak sama sekali. Pada akhirnya saya dorong mahasiswa untuk membentuk kelompok, sehingga semua orang terkondisikan utk berdiskusi.

Tentunya saya berharap mereka melakukan itu tdk hanya sebatas di kelas, tetapi juga di luar kampus. Saya pernah menceritakan pengalaman saat kuliah sarjana, di mana selepas kuliah teman-teman berkumpul di kamar. Kami mendiskusikan apa yg dibahas oleh dosen, dan setiap dari kami mencoba menjelaskannya. Teman-teman merasa puas dgn penjelasan saya berkat sumber pustaka yg pernah dibaca.

Teman adalah sosok penting yg mengokohkan usaha. Teman itu minimalnya adalah diri sendiri yg dapat diajak bicara dan memberi nasihat. Saya menceritakan kesalahan di masa lalu yg dapat menjadi pelajaran bagi mereka. Ada banyak usaha baik yg mudah dilakukan oleh sebab nasihat diri. Dulu saya berpikir utk tdk bergantung pada eksistensi nasihat diri, sehingga saya meminta diri utk tdk lagi memberi nasihat. Ternyata setelah nasihat itu berhenti, kinerja usahanya menurun.

Setiap mahasiswa harus dapat menjelaskan kalimat yg dikutip dari sumber pustaka dalam diskusi dgn anggota kelompok dan saat menyajikan hasilnya di depan kelas. Hal demikian dimaksudkan agar mereka tdk menjadi individu yg hanya mampu membuat etalase kalimat. Mereka harus menjadi insan yg mampu menjelaskan apa yg diketahui bukan berdasarkan kabar yg tdk pasti, tetapi berdasarkan sumber pustaka yg telah dibaca.

Lebih jauh, penjelasan itu harus disebar luaskan, sebagai bagian terpenting dari kondisi produktif. Oleh karenanya saya mengarahkan mereka utk menyebarluaskannya melalui media sosial secara cuma-cuma. Ini adalah langkah awal yg merupakan pintu pembuka kondisi produktif lainnya, yakni beroleh manfaat material. Siapa tahu dari awalnya menulis karena tugas, kemudian berubah menjadi menulis yg menghasilkan karya tulis dlm bentuk komoditas tertentu.

Terakhir saya menyampaikan permintaan maaf apabila proses pembelajarannya memiliki banyak kekurangan. Saya mengingatkan agar menjadi manusia yg selalu beristighfar setelah prosesnya berakhir. Beristighfar sekalipun mendapat hasil yg baik. Sebagaimana Nabi disuruh oleh Allah utk beristighfar pada saat penduduk Mekah berbondong-bondong memenuhi syiarnya. Sebagaimana kita selalu beristighfar selepas salat agar Allah memaafkan kekhilafan yg terjadi di waktu antara satu salat dgn salat lainnya. Kita memuji Nya yg telah memberi hasil apapun yg  bermanfaat. Kita juga bertasbih utk mensucikan hak-hak Nya agar tdk kita sentuh, sehingga kita tdk ujub dan takabur.

#BiografiCahyana

Jumat, 20 Januari 2023

Mengingat Kembali CSNU


Siang ini bertemu dgn dosen penguji tesis saya di kampus. Wajah beliau sama dgn dosen saya yg lain, sehingga sempat salah menyebut nama. Walau demikian beliau menyempatkan waktu utk mendengarkan. Setelah memperkenalkan diri dgn menyebut nama, beliau jadi teringat, lalu menjabat tangan saya, dan menyebut nama Garut.

Pertemuan ini mengingatkan kembali kpd Computer Society of Nahdlatul Ulama (CSNU). Beliau sempat menyebut grup di mana kami pernah berinteraksi di dalamnya, yakni WAG CSNU. Saat itu saya menyatakan kesiapan utk membantu beliau apabila Garut menjadi tempat pertemuan CSNU.

Saya bergabung dlm grup tsb sejak nama komunitasnya masih dirumuskan setelah dibawa masuk oleh Prof Agus Zainal Arifin dari ITS. Kebetulan beliau mengetahui Prof Anwar Musaddad krn pernah ke Garut saat kegiatan lomba. Kesempatan tsb saya gunakan utk membangun jejaring Sekolah Tinggi Teknologi Garut dgn perguruan tinggi NU utk memperkuat program ICT4Pesantren. Seiring pergantian posisi jabatan, saya undur dari WAG yg berisi perwakilan kampus di bawah NU tsb. Semoga saya lebih banyak diingat oleh beliau dan selainnya dalam kebaikan, amin.

