Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Sabtu, 25 Mei 2019

Hoax itu Memperdaya

Hari ini pemerintah membuka kembali pembatasan platform media sosial Facebook, Whatsapp, dan Instagram. Pemerintah membatasinya sebagai upaya pencegahan terhadap serangan hoax yang dapat memicu kerusuhan besar pada tanggal 22 Mei 2019. Bahkan hoax itu muncul paska kerusuhan 22 Mei 2019. 

Produsen hoax meracik hoax menggunakan bumbu kalimat keagamaan, dan menyebarkannya untuk memicu emosi netizen dan membangun suasana kebencian kepada pemerintah. Sebagian netizen yang tidak menyukai pemerintah dengan mudah mengalami efek fatamorgana, melihat hoax sebagai kebenaran. Syahwatnya bergembira karena menemukan santapan narasi kebencian kepada pemerintah dalam hoax tersebut. Akalnya tertutup dari menemukan fakta sehingga mengabaikan dugaan buruk yang tersaji dalam hoax.

Di antara hoax yang muncul di grup Whatsapp yang saya ikuti adalah tentang kematian seorang anak setelah dipukuli aparat yang terekam CCTV dan tersebar di media sosial. Belakangan diketahui bahwa pria yang dipukuli aparat itu bukan anak yang dimaksud, dan pria tersebut masih hidup


Narasi berbau agama di dalam hoax tersebut menyebabkan banyak anggota grup tergerak dan mengaminkan do'a. Padahal di dalam do'a tersebut ada permohonan diturunkannya azab. Saya berusaha membongkar betapa narasi dalam hoax tersebut dipenuhi oleh hayalan dan terasa berlebihan.


Saya katakan bahwa kalimat "para pelaku berdalih mereka perusuh" merupakan kalimat sahih bila dalih tersebut telah dinyatakan aparat selaku pelaku pemukulan. Faktanya, Propam baru akan memanggil oknum Brimob yang menjadi pelaku pemukulan. 

Saya katakan bahwa kalimat "Para pendukung penguasa bersorak ramai lewat jari2nya" itu sangat stereotif. Tdk semua pendukung penguasa (dibaca pemerintah atau pak Jokowi) bersikap demikian. Si pembuat hoax juga sok tahu dengan membuat kesimpulan bahwa pendukung penguasa itu berharap dirinya dan keluarganya terbebas dari segala musibah dengan cara memberi dukungan kepada penguasa. 

Bagaimana kita tdk bersikap adil? Teringat firman Tuhan tentang prinsip keadilan, "Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Maa’idah: 8)


Si pembuat hoax menutup narasinya dengan permohonan azab bagi penguasa dan penyokongnya yang dianggapnya telah berlaku dzalim, bukannya mengharap petunjuk agar mereka yang dituduhnya dzalim diberi petunjuk untuk dapat memohon ampun. Mungkin dia tidak tahu kalau Allah SWT tidak akan mengazab selama mereka memohon ampun.

“Allah tidak akan menyiksa mereka selama kamu ada di tengah mereka. Dan Allah tidak akan menghukum mereka, sementara mereka memohon ampun.” (QS. al-Anfal: 33).

Jagalah mulut kita dari memohonkan azab. Tuhan menurunkan petunjuk Nya agar setiap orang dapat kembali & terselamatkan.

Bayangkan, hoax yang mengandung narasi kebencian berdasarkan prasangka buruk kepada penguasa tersebut disebarkan di media sosial. Ada banyak penghuni grup media sosial yang mengaminkan do'a hoax tersebut di bulan Ramadhan. Betapa cepat pahala puasa menguap gara-gara mengaminkan do'a hoax yang membenarkan prasangka buruk kepada penguasa tersebut. Dan betapa si pembuat hoax dan penyebarnya menuai dosa dari setiap orang yang mengaminkan do'a tersebut. Semua kerugian tersebut terjadi saat fakta sebenarnya terkuak, bahwa yang dipukuli itu bukan anak yang meninggal.  

Berkata Bakar bin Abdullah Al-Muzani dalam kitab Tahdzib At-Tahdzib: “Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun benar kalian tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah kalian berdosa. Perkataan tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu”.

Teman media sosial saya berkata bahwa di dalam hoax tersebut terkandung kebenaran, yakni ada pria yang faktanya memang dipukuli aparat. Saya katakan, bila kebenaran bernilai 1 dan hoax bernilai 0, maka nilai hoax dan kebenaran menurut gerbang logika adalah 0 atau hoax. Artinya kebenaran yang dibumbui hoax adalah hoax. 

Kita semua memang hamba Allah yang tidak sempurna, sering jatuh dalam khilaf dan dosa lantaran terpedaya bisikan hoax dari kalangan jin dan manusia. Semoga Allah melindungi kita dari khilaf dan mengaruniakan istighfar saat termakan hoax. Insya Allah kita akan terhindar dari hukuman Nya setelah kita memohon ampunan kepada Nya. 

