Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Kamis, 17 Maret 2016

Panggilan-Nya


Setelah mengaruniakan komitmen kembali kepada-Nya, Dia tidak perlu mengaruniakan kata siap dari lisan hamba-Nya saat berkehendak mengundang hamba-Nya yang penuh dosa.


Hari ini 17 Maret 2016, merupakan hari yang tidak bisa dilupakan. Hari di mana Allah menunjukan cara-Nya menjawab kelelahan ini. Seakan Dia berkata, "Engkau telah memahami bagaimana seharusnya keinginan untuk kembali itu yang sebenarnya, yakni dengan tidak memenuhi kehendak nafsumu dan kehendakmu untuk memilih. Sekarang datanglah ke rumah-Ku, tunaikan kewajiban mu, semoga engkau terbebaskan". 

Di awal perjalanan dari Garut, memenuhi panggilan Allah merupakan topik pembicaraan dengan pak Eri Satria. Di awal pembicaraan saya menyatakan tidak siap untuk memenuhi panggilannya. Namun di tengah perjalanan pak Eri merasa ada panggilan Allah yang dekat. Dan ternyata di ruangan itu, Allah memanggil dengan lisan hamba-Nya, "Rinda Cahyana"

Untuk sesaat saya mengalami keheningan, kemudian tubuh ini beranjak dari kursi dan kaki ini melangkah menuju sumber suara. Sementara itu mata saya melihat kembali semua yang telah dikatakan oleh hati, sehingga tidak melihat ke dunia nyata. 

"Saya berharap mendapat Laptop (untuk bekerja)", 
"Saya berharap mendapat sepeda yang diinginkan Syauqi selama ini", 
"Saya tidak boleh memilih, biarkan Allah yang memilihkan". 
"Akankah Allah memanggil hamba berdosa ini ke rumah-Nya?". 

Lamunan itu terpecahkan saat saya diminta untuk menunjukan kertas pengenal. Pertanyaan apakah saya sudah haji tidak berhasil saya jawab, karena terjebak oleh rasa tidak percaya. Dalam hati ini berkata, "Tuhan benar-benar memanggil pendosa ini ke rumah-Nya". Lalu mata ini pun berkaca-kaca. Saya tidak berani untuk bahagia, saya merasa malu akan menjadi tamu-Nya.

Saya takjub kepada-Nya karena Dia telah mengatakan pada bulan-bulan sebelumnya melalui lisan hamba-Nya bahwa Dia akan mengundang dua tahun kemudian dan Dia memenuhinya. Dia pun mengabarkan kebahagiaan yang besar itu, dan semoga itu adalah ampunan dan ridha-Nya. 

Sahabatku berkata, "Mungkin karunia ini karena engkau berniat kembali kepada-Nya. Padahal dulu yang terbayang akulah yang menjadi tamu-Nya dan akan berdo'a untuk engkau". 

Aku berkata kepadanya, "Mungkin karena engkau mengatakan tidak siap untuk kembali kepada-Nya sekarang sehingga akulah yang dipanggil-Nya" 

Saat saya mencoba memilih seseorang untuk menjadi teman menuju rumah-Nya, ternyata Dia tidak mengabulkannya. Seakan Dia berkata, "Datanglah sendiri, jika memang engkau bersungguh-sungguh untuk kembali"

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya