Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Sabtu, 24 April 2021

Bersyukur, Berusaha, dan Berdoa

Saya pribadi dari dulu berpendapat pembatasan akses Jkt itu terlambat, dan penyebaran wabah di daerah yg diakibatkan mobilisasi dari/ke Jkt akan menimbulkan beban ekonomi yg lebih berat bagi pemerintah dan masyarakat. Semakin luas, semakin berat.

Lalu apakah saya harus berkata "Seharusnya dulu itu pemerintah begini & begitu" seraya mencaci maki? Tentu tdk, sebab tdk menerima takdir dgn berkata "Seharusnya" dan mencaci maki itu dosa. Dan siapa tahu yg kita caci maki itu ternyata baik di sisi Allah. Ada banyak hal atau pertimbangan2 baik dari pemerintah yg tdk kita ketahui.

Lalu apa yg perlu dilakukan? Tentunya hanya perlu bersyukur kpd Allah dan pemerintah krn pembatasan itu pd akhirnya dilakukan juga; biar terlambat asal selamat. Rejeki bangsa Indonesia memang seperti itu. Dan sedapat mungkin saya turut serta berjihad bersama pemerintah memerangi Covid-19 dgn cara yg bisa dilakukan atas diri dan keluarga, serta kpd masyarakat melalui medsos. Semoga menjadi wasilah keselamatan kita bersama, amin.

Tulisan di FB tgl 24 April 2020

Selasa, 20 April 2021

Daya Tarik Ujaran di Medsos

Daya tarik ujaran2 kasar yg mengandung kata-kata seperti 🤬 dalam gurauan, lagu atau pemasaran terlihat saat penikmatnya berbondong2 mendatanginya. Pengemasan pesan baik dgn ujaran kasar masih ditolerir oleh sebagian orang. Sebagian lainnya malah tdk perduli dgn isi pesannya, apakah baik atau buruk, difahami atau tdk, krn lebih memperhatikan aspek kenikmatan lainnya. Oleh krn itu wajar pengujar kasar ada banyak pengikutnya, dan ujarannya terus menerus didengungkan dari generasi ke generasi, zaman ke zaman oleh sebagian pengikutnya. Terlebih ada penelitian* yg menunjukan manfaat memaki, seperti menambah kekuatan dan mengurangi rasa nyeri.

Sementara itu, ada sebagian orang yg merasa fenomena dengungan kata2 kasar sebagai degradasi moral masyarakat karena menganggapnya sedang melabrak norma kesopanan dan sebagian di antara katanya mempromosikan kebohongan. Sebagian kalangan ini membalut gurauan, lagu, dan pemasarannya dgn kata atau frasa keagamaan utk memunculkan daya tarik kesopanan atau kesucian. Bahkan ada yg balutannya itu tdk masuk akal sebab kata2 yg dicampurkannya tdk tercampur dgn baik.

Dengungan ujaran apapun yg paling terdengar mencerminkan seberapa banyak penikmat dengungannya. Orang yg tdk menikmatinya pasti tdk mau ikut serta mendengungkan ujarannya. Oleh karena itu, bukan dengungan nya yg harus diperhatikan, tetapi para pendengungnya. Mencegah dengungan dgn cara menutup telinga hanya akan memperpanjang waktu dengungannya. Menutup mulut pendengung pun tdk membuat dengungan di hatinya berhenti. Ada dua cara yg dapat ditempuh, mengalahkan dengungan nya dgn memobilisasi pendengung sebanyak2nya, dan mengalihkan pendengung kepada dengungan lain.

*) https://m.lampost.co/berita-ternyata-memaki-punya-manfaat-positif.html

Sutradara Mimpi

Malam itu saya tertidur di ruang TV. Seperti biasa kedua saluran hidung ini menutup kalau kedinginan, sehingga dlm mimpi timbul kondisi hidung yg sama. Dlm mimpi tsb saya bergegas menuju toko obat samping warung nasi yg keduanya milik teman. Dlm dunia nyata, teman itu sebenarnya hanya punya toko komputer, dan obat yg dimaksud berada dekat tempat di mana saya tidur. 

Alam bawah sadar faham kalau itu tdk akan jadi solusi, sehingga timbul cerita dlm mimpi bhw saya merasa tdk bisa mengakses obat tsb dgn alasan logis mulai dari tdk bawa uang hingga belum makan. Namun sesaat setelah solusi logis utk mengakses obatnya berhasil difikirkan, pandangan ini mulai gelap. 

Sesaat kemudian terasa ada seseorang yg lewat. Saya pun mulai berusaha utk berteriak dgn susah payah. Akhirnya saya pun terbangun setelah istri menggoncangkan tubuh. Istri sudah faham harus melakukannya bila saya memanggil saat tidur. Dan tentu saja yg paling berjasa membangunkan adalah Tuhan yg membuat istri di kamar tidur menjadi terbangun, mendengar suara saya di ruang TV, dan membangunkan. Alhamdulillah.

Di balik mimpi kita ada sutradara mimpi yg mampu memanfaatkan sumber daya ingatan dan objek-objek dunia nyata utk membangun cerita dalam mimpi, serta pengelola alur dan waktu cerita yg efektif. Ia bahkan mampu menyiapkan kejadian di dunia nyata yg akan segera terjadi utk masuk dlm alur mimpi kita. Masya Allah.

Senin, 19 April 2021

Perbedaan Rasa Terhadap Kemampuan Tiktok dan Salat Anak

Bila ortu sangat bersedih krn melihat gerakan salat anaknya tdk sebagus gerakan tiktoknya, menurut saya sebaiknya difikirkan lagi. Sebab salat itu memerlukan hidayah taufik, sementara tiktokan itu tdk perlu.

Menurut Habib Abdurrahman Al-Habsy, ciri orang yang mendapat hidayah Allah itu di antaranya ia merasakan mudah atau tidak berat melaksanakan kewajiban (ketaatan) kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya*. Termasuk di dalamnya tidak berat melakukan salat, setidakbagus apapun gerakannya.

Salat memang tdk difahami anak atau orang awam sebagai hiburan sebagaimana tiktokan. Ada perbedaan tantangan yg dirasakan saat melakukan keduanya. Oleh krn nya, anak mau salat saja syukur Alhamdulillah, walau gerakannya blm bagus. Rasa senang ortu atas kemampuan salat anaknya sekurang apapun harus melebihi rasa senang saat anaknya bisa mengikuti gerakan tik tok sehebat apapun.

*) https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/09/22/owo5uo374-ini-5-ciri-orang-yang-mendapatkan-hidayah

Minggu, 18 April 2021

Kompetensi Literasi Digital dan Berbudi Bahasa di Internet

Sangat penting bagi netizen utk memperhatikan pemilihan kata dalam penciptaan konten / pembuatan pesan yg akan disebarkannya / dikirimkannya di medsos. Netizen harus memiliki kompetensi literasi digital safety terkait etika jaringan yg mengatur cara berinteraksi kita dgn orang lain dan konten utk menciptakan lingkungan komunikasi yg baik.

Sebagian netizen menggunaan kata "aing" atau "silaing" yg merupakan bahasa sunda yg kasar di internet. Netizen seyogyanya tdk ikut-ikutan tanpa tahu cara penggunaan katanya yg benar. Kata tsb hrs digunakan sesuai peruntukannya, tdk boleh digunakan utk orang yg berusia di atasnya.

Dalam artikel berita Kompas *, Gugun Gunardi, pakar lingusitik UNPAD membolehkan penggunaan kata tsb, namun tidak boleh digunakan untuk mem-bully atau memojokkan orang lain. Penutur wajib mengetahui tingkat tutur bahasa Sunda, mana kata yang masuk ke dalam ragam bahasa Sunda kasar, sedang, hingga halus.

