Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah.

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998.

Rinda Cahyana

Dosen PNS yang diperbantukan di Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Sabtu, 24 Mei 2025

Kondisi Penuntut Ilmu

Umar bin Khatab berkata, "Menuntut ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua, ia akan tawadhu. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga, ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya".

Tahap pertama seperti orang yg melihat banyak rumah dari atas bukit. Dia merasa lebih banyak tahu karena awal kondisinya adalah tdk tahu. Dia tdk keberatan dimuliakan orang lain atas pengetahuannya itu.

Tahap kedua seperti orang yg turun dari bukit dan mendatangi beberapa rumah. Ternyata setiap rumah memiliki bentuk, fungsi, dan isi yg berbeda. Ia menjadi tawadhu saat menyadari ketidaktahuannya tentang semua rumah yg dilihatnya saat berada di atas bukit.

Orang yg sudah berada di tahapan kedua akan kembali ke tahapan pertama bila merasa mulia dengan tawadhunya. Sebagaimana dikatakan oleh Ibn Athaillah, "Siapa yang merasa dirinya tawadhu, berarti ia sombong, karena tawadhu tidak muncul dari orang yang merasa mulia."

Tahap ketiga seperti orang yg mengamati isi rumah. Ternyata satu objek saja memiliki karakteristik tertentu. Ia mulai merasa belum tahu apa-apa karena menyadari ada banyak rumah yg belum diketahui bentuk, fungsi, dan isinya. 

#persepsicahyana

Jumat, 16 Mei 2025

Perasaan Ahli Kubur

Selepas mengantar istri bersama anak bungsu menyiramkan air ke makam mertua, malamnya saya mimpi bertemu mertua. Beliau dgn wajah gembira memberi uang lima ribu pada anak bungsu dan meminta kami utk datang kembali. 

Semoga saja mimpi tsb merupakan isyarat beliau merasa senang dgn kunjungan kami ke kuburnya dan meridhai doa yg kami kirimkan bersama guru dan keluarganya, serta warga. Ibnu Hajar al-Haitami dlm Irsyadul 'Ibad mengatakan bahwa sesenang-senangnya ahli kubur adalah ketika diziarahi oleh orang yang dicintainya semasa di dunia.

Seandainya setiap anak dari orang tua yg telah tiada masing-masing membawa air do'a dan berkunjung ke makam, hal tsb akan membuat orang tuanya bahagia. Namun apabila kemudian datang kabar keburukan anaknya, baik perselisihan atau lain sebagainya, hal itu akan membuatnya bersedih. Sebagaimana hadits Nabi SAW, 

"Sesungguhnya amal-amal kamu sekalian diperlihatkan kepada keluarga dan kerabat-kerabatmu yang telah meninggal dunia. Jika amalmu baik, mereka senang. Dan jika tidak baik, maka mereka berkata, 'Ya Allah, jangan matikan mereka sebelum Engkau tunjuki mereka kepada apa-apa yang Engkau tunjuki kami." (HR. At-Tirmidzi)

Sesekali saya berhadapan dgn kesalahfahaman dlm keluarga yg diakibatkan noise semantik, masalah pemaknaan kalimat. Saya selalu dapat menyelesaikannya hanya dgn pelurusan makna kalimat. Usaha tsb tdk sulit krn semua kalimat yg keluar dari lisan saya timbul dari rasa sayang, tdk didasari niat atau pikiran buruk. 

Kami tdk menanggapi kesalahfahaman secara emosional. Dialognya sebagaimana mahasiswa dan dosen penguji dlm seminar penelitian yg mengedepankan argumentasi dan tujuan pengetahuan, menjauhi serangan pada pribadi (ad hominem). Kakak mendengarkan penjelasan dgn baik krn memiliki rasa sayang kpd adiknya. 

Saya memahami kesalahfahaman sangat mungkin terjadi, sehingga cenderung utk tersenyum dari pada bersikap emosional. Masa kanak-kanak yg emosional sudah berlalu. Kini saya adalah sosok dewasa yg lebih menikmati kedamaian dari pada perselisihan. Hal tsb dapat membuat orang tua jauh dari perselisihan anak-anaknya. Orang tua pasti bahagia bila anak-anaknya rukun dan saling mengasihi. Membahagiakan orang tua dgn amal baik merupakan keharusan.

#biograficahyana

Minggu, 04 Mei 2025

Menyikapi Penilaian Orang Lain

Ibn Athaillah dlm Bahjat an-Nufus berkata: Dari pada berkata "cermin ini sudah berkarat", lebih baik berkata, "Mata ku berpenyakit sebab tak bisa membedakan mana yg buruk dan mana yg baik". 

Cermin yg dimaksud adalah orang lain, sebagaimana sabda Nabi SAW, "Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lainnya ...” (HR. Abu Dawud).

Orang lain bisa menilai kita menurut pandangannya. Cermin yg baik mengatakan diri kita apa adanya, sebagaimana dikatakan, “Teman baik itu orang yang jujur padamu dan bukan yang selalu membenarkanmu.”

Oleh krn nya, mereka yg penilaiannya jujur, walau tdk membenarkan kita adalah teman yg baik, bukan musuh yg harus dijauhi. Sebaliknya, mereka yg selalu membenarkan kita, padahal kita salah, mereka adalah teman yg menjerumuskan dan harus diwaspadai. 

Ibn Athaillah memberi pengajaran bahwa dari pada menganggap orang lain buruk krn tdk membenarkan kita, lebih baik menganggap diri sendiri buruk karena tdk bisa mengambil manfaat dari penilaian tersebut yg sebenarnya bisa membuat kita jauh lebih baik. 

#persepsicahyana