Seringkali "mata" melihat ke sana ke mari di dalam benak saat diskusi atau membaca, dan jiwa yg cenderung pd pengetahuan tdk ingin kehilangan kalimat penting yg beterbangan di dalam benak. Sehingga begitu kalimat pentingnya tertangkap, segeralah kalimat itu dituliskan dan menjadi pengetahuan ekplisit.
Tulisannya mengikat pengetahuan, sekaligus menjadi bukti bahwa menyampaikan atau membaca pengetahuan dapat melahirkan pengetahuan baru. Bagi penikmat pengetahuan, emosi buruk yg hadir sebagai gangguan dlm penangkapan pengetahuan sama sekali tdk boleh dicampurkan dlm tangkapannya krn akan merusak kualitasnya.
Wah terima kasih atas sharing ilmunya.
BalasHapusvisit us