Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Senin, 25 September 2023

Takut dan Harap


Khauf / takut dan raja' / harap dapat mengokohkan keimanan. Keduanya merupakan dorongan alamiah utk bertahan hidup. Imam al-Ghazali dlm Ihya Ulumuddin menekankan pentingnya keseimbangan keduanya. Terlalu condong kpd salah satunya dapat mengancam keselamatan jiwa.

Keimanan itu hadir krn hidayah Allah, bukan pemberian manusia. Sebagaimana Umar RA yg beriman bukan karena takut atau harap pd manusia, tapi merasakan sesuatu dlm hati saat mendengarkan wahyu Tuhan yg tengah dibacakan oleh saudarinya. Kemarahannya seketika sirna.

Setelah keimanan hadir, umumnya orang beriman mengelola takut dan harapnya utk mengokohkan keimanan. Kalangan khusus yg telah dekat dgn Tuhan mengokohkan keimanan tdk dgn alasan keduanya. Misalnya, Rabiah al-Adawiyah yg tdk lagi merasa takut pada neraka atau mengharapkan Surga.

#PersepsiCahyana

Verifikasi Kenabian Awal


Keyakinan terkait ilmu akhirat diverifikasi oleh ahlinya, sebagaimana ilmu dunia. Ahli agama awal yg memverifikasi pengalaman Nabi Muhammad SAW adalah pendeta Buhaira dan pendeta Waraqah. Pendeta pertama memverifikasi tanda kenabian. Pendeta kedua memverifikasi pertemuan dgn Jibril.

Pengalaman Nabi bila diverifikasi oleh ilmu lain dapat menimbulkan ketidakakuratan. Misalnya, psikologi yg tdk menjangkau persoalan wahyu mungkin akan menyimpulkan pengalaman semacam itu sebagai skizofrenia, sebagaimana pandangan orang yg tdk meyakini agama atau tdk beriman yg menganggap Nabi berpenyakit gila (QS. al-Mu'minun: 70), sehingga mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila." (QS. al-Hijr: 6)

#PersepsiCahyana

Jumat, 22 September 2023

Kefasihan dan Kelembutan Kunci Sukses Komunikasi

Seringkali kita melihat sekelompok orang yang menghasut dgn menggunakan sentimen SARA, dan bahkan dgn membajak nama suci Tuhan.  Mereka yg mengenakan topeng agama melakukannya agar maksiat bughot terwujud. Padahal agama mereka mengajarkan utk mendamaikan saudara yg bertengkar, apalagi bila pertengkarannya mengarah kpd serangan fisik, seperti menimpuk orang yg tdk melawan dgn batu atau menghancurkan fasilitas publik yg merupakan aset bersama.

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." (QS. An Nisa: 114).

Sangat mengherankan dgn banyaknya ujaran di medsos yg lebih cenderung membesarkan masalah dgn mengatasnamakan kebenaran menggunakan kalimat yg menyinggung dan berdasarkan pada "katanya". Orang yg bertindak anarkistis saja dibenarkan krn dianggap sedang memperjuangkan kebenaran. Padahal kebenaran itu bisa diusahakan dgn cara yg baik, seperti musyawarah dgn bersikap lembut dan bersaudara. Mungkin kita bisa belajar dari nabi Musa.

Saat menghadapi Fir'aun, Nabi Musa tdk meminta kpd Tuhan utk menunjukan emosinya dgn kata-kata kasar yg menyinggung. Beliau meminta kelapangan dada, kemudahan urusan, dan lepas dari kekakuan lidah supaya mitra tutur nya mengerti dgn apa yg disampaikan. 

"Ya Allah, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku." (QS. Taha ayat 25-28).

Nampaknya kefasihan lidah menjadi perhatian beliau, sehingga beliau meminta kpd Tuhan agar saudaranya Harun menjadi juru bicaranya krn lebih fasih lidahnya, dan Tuhan mengabulkan. Bagi beliau, kefasihan adalah kunci sukses pengiriman pesan yg membuat pesan mudah dipahami, sehingga lebih sulit dibantah atau didustakan oleh mitra tutur. 

"Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utus lah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku. Sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakan ku." (QS Al-Qashash : 34)

Selain kefasihan, kunci sukses komunikasi Nabi Harun adalah kelembutan. Suatu ketika Nabi Musa sangat marah atas tindakan kaumnya yg sangat keliru, sehingga menarik rambut Nabi Harun dgn kasar. Nabi Harun menyikapinya dgn penjelasan menggunakan kalimat yg lembut dan bersahabat, sehingga emosi Nabi Musa mereda setelah memahaminya. 

Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkata lah dia: “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?” Dan Musa pun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya. Harun berkata: “Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggap ku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang lalim.” Musa berdoa: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkan lah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang”. (QS. Al-A’raaf: 150-151)

Allah menunjukan kelembutan dan sikap bersahabat sebagai kunci sukses komunikasi, terlebih dgn saudara sendiri, apalagi saudara satu keyakinan. Allah telah menjelaskannya kpd Nabi Muhammad SAW tentang arti penting kelembutan dan sikap bersahabat ini,

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)

Kamis, 21 September 2023

Jalur Perdagangan Digital

Sebagian dari kita meyakini bahwa silaturahmi membuka pintu rejeki. Saat ini banyak pengusaha membangun dan memperluas jangkauan silaturahminya melalui media sosial, di mana mereka memasuki atau menciptakan komunitasnya sendiri utk mendengarkan atau memicu kebutuhan. Mereka memenuhi segala kebutuhan yg terdengar dalam jejaring pertemanannya melalui penjualan, dan memperoleh loyalitas konsumen sebagai buah interaksi pertemanan yg baik. 

Lalu apa jadinya bila yg ingin berteman adalah para penjual dari luar negeri? Sebenarnya memberi komoditas dari penjual asing sudah ada dari dulu. Kita tentunya tahu tentang sejarah jalur sutera atau semisal lainnya. Kini jalur perdagangan berbasis digital berfungsi secara efisien, menghantarkan banyak pemasaran dan transaksi hingga ke sudut-sudut rumah. Kesempatan tersebut membuat pengusaha Indonesia dapat berjualan panci dan peralatan semisal di luar negeri melalui internet sampai membuatnya menjadi sangat kaya raya. Tentu saja itu adalah buah literasi dan literasi digital yg memungkinkan pedagang dapat berinteraksi di pasar global secara efektif.

Apakah jalur perdagangan digital yg bermodalkan jejaring sosial harus dilarang? Menurut saya hal itu seperti melawan kodrat mahluk sosial. Apakah kita juga perlu memasang seruan utk hanya membeli komoditas dari kalangan sendiri dan melarang transaksi dgn teman atau penjual di luar kalangan? Menurut saya hal itu melawan kodrat internet sebagai ruang terbuka. Sikap demikian akan merugikan pedagang Indonesia yg menargetkan pasar luar negeri saat ada usaha balasan. 

Menurut saya, cara terbaik membantu pengusaha kecil adalah dgn membekalinya kemampuan agar dapat memposisikan diri dan bersaing. Kita tdk terlalu optimis semuanya akan dapat memperoleh manfaat dari kemampuan tersebut, mengingat tdk semua memiliki kesempatan yg sama khususnya dlm aspek aksesibilitas. Tetapi masalah tersebut dapat diselesaikan dgn menghadirkan penyedia jasa informasi. Dengannya semua pedagang dapat bersaing secara setara, sekaligus memperoleh kesempatan yg sama di ruang digital. Pertempuran dagang pada akhirnya melibatkan para pedagang melek digital dan penyedia jasa informasi yg mewakili pedagang buta digital.

Harga murah adalah inovasi yg menjadi daya tarik bagi pembeli. Bila harga jual suatu komoditas di dalam negeri sangat murah menurut pembeli di luar negeri, maka seharusnya komoditas itu menjadi sangat laku di luar negeri sana. Itulah sebab kenapa ada banyak perusahaan di luar negeri yg tertarik tdk hanya dengan komoditas dari Indonesia saja, tetapi juga dengan insan kreatif nya. Penjual dari luar negeri sana yg menjual komoditasnya di Indonesia, boleh jadi ia mengambil untung yg sedikit dibandingkan dgn penjual kita yg berjualan di tempat mereka. 

Nampaknya tdk ada masalah dgn kesempatan perdagangan di ruang digital. Permasalahan utamanya menurut saya adalah pembeli kita lebih banyak bertemu dan berteman dgn penjual komoditas luar negeri di ruang digital dari pada penjual komoditas dalam negeri, atau penjual kita banyak menjual komoditas luar negeri yg faktanya memang murah, atau populer, atau belum tertandingi. Ada kesenjangan inovasi, produksi, pemasaran dan lainnya yg perlu diselesaikan. Apa tdk mungkin bagi kita utk melakukan apa yg dilakukan oleh penjual komoditas luar negeri, yakni mendorong penjualan komoditas dalam negeri sebanyak-banyaknya ke luar negeri, dari pada hanya bertahan dgn membatasi akses konsumen dalam negeri kepada komoditas yg bagi mereka tdk penting apakah berasal dari dalam atau luar negeri? 

#PersepsiCahyana

Banyak Cara Namun Harus Teruji

Saya ingat waktu pertama kali kenal bhs pemrograman, tugas looping saya kerjakan tdk menggunakan repeat-until dan while-do tetapi dgn label-goto yg menyebabkan baris intruksinya lebih banyak. Alm. pak Maman Abdurrahman membenarkan setelah beliau membuktikan kode sumber yg saya buat benar, walau pun saya tdk membuatnya persis seperti yg beliau buat. 

Dlm kesempatan lain dgn pak Ahmad Hazairin, saya membuat perkalian matriks tanpa batas, beliau tdk membenarkan dan menyalahkan secara tegas krn katanya sulit membuktikan secara manual perkalian matriks yg banyak, sekalipun yg sedikit terbukti benar. Benar jika ada relawan yg mau membuktikannya, hehehe. Jadi dari sikap mahaguru saya tsb dpt disimpulkan bhw dosen tdk mempersoalkan cara pengerjaan yg beda, yg penting hasil sama atau terbukti benar.