Seringkali netizen terbawa suasana kebebasan di alam maya, sehingga melabrak nilai dan norma berbahasa. Hal tsb membuat karakter atau budaya digital yg terbangun di internet tdk mencerminkan kearifan lokal bangsanya. Ketidaksopanan netizen terjadi karena adanya kesenjangan literasi digital safety yg menimbulkan ketidaknyamanan dlm berinteraksi, dan bahkan menjadi ancaman silaturahmi atau hukum di dunia nyata.

Disebutkan dlm kitab al-Bidaayah, bahwa seseorang haris menjaga tulisan dari hal-hal yg wajib dijaga oleh lisan. Tidak boleh menulis sesuatu yg diharamkan mengucapkannya. Bahaya yg ditimbulkannya lebih berdampak negatif dari pada ucapan, karena lebih luas jangkauannya serta lebih lama (Is’aad ar-Rofiiq II/105).

*) https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/16/094247271/pakar-unpad-bahas-fenomena-kata-aing-kasar-tapi-banyak-digunakan

Minggu, 11 April 2021

Face Shield dan Wujud Fisik Anonymous di Masa Depan

Di masa pandemi ini terlihat sejumlah manusia mengenakan face shield dgn kepala tertunduk saat mengakses konten digital dgn gawai. Seiring dgn perkembangan teknologi, mungkin saja ke depan ada banyak manusia yg mengenakan perangkat semacam face shield walau tdk sedang pandemi. Konten digital bisa dilihatnya dari layar monitor pd perangkat tsb tanpa perlu menundukan kepala. Secara otomatis perangkat tsb mengatur level transparannya saat pengguna hendak melihat konten. 

Layar depannya bisa menampilkan wajah transmiter saat ia berperan sebagai mediator komunikasinya dgn target receiver. Tidak akan ada banyak perangkat dgn layar digital yg ditemukan di lingkungannya, krn sudah terpenuhi oleh satu perangkat itu saja. Anonymous akan banyak bermunculan di ruang publik seiring dgn tertutupnya wajah oleh perangkat tsb, atau digantikannya wajah oleh wajah lainnya melalui perangkat tsb. Sisi positifnya, seseorang dapat lebih ekspresif di ruang publik. Sisi negatif nya, seseorang mungkin tdk percaya diri dgn wajah aslinya. Entah saat itu manusia mempersoalkan kamera pd perangkat semacam itu atau tdk. Saya pribadi berpendapat, selama data rekamannya utk konsumsi terbatas dan digunakan dgn memperhatikan privasi, kenapa tdk?

Kebutuhan Pembangunan Keluarga Informasi

Pandemi ini menunjukan kondisi banyak keluarga yg blm siap menjadi madrasah pertama bagi anak, sebab tdk semua ortu ada yg tinggal di rumah dan faham bagaimana cara mendidik anak. Kondisi ekonomi membuat beberapa keluarga menjadi tempat eksploitasi anak yg pertama, di mana anak dipekerjakan utk membantu mencari nafkah. Pada akhirnya, kehidupan perih di jalanan itulah yg menjadi madrasah pertama bagi anak. Hasilnya, anak menjadi dewasa lebih awal, atau bahkan hidupnya hancur krn salah pergaulan. 

Itulah kenapa membangun masyarakat informasi itu tdk sederhana dan harus melalui pendidikan. Menyiapkan manusia Indonesia menjadi anggota keluarga yg siap menjalankan pendidikan terhadap keturunannya dgn memanfaatkan perangkat teknologi tdk bisa dicapai hanya dgn kursus singkat pra nikah dan workshop literasi digital. Mereka harus melewati tangga pendidikannya dlm jangka waktu yg panjang, sehingga tdk hanya pengetahuan dan keterampilannya saja yg terbentuk, tetapi juga sikapnya. 