Saat saya bersikap adil kepada pemerintah dan melawan hoax yang ditujukan kepada pemerintah, banyak teman menganggap saya tidak melihat kebenaran dengan mata hati. Entah kebenaran seperti apa yang dimaksud, karena saya telah berusaha bersikap adil dan menggunakan hati dengan tidak menutup diri dari fakta kesalahan oknum aparat dan perusuh. Kepadanya saya katakan, "Kebenaran itu hanya nampak jelas dlm pandangan orang yg berpijak pada prinsip keadilan, bukan pada kecenderungan politik partisan". Kebenaran tidak bisa dikooptasi oleh keberpihakan politis.

Jumat, 24 Mei 2019

Bijak Menggunakan VPN Client


VPN (Virtual Private Network) merupakan jaringan aman yang dibangun melalui internet untuk menghubungkan dua jaringan lokal. VPN sekarang ini dikenal sebagai pintu masuk menuju situs web atau konten yang diblokir. Banyak pengguna memasang VPN client pada komputer atau smartphonenya untuk mendapatkan kesempatan akses tersebut. Para penapis konten percaya bahwa masyarakat dapat terhindar dari ancaman situs web atau konten negatif dengan cara memberikan peringatan, membatasi, atau menutup akses di wilayah tertentu. VPN dapat membuat pembatasan dan penutupan akses tersebut menjadi sia-sia karena pengguna VPN dapat mengaksesnya menggunakan server yang berjalan di wilayah lain. 

Anggap saja ada perangkat lunak VPN client yang menjanjikan privasi dan keamanan yang memadai sehingga pengguna terhindar dari sisipan malware yang mencuri data penting, dan ancaman lain yang datangnya dari penyedia layanan VPN. Walau demikian pengguna masih akan berhadapan dengan sumber ancaman lainnya, yakni dari situs web dan konten yang dibatasi atau ditutup oleh para penapis. Pengguna harus bijak dalam menggunakan VPN client, tetap sadar bahwa situs web dan konten yang ditapis memberikan resiko tertentu kepada pengaksesnya. 

Di antara situs web yang ditapis adalah yang mengandung konten pornografi. Penapisan konten ini dianggap penting oleh banyak stakeholders. Hasil survei Kementrian Kesehatan di wilayah Jakarta Selatan dan kabupaten Pandeglang pada tahun 2018 menunjukan bahwa sekitar 98,3 persen siswa terpapar konten pornografi. Pada tahun yang sama KPAI mencatat ada 525 kasus pornografi dan kejahatan siber yang melibatkan anak-anak. Pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius terhadap konten negarif tersebut. Pada tahun 2018, Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menjalankan mesin sensor untuk menangani konten negatif. Platform media sosial pernah diblokir karena dianggap membiarkan ratusan konten asusila. Pemblokiran seperti ini sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2010 melalui Trust Positif. 

Selain bekontribusi kepada perilaku yang menyimpang, konten pornografi juga menjadi ancaman bagi emas digital (data dan berkas) yang tersimpan di komputer. Ada banyak virus komputer yang terkandung dalam berkas gambar. Salah satu contohnya adalah “perrun” yakni virus yang menyusup dalam gambar jpeg. Virus yang menempel pada file jpeg akan aktif saat filenya dibuka atau dijalankan. Beberapa malware yang terkandung dalam berkas gambar dapat mencuri data pribadi dan bahkan mengambil alih akun bank. Dengan teknik yang sama yakni steganography, teroris menyisipkan pesannya ke dalam konten pornografi. Seseorang bisa berurusan dengan pihak keamanan gara-gara mengunduh dan menyimpan konten tersebut.

Virus atau malware merupakan salah satu tersangka yang menyebabkan kerusakan komputer sesaat setelah konten pornografi dibuka atau dijalankan. Sebuah ransomware trojanhorse bernama Cyber.Police yang di antaranya menyebar melalui situs web porno menyebabkan mesin (smartphone atau komputer) tidak bisa digunakan karena terblokir oleh pop-up yang berisi ancaman pemerasan hingga penghilangan data. Kondisi tersebut menghantarkan pengguna kepada langkah penanganan yang bila tidak dilakukan secara hati-hati bisa berakibat hilangnya data penting. 

VPN client dapat digunakan oleh siapa saja untuk mengakses konten negatif yang diblokir oleh para penapis. Pengguna VPN client harus mempertimbangkan baik-baik sebelum mengakses konten negatif, karena konten tersebut berpotensi menjadi ancaman bagi mesin dan emas digital kita. Kenikmatan semu dan sesaat dari konten negatif dapat menyebabkan kerugian yang banyak. Oleh karenanya, mari bijak dalam menggunakan VPN Client. Cerdas digital adalah kondisi melek digital di mana pengguna mampu memanfaatkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi untuk mengakses konten yang tidak merugikan dirinya dan orang lain. Mengakses konten pornografi menggunakan VPN client yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain adalah tindakan tidak cerdas digital.