#BiografiCahyana

Minggu, 15 Januari 2023

Fokus pada Tekad, Tawakal, dan Ikhtiar

Garut, 15 Januari 2023. Minggu lalu saya melaksanakan perkuliahan pengganti secara daring. Syarat yg harus dipenuhi oleh mahasiswa utk dianggap hadir adalah mengisi form presensi dan menuliskan resume presentasi kelompok sesuai arahan yg saya sampaikan sebelum presentasinya dimulai. Resume tsb merupakan indikator penting kehadiran mereka, kehadiran pikiran sebagai buah perhatian, yg tdk bisa digantikan dgn keberadaan akun off-cam yg muncul di daftar pengguna. Filosof bilang, aku berpikir maka aku ada. 

Selepas perkuliahan, sejumlah mahasiswa menghubungi saya baik di grup medsos ataupun secara private melalui pesan medsos karena tdk mengisi form yg membuat status mereka absent. Saya menasihati mereka agar minat mereka jgn pada skor kehadiran, tetapi pada pengetahuan yg mereka peroleh dlm kegiatan pembelajaran. 

Sabtu kemarin saya jelaskan kenapa status absent sebagian mahasiswa yg lalai tsb tdk dapat diubah menjadi present. Dari awal saya mengajarkan agar mahasiswa tdk fokus pada hasil, tetapi fokus pada proses menuju hasil tsb. Kehadiran akun mereka di zoom timbul krn niat utk hadir. Tetapi dlm perjalannya, sebagian dari mereka ada yg teralihkan dgn kegiatan lain, sehingga kondisi kemampuan utk mengikuti pembelajarannya jadi menurun. Penurunan itu berimbas pada penurunan tekad. Bila tekad turun, mereka tdk akan sampai pada tawakal. Kalaupun mampu berdoa, tetapi doa nya itu sebatas lisan dan tdk menghantarkannya pada tawakal.

Dalam kondisi tdk bertawakal kpd Allah, mereka mungkin akan kehilangan pertolongan. Contohnya, pertolongan dibuat tetap fokus pada saat informasi penting muncul krn tdk tergoda oleh aktivitas lain yg terlihat menarik. Fokus inilah yg hilang pada sebagian mahasiswa yg lalai mengisi form. Kesenjangan tsb dapat timbul karena kelemahan di sisi tekad dan/atau tawakal. Oleh karena itu, di awal perkuliahan Sabtu kemarin, saya mengingatkan agar mereka memperhatikan tekad dan tawakal yg merupakan penopang ikhtiar. Alhamdulillah, setelah itu ada progress perbaikan pada presensinya.

Saya tdk mendorong mereka utk mengejar hasil, sebab hasil itu sesuai dgn niat dan ikhtiar. Kalau niat mereka adalah skor, bisa saja mereka dapat skor A dlm kondisi kotak pengetahuannya tdk banyak terisi. Kotak itu akan terisi apabila ada ikhtiar sendiri, bukan ikhtiar orang lain. Seberapa banyak isinya tergantung kemampuan dan ikhtiar. Dalam kondisi tekad, tawakal, dan ikhtiar yg baik, insya Allah hasilnya akan baik. 

Namun bila hasilnya tdk baik karena faktor di luar kemampuan, itu adalah ujian dari Tuhan yg bermanfaat. Sekalipun memperoleh hasil yg baik tetap harus bersyukur dan beristighfar. Sebab dlm kelemahan atau kesenjangan yg ada dlm diri, kita mungkin hanya beruntung mendapatkan hasil baik tsb, dan selebihnya adalah berkat rahmat Allah yg memaklumi dan mengisinya dgn pertolongan. Istighfar menstimulus progress perbaikan.

#BiografiCahyana

Rabu, 11 Januari 2023

Keterkenalan


Garut, 11 Januari 2023. Suatu saat guru saya, DR Nanang, mengatakan saya adalah maskot kampus tempat saya bekerja. Saya belum memahaminya sampai bertemu pejabat dari kampus lain pada hari ini di bengkel mobil. Kebetulan saya sedang memeriksakan mobil yang roda kanannya bergetar hebat di jalan tol saat pulang kemarin dari Bandung. Beliau mengatakan kalau mendengar nama kampus saya, maka secara otomatis akan mengingat saya yg selama ini melaksanakan kegiatan di tengah masyarakat dgn membawa bendera kampus. Informasi serupa sebelumnya pernah disampaikan oleh adik tingkat, Fahmi Taufiq Zain kepada saya.