Pendidikan kita tdk boleh hanya sekedar mengajarkan bagaimana proses reproduksi kpd peserta didik, tetapi mengajarkan bagaimana cara membentuk keluarga yg hebat. Tidak boleh hanya sebatas mampu menggunakan perangkat teknologi informasi, tetapi juga mampu menerapkannya utk menyelesaikan masalah dunia nyata, termasuk dlm urusan pengawasan dan pendidikan anak sepanjang hayat. Barangkali yg terbaik bagi kita sekarang ini jangan dulu membangun masyarakat informasi, tetapi membangun keluarga informasi. Tulang punggung kemajuan bangsa ini ada di keluarga. 

Jumat, 09 April 2021

Ibrahim Nabi Periset

Nabi Ibrahim A.S. melakukan riset dalam topik agama dengan menetapkan pertanyaan penelitian, hipotesis, dan pembuktiannya secara empiris. Beliau mempertanyakan ketuhanan objek2 di langit, sebagaimana diceritakan di dalam al-Qur'an.

"Ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: 'Inilah Tuhanku', tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: 'Saya tidak suka kepada yang tenggelam'. Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: 'Inilah Tuhanku'. Tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: 'Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku termasuk orang yang sesat'. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: 'Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar'. Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: 'Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.'" (QS. Al-An'am:77-78)

Beliau mendeskripsikan hipotesanya yang bila dibahasakan secara umum adalah seperti ini H1: "Bintang, bulan, dan matahari adalah tuhan", H2: "Bintang, bulan, dan matahari bukan tuhan". Hipotesa tersebut sesuai dengan pernyataan beliau: "Inilah Tuhanku" dan "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Beliau mendasarkan hipotesanya kepada teori yang berkembang di tengah masyarakatnya yang menyatakan objek2 di langit tersebut adalah tuhan. 

Kemudian beliau merumuskan prosedur risetnya yang membuat beliau mengobservasi objek2 tersebut. Dengan mengikuti prosedur tersebut, beliau memperoleh data dan menganalisisnya, sehingga diperoleh pengetahuan empiris bahwa objek2 langit tersebut bukanlah tuhan.

Setelah itu beliau menyatakan kesimpulannya yang dapat dibahasakan demikian:

  1. Tuhan tidak meninggalkan manusia, sebagaimana perkataan beliau, "Saya tidak suka kepada yang tenggelam";
  2. Manusia perlu mengevaluasi kembali sifat ketuhanan bintang, bulan, dan matahari untuk memastikan lurus tidaknya penuhanannya, sebagaimana perkataan beliau, "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku termasuk orang yang sesat";

Beliau juga menyatakan sarannya agar kaumnya tidak menjadikan bintang, bulan, dan matahari sebagai tuhan, sebagaimana perkataan beliau, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan"

Senin, 05 April 2021

Penipu Tidak Cerdas


Telp aneh siang ini tgl 5 April 2021. Ybs ngakunya kurir lagi ditilang polisi dlm perjalanan mengantarkan barang pesanan saya. Lalu ybs menyerahkan telp ke orang lain yg ngakunya dari Polres Garut. Kata orang yg ngaku2 Polisi, si kurir ditilang 800rb krn tdk bawa surat2 kendaraan, dan sdh bayar 100rb. Paketnya diperiksa takut ada transaksi narkoba. Sampai di sini saya curiga, ini penipuan, polanya minta trf kekurangan uang tilang 😅

Orang yg ngaku Polisi itu tanya, nama kurirnya siapa?. Saya jawab, "Mana tahu saya" 😄 Sejak kapan konsumen toko hrs kenalan sama kurir dari perusahan kurir? Transaksi konsumen iti dgn toko, dan gak ada urusan dgn masalah apapun yg dihadapi oleh kurirnya. Kalau barang gak nyampe, konsumen protesnya ke toko.

Terus saya disuruh menyampaikan apa yg disampaikannya ke orang yg ngaku2 kurir. Saya jawab agar si bapaknya saja yg sampaikan sendiri dan silahkan proses si kurirnya sesuai prosedur yg berlaku. Katanya dia tdk bisa bilang, si kurir lagi di ruang komandan. Tapi tdk lama kemudian si kurir telp dan tanya apa yg tadi saya dengarkan? Saya jawab, "polisinya tdk bisa ngomong langsung krn kamu lagi di ruang komandan. Tapi kok bisa ngasih telp ke kamu ya?" 😄 Saya pun tutup telp nya.

Beberapa saat kemudian, kurir aslinya datang mengantarkan barang. Saya cek no telp nya berbeda dgn orang yg ngaku2 kurir. Eh, si penipu telp lagi. Saya bilang, kurir aslinya sdh ada, dan no telp si penipu akan saya laporkan. Dia dgn santainya bilang, "ya gpp". Himpitan ekonomi rupanya membuat orang kufur nikmat, tdk memanfaatkan waktu yg ada utk meminta maaf.

Jumat, 02 April 2021

Pesan Pengukuhan Anggota Komunitas / Relawan TIK STTG


Di penghujung bulan Maret 2021, saya diundang UKM Komunitas TIK STT Garut utk menghadiri kegiatan pelantikan daring bagi anggota baru. Kapasitas saya sebagai pembina organisasi mahasiswa tersebut. Dalam kesempatan tersebut, saya dipersilahkan oleh host utk memberikan sambutan dan pembekalan.

Ada tiga pesan yg saya sampaikan kpd anggota baru pada hari Minggu tanggal 28 Maret 2021 dalam acara tersebut, yakni terkait masa lalu, masa kini, dan masa depan organisasi. Saya menjelaskan bahwa sejarah berdirinya Komunitas ini sangat erat kaitannya dgn perkembangan infrastruktur TIK kampus yg meliputi perangkat TIK, unit kerja TIK, dan layanan TIK. Mahasiswa dan alumni dalam komunitas ini membangunnya dgn motivasi umum ingin mendapat pengetahuan tambahan dan motivasi khusus ingin berkontribusi / bersedekah kemampuan bagi masyarakat di dalam atau di luar kampus. Tujuannya adalah agar kampus tdk tertinggal dari kampus lain dlm penerapan TIK.

Komunitas ini yg pertama kali menerapkan file server, menghubungkan jaringan komputer lab dgn kantor melalui file server utk kemudahan pemeliharaan, merintis unit sistem informasi, merintis perusahaan rintisan, membangun kegiatan pengembangan diri mahasiswa dlm bidang TIK, merintis pembelajaran lapangan TIK, melaksanakan peran pengabdian kampus dlm bidang TIK di sejumlah lembaga pendidikan, dan melaksanakan penelitian dlm topik relawan TIK dan masyarakat informasi. Pd tahun 2017, Saya selaku perintis USI (unit sistem informasi) mendorong mahasiswa asisten unit utk mentransfer pengetahuan yg diperoleh dari pengalaman lapangan kpd mahasiswa lain melalui forum TIK. Anggota forum TIK terbaik akan menjadi asistem berikutnya.

Saat itu saya membuat model pengembangan diri mahasiswa dgn peran berbeda setiap tahunnya, di mana secara berjenjang mahasiswa akan menjadi pembelajar, pengajar, pengelola, dan perintis yg berkontribusi bagi masyarakat. Agar sistem tsb terus berjalan, saya mendorong asisten utk membentuk organisasi bernama KPTIK (Kelompok Pecinta/Penggerak Teknologi Informasi dan Komunikasi). Organisasi itu pun berdiri dan mulai saya dorong utk berkontribusi ke luar dgn mendampingi KomTIK (Komunitas TIK) sekolah. Hal itu sejalan dgn minat saya yg mulai memberi manfaat ke luar melalui Seminar dan Pelatihan TIK tahunan.

