Program Berbagi Masker bersama Mahasiswa STTG merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh sivitas akademik Sekolah Tinggi Teknologi Garut pada bulan Mei 2020 yang bertepatan dengan bulan Ramadhan 1441. Panitia pelaksananya adalah mahasiswa. Program ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2020, satu hari sebelum pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar di kabupaten Garut.
Program ini berawal dari tawaran pak Eri Satria, salah satu dosen Teknik Informatika yang juga Relawan TIK Sekolah Tinggi Teknologi Garut di grup WhatsApp Komunitas TIK. Pada tanggal 30 April 2020 itu, beliau menawarkan masker kain gratis yang dapat dibagikan oleh mahasiswa kepada masyarakat.
Kemudian beliau mengajak anggota senior Komunitas TIK dari kalangan alumni dan dosen Sekolah Tinggi Teknologi Garut (termasuk saya) untuk berdonasi. Selanjutnya, beliau menunjuk Zoel Hilmi, mahasiswa Teknik Informatika yang menjabat selaku ketua Komunitas TIK Sekolah Tinggi Teknologi Garut untuk mengatur panitia kecil.
Pak Eri Satria pada akhirnya berhasil mendapatkan masker gratis sebanyak 600 pcs. Beliau berharap anggota senior dapat berdonasi untuk menambah jumlah maskernya dengan cara membeli. Pada hari Jum'at, 1 Mei 2020, poster penggalangan dana ditampilkan di grup oleh Zoel Hilmi dengan judul Berbagi Masker bersama Mahasiswa STTG.
Pada tanggal yang sama, pukul 14:37, ibu Rina Kurniawati selaku Wakil Ketua bidang Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Teknologi Garut mengirimkan poster tersebut di grup Whatsapp Pusat Informasi STTG di mana tenaga pendidik dan kependidikan berada.
Pada pukul 15:36, saya bertanya kepada ibu Rina Kurniawati, apakah donasinya bisa melalui mekanisme pemotongan dari honorarium bulan depan? Beliau menjawab, bisa. Saya kemudian berfikir, kenapa tidak diajak saja para dosen untuk turut serta berdonasi untuk kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat tersebut?. Menurut pemikiran saya, berdonasi itu sama dengan terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut. Dan unit kerja LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) yang saya pimpin berkewajiban memfasilitasi dosen dan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan pengabdian.
Pada pukul 21:00 saya bertanya kepada pak Hilmi Aulawi selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut tentang kemungkinan LPPM untuk menawarkan donasi kepada para dosen melalui mekanisme pemotongan honorarium bulan depan. Beliau mengizinkan.
Setelah mendapatkan izin tersebut, saya mengirim penawaran di grup WhatsApp Penelitian dan Pengabdian pada pukul 21:21.
Pada hari Senin, 4 Mei 2020, pukul 08.40 saya menutup donasi dari para dosen. Dan pada pukul 09:05 surat pengajuan pemotongan honorarium untuk donasi saya sampaikan kepada ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut, ditembuskan kepada semua wakil ketua.
Pada pukul 10:23, pengajuan tersebut disetujui oleh pak Hilmi Aulawi. Selanjutnya, dana dicairkan pada pukul satu siang oleh biro Pengeluaran Keuangan. Pukul 13:26 saya menghubungi ibu Leni Fitriani mewakili bagian Kemahasiswaan untuk menyerahkan uang tersebut agar dapat diteruskan kepada panitia. Total dana yang terkumpul dari para dosen, baik yang transfer langsung kepada panitia atau melalui pemotongan honorarium adalah sekitar 2,5 juta rupiah, dan 600 pcs masker kain. Kalau masker kain tersebut diuangkan, total bantuan dari dosen sekitar 5,4 juta rupiah. Alhamdulillah, semoga menjadi tambahan pahala berlipat di bulan Ramadhan Mubarak ini.
Pada hari Selasa, 5 Mei 2020, pak Eri Satria mulai mendistribusikan masker sumbangan yang akan dibagikan oleh mahasiswa kepada masyarakat. Di antaranya adalah masker sumbangan dari Alumni SD Kiarasantang angkatan 88 dan Alumni SMPN 2 angkatan 91.
Setelah itu mahasiswa mulai membagikan masker di seputaran kampus dan beberapa lokasi lainnya. Adapun dana yang terkumpul dari donasi, rencananya tidak akan dibelikan masker, tetapi akan dibelanjakan sembako yang akan dibagikan pada tanggal 7 Mei 2020 kepada 50 keluarga yang perlu dibantu.
Disebutkan dalam undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, bahwa organisasi mahasiswa paling sedikit berfungsi mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Saya merasa bersyukur, mahasiswa berhasil mewujudkan manfaat kampus bagi masyarakat sekitar melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pada hari sebelumnya, Minggu tanggal 3 Mei 2020, saya memberikan masukan kepada mahasiswa di grup WhatsApp agar masyarakat seputaran kampus mendapatkan perhatian:
Btw, sekiranya dananya banyak, saya berharap perhatian kita tdk hanya kpd pemenuhan kebutuhan masker, tapi juga kpd kebutuhan yg teramat penting bagi masyarakat miskin di sekitar kampus, seperti beras dan/atau sembako. Bagaimanapun, kampus hrs terasa manfaatnya bagi masyarakat sekitar di mana kampus berada ... Mari kita perduli dgn masyarakat sekitar kampus, jgn dulu jauh2 ke daerah belasan hingga puluhan kilometer dari kampus. Berbagi itu dimulai dari keluarga terdekat dulu, dan keluarga terdekat bagi kampus adalah masyarakat sekitar kampus.