Jauh sebelum adanya informasi tsb, saya pernah mengunjungi Kemenkominfo utk menghadiri FGD di Direktorat Pemberdayaan Informatika. Saat itu ada karyawan kementerian yg bertanya perihal asal kami. Saya jawab, dari Garut. Karyawan tsb kemudian berkata, oh dari Sekolah Tinggi Teknologi Garut . Rupanya eksistensi relawan TIK yg saya bangun di Garut telah menjadi fitur kampus. Orang mungkin tdk mengenal saya, tetapi fitur tersebut membuat orang lain teringat dgn kampus tempat saya bekerja. Saya menyimpulkan orang melihat kampus pada diri saya, atau saya menjadi kaki dan tangan kampus di tengah masyarakat.

Pernah suatu ketika saya diminta utk menurunkan intensitas kegiatan di tengah masyarakat. Permintaan tsb tdk saya penuhi krn saya melaksanakannya untuk memenuhi panggilan nurani, ingin membantu pemerintah dan masyarakat, bukan krn motif ingin terkenal. Dalam kamus hidup saya, keterkenalan bukan sesuatu yg perlu dicari. Bagi saya, menemukan cara utk menjadi orang yg bermanfaat itulah yg harus dicari. Selama ini Tuhan memudahkan jalannya, sehingga saya tdk kesulitan utk mengikuti cara tsb, walau banyak rintangannya.

Saya pernah berkata kpd kolega di kampus agar tdk perlu khawatir dgn kepentingan terkait keterkenalan, sebab saya hanyalah jalan keterkenalan kampus. Saya tdk terobsesi dgn keterkenalan. Itulah sebab knp tdk sulit bagi saya utk menolak rekomendasi dari kolega di Kemenkominfo, DR Bonifasius Wahyu Pudjianto, sebelum beliau pindah ke Bekraf, utk mendapatkan penghargaan dari Wakil Presiden krn menganggap ada pegiat di luar sana yg mungkin jauh lebih baik. Pada akhirnya saya mendapat penghargaan dari Presiden krn pengabdian saya selama 10 tahun, dan kalau ada rejekinya saya dapat memperolehnya kembali dua kali. Saya juga tdk menggebu saat akan menerima KomTIK Award dari Gubernur, sehingga tdk sulit memutuskan utk absen dlm upacaranya di lapangan Gedung Sate. Saya menjadikan KomTIK Award yg kedua terkait program #rtikabdimas sebagai jalan motivasi bagi mahasiswa, sehingga meminta mereka dari pengurus Komunitas TIK utk menerimanya. Mereka sangat senang dan mensyukurinya.

Objek keterkenalannya adalah kampus, bukan saya. Dgn atau tanpa menyematkan logo kampus, ada banyak orang di luar sana yg mengenali kampus dari wujud saya. Bagi saya tdk ada masalah, sebab yg dicari selama ini bukan keterkenalan, tetapi bagaimana menjadi sivitas akademik atau insan yg bermanfaat. Tuhan telah mengaruniakan kpd saya suatu cara memberi manfaat kpd kampus melalui manfaat yg saya berikan kpd pemerintah dan masyarakat semampu yg bisa dikerjakan. Sejalan dgn pesan ketua STTG, alm KH Ir Abdullah Margani Musaddad dlm wisuda sarjana kami dulu yg berdasarkan hadits Nabi, agar menjadi insan yg bermanfaat. 

Seseorang yg menjadi hamba Tuhan yg sebenarnya tdk akan berusaha mengadakan Aku yg lain selain Tuhan, bahkan akunya sendiri. Ia senantiasa berupaya agar Aku Nya lebih nampak dari pada dirinya dalam setiap kebajikan yg dikaruniakan kpd dirinya. Saya masih belum layak utk mencapai kondisi demikian, namun setidaknya saya merasa bersyukur saat kampus lebih terlihat atau diingat oleh orang lain saat berkegiatan. Mungkin itulah knp saya diberi nama "Cahya na" atau "Cahaya NYA", bukan aku sendiri yg dimaksud oleh kata "nya", tetapi AKU lain yg lebih penting utk dikenal oleh banyak orang dari pada diri sendiri. Pikiran tersebut adalah jalan penghambaan kpd Tuhan dan pengabdian kpd mahluk Nya yg saya pilih.

#BiografiCahyana