Dlm perkembangannya, pak Eri Satria selaku ketua prodi Teknik Informatika menginginkan agar kegiatan pendampingan sekolah menjadi kegiatan pembelajaran. Saya ditugasi utk menambahlan mata kuliah pilihan utk mewujudkan keinginan tsb. Saya putuskan utk menambahkan mata kulian ITV (IT Volunteering) dlm kurikulum yg dapat dikontrak oleh mahasiswa di semester ganjil dan genap. Nama tersebut terinsfirasi dari nama Korea IT Volunteers tahun 2012, di mana STTG berperan dlm program tsb sebagai local coordinator. Dgn demikian, sejak dulu STTG telah menjalankan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Ketua Prodi Informatika STT Garut pun menganggap materi C2C ( PC Component to Cloud Apps) yg diberikan kpd anggota komunitas jenjang pertama sangat penting utk dikuasai oleh semua mahasiswanya. Beliau memutuskan menambah SKS mata kuliah PTI (Pengantar Teknologi Informasi) utk praktikum C2C. Struktur materi C2C saya buat berdasarkan pengalaman wawancara saat mencari kerja pd salah satu perusahaan Multinasional di Jakarta Pusat. Bukunya diluncurkan tanggal 24 November 2012 oleh Menteri PDT RI dan Ditjen APTIKA Kemenkominfo RI dlm acara pengukuhan Relawan TIK Garut.

Pada tahun 2018, Usi Sttgarut masuk dalam struktur organisasi STTG. Kepala unitnya yg pertama kali di SK kan adalah alumni purna anggota KPTIK yg dulu asisten saya di rintisan unit tersebut. Sejak saya menjabat sebagai ketua prodi, KPTIK yg telah berubah nama menjadi Komunitas TIK tdk lagi tersentuh. Dan sejak berdirinya unit kerja tsb, kampus tdk lagi merekrut mahasiswa sebagai asisten krn perannya telah digantikan oleh staf. Komunitas TIK sudah tdk lagi di bawah bimbingan USI. Sejak saat itu komunitas pun menjadi vakum. Sementara warisannya masih tetap jalan, seperti praktikum PTI, mata kuliah ITV, dan USI.

Pada tahun 2018, saat menjabat sebagai kaprodi, saya memimpin perumusan kurikulum berbasis KKNI. Sesuai arahan kampus, semua prodi memasukan mata kuliah wajib KKN sebagai pembelajaran pengabdian ke dalam kurilulum. Saya mengubah mata kuliah ITV dari pilihan menjadi wajib dgn nama Relawan TIK sebagai pembekalan pra KKN yg membentuk mahasiswa sebagai pengabdi berkarakter relawan TIK. Mata kuliah tsb sebagai pendalaman mata kuliah Komputer dan Masyarakat serta Mata Kuliah Dasar Umum dlm materi kerelawanan, juga sebagai realisasi kerjasama tridharma dgn Relawan TIK Indonesia.

Dlm kesempatan perkuliahan mata kuliah Relawan TIK yg saya ampu, saya menjelaskan manfaat kerelawanan yg diperoleh anggota Komunitas TIK di masa lalu. Saya menawarkan kpd peserta didik utk menghidupkan kembali Komunitas yg sangat bermanfaat tsb. Kemudian salah seorang mahasiswa menyatakan kesiapannya utk menghidupkannya. Ia kemudian menjadi ketua Komunitas TIK.

Gedung D yg menjadi sekretariat Komunitas TIK di masa lalu sekarang ini telah berubah fungsi menjadi laboratorium STTG. Karpet dan beberapa aset milik Komunitas TIK Garut masih ada di sana dan dimanfaatkan oleh prodi informatika. Kelas KPTIK dan KP2TIK telah berubah menjadi lab STI dan SJK. Kantor rintisan USI berubah menjadi kantor CDC dan LPPM. Dan Komunitas ini tdk kebagian ruang sekretariat di gedung kemahasiswaan.

Sebagaimana dulu, saya menempatkan Komunitas ini di bawah binaan saya. Pengurusnya bisa menggunakan ruang kerja saya utk pertemuan. Saya memberi mereka arahan utk berbagi tempat kegiatan di co-working space Area 306 yg karpetnya milik Komunitas TIK Garut dgn Himpunan Mahasiswa Informatika. Saya juga mengarahkan mereka utk tetap berjejaring nasional dgn menjadikan organisasinya sebagai komisariat Relawan TIK Indonesia. Saya ceritakan bagaimana anggota KPTIK di masa lalu pergi ke Jakarta, Jawa Timur, hingga Thailand utk melaksanakan tugas pengabdian, membantu STTG melaksanakan kerjasamanya dgn Relawan TIK Indonesia dan Majelis Muwasholah.

Walau tdk punya ruang sekretariat, prestasi pengurus KomTIK Reborn ini cukup membanggakan. Pada tahun 2019, mereka mampu memenuhi tantangan saya utk membantu memenuhi kebutuhan internet hotspot di salah satu sekolah di wilayah Limbangan. Pada tahun berikutnya, Zoel Hilmy selaku ketua pengurusnya memenangkan hibah dari Dikti yg digunakan oleh komunitas utk membantu sekolah melaksanakan pembelajaran daring di masa Pandemi. Prestasi ini merupakan kekhasan komunitas ini sedari dulu. Capaian Komunitas TIK Garut sebagai komunitas TIK terbaik se Jawa Barat di antaranya atas peran anggota KPTIK.

Dalam kesempatan tersebut, saya mengamanatkan agar anggota baru dan pengurus belajar dari sejarahnya dan tetap menjaga warisan terbaiknya. Prestasi Komunitas TIK harus menjadikan mereka tetap percaya diri sebagai organisasi mahasiswa yg berdaya saing nasional dan global, sehingga dapat terus memberi manfaat kpd diri sendiri, serta masyarakat di dalam dan luar kampus. Pengurus sekarang diharapkan mempertahankan prestasi yg telah diukir pengurus atau generasi sebelumnya dan menambah prestasi lainnya sebagai warisan yg bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Di antara prestasi tambahan yg bisa diupayakan adalah mengembangkan Balai Latihan Kerja Mahasiswa yg telah dihidupkan kembali oleh kepengurusan sebelumnya sebagai kewirausahaan komunitas di luar kampus yg didanai Dikti. Mereka juga dapat mengembangkan aplikasi dari kegiatan kelompok kerja mahasiswa bidang aplikasi dan menjadikannya sebagai modal perusahan rintisan yg juga dapat didanai Dikti.

Acara tersebut ditutup dgn pengucapan janji anggota KomTIK STTG:

DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH
YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

KAMI KOMUNITAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

KAMI BERJANJI
AKAN MELAKSANAKAN PENGEMBANGAN DIRI SECARA MANDIRI
DAN AKAN MENGABDI KEPADA MASYARAKAT
SEBAGAI RELAWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

KAMI BERJANJI
AKAN MENYISIHKAN WAKTU DAN KEMAMPUAN
UNTUK MEMBANTU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI
DEMI AMAL, SERTA KEMAJUAN BANGSA DAN NEGARA

KAMI BERJANJI
AKAN MEMANFAATKAN HAK DAN MENUNAIKAN KEWAJIBAN ORGANISASI
SEMATA UNTUK KERIDHAAN ILLAHI

Kamis, 01 April 2021

Terorisme dan Firqah Islam

Teroris muslim itu beraksi berdasarkan pemahaman keagamaan, tapi menyimpang. Hal tersebut tdk mengherankan, sebab umat ini sudah dipastikan oleh Nabi akan terpecah menjadi puluhan kelompok pemahaman keagamaan atau firqah, di mana hanya satu saja yg lurus. 

Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Sedangkan umatku terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.” Para sahabat bertanya, “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu yang mengikuti pemahamanku dan pemahaman sahabatku.” (HR. Tirmidzi)

Firqah yg pertama kali ada dalam sejarah Islam adalah Khawarij.

Mereka keluar (khuruj) (muncul) ketika terjadi perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin.” (HR. Bukhari no. 3414, 5810, 6534 dan Muslim no. 1064)

Terorisme memiliki pemahaman sebagaimana firqah Khawarij, membenturkan masyarakat dgn pemerintah dan berniat menggulingkan pemerintahan dgn menghalalkan darah sesama muslim.

"Setiap orang yang keluar menentang pemimpin yang sah yang telah diputuskan oleh masyarakat disebut sebagai Khawarij,  baik penentangan itu terjadi di masa sahabat terhadap para Khulafaur Rasyidin atau terjadi setelah mereka terhadap para tabiin yang baik dan para pemimpin di setiap zaman". (as-Syahrastani, al-Milal wan-Nihal, juz I, halaman 114).

Mewaspadai Fase Pertumbuhan Terorisme dalam Diri

Saya menemukan konten wasiat teroris yg tersebar di medsos seperti ini

Berdasarkan apa yg saya pelajari semasa remaja dulu, saya mengira teroris ini melewati fase berikut ini:

Awalnya seseorang banyak mengkonsumsi konten agama yg menyerang suatu pemahaman agama, sehingga ia menganggap pemahaman yg disukainya itu lurus, pemahaman berbeda itu sesat yg perlu dibeci atau dilawannya; lalu banyak mengkonsumsi konten pertikaian politis berbaju agama, sehingga menganggap diri sedang membela agama, siapapun yg kontra itu penyokong kedzaliman yg perlu dibenci atau dilawannya; lalu mulai berimajinasi hidup mulia dlm daulah Islamiyah atau mati syahid, sehingga menganggap daulah dlm imajinasinya itu daulah Allah, selainnya itu daulah thogut yg perlu dibenci atau dilawannya; lalu bertemu dgn kejadian atau kondisi yg membuatnya merasa perlu melakukan amaliah sebagaimana imajinasinya, atau bertemu seseorang yg mendorong dan bahkan memenuhi kebutuhan amaliahnya, sehingga ia melakukan amaliah dan merasa akan memperoleh manfaat atau memberi manfaat kpd orang lain.

Di antara sebab orang banyak mengkonsumsi konten semacam itu adalah algoritma bubble yg membuat seseorang terkondisi utk selalu mengkonsumsi apa yg disukainya di medsos. Orang yg menyukai konten tertentu akan terhubung dgn orang lain yg juga menyukainya, menjadi komunitas tanpa batas. Semakin luas jejaring sosialnya, semakin berlimpah kontennya, sehingga semakin kuat perasaan suka atau bencinya, sebab orang-orang dlm jejaringnya saling dukung saat berada di thread yg sama. Kuatnya dukungan dapat membangun kepercayaan diri dan keyakinan yg kuat pd pemahamannya. Semakin yakin, semakin berani. 

Itulah kenapa penanganan konten tertentu penting dilakukan, sebab konten tsb bagaikan pupuk yg menyuburkan alam fikir seseorang, menumbuhkan semangat, dan dapat membuahkan suatu tindakan. Semua kalangan perlu terlibat dalam menangani konten tsb dgn menghapusnya dan menutup produsennya. Demikian pula penyadaran perlu dilakukan, agar setiap orang yg sdh naik ke tangga fase perkembangan terorisme bisa diturunkan. Kalau tdk dilakukan, akan ada banyak kaum milenial yg melakukan tindak kejahatan krn mengira telah sesuai dgn ajaran agama.