Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah.

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998.

Rinda Cahyana

Dosen PNS yang diperbantukan di Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Jumat, 13 Juni 2025

Cara Cinta


Orang tua biologis/kandung atau ideologis/guru, menasihati atau mengarahkan anaknya dgn beragam cara, mulai dari cara yg lembut hingga keras, dgn perkataan atau tindakan fisik. Cara itu diingat oleh anak dan diikuti krn orang tua adalah figur.  Oleh krn nya dikatakan, anak adalah cerminan orang tuanya. 

Saat ada seseorang yg berbuat salah atau dlm posisi bahaya,  ia akan menasihati atau mengarahkan dgn cara orang tuanya. Utk kesalahan yg tdk seberapa, mungkin ia akan menggunakan cara yg lembut sebagaimana contoh orang tuanya. Utk kesalahan yg berbahaya, mungkin ia akan menggunakan cara yg lebih keras sebagaimana contoh orang tuanya. 

Boleh jadi bagi mereka yg orang tuanya berbeda,  cara tsb dipandang berlebihan atau bahkan dipandang terlalu lembek. Tetapi dlm lingkungan keluarga yg menganut cara tsb, tdk ada yg terbukti ampuh bagi anggota keluarga melainkan cara tersebut. 

Bagi anak yg merupakan anggota keluarga, menganggap cara tsb bukan ekspresi cinta, sama dgn menuduh orang tua melakukan cara itu bukan atas dasar cinta. Padahal tdk ada orang tua yg mencubit, memarahi, atau bahkan memukul krn kesalahan anaknya, melainkan dasarnya adalah cinta. Hadirnya emosi yg membuat caranya menjadi keras adalah manusiawi, selama terkendali. Seseorang akan membiarkan orang lain berbuat salah, tdk menasihatinya, bila sudah tdk punya cinta atau perhatian. 

Bagi anak yg bukan merupakan anggota keluarga, menyalahkan cara tsb sama dgn membanding-bandingkan orang tua atau keluarga. Pembandingan yg tdk perlu krn setiap orang tua atau keluarga punya kekurangan dan kelebihan. Pembandingan yg tdk perlu krn kondisi keluarga pasti berbeda, sehingga tdk bisa menggunakan cara yg sama. Mungkin di satu keluarga cukup dgn nasihat lembut, tetapi tdk di keluarga lain yg terbiasa dgn nasihat keras. 

Titik temu di antara cara yg beragam adalah cinta. Apapun cara yg dipilih oleh seorang anggota keluarga utk anggota keluarga lainnya, dasarnya adalah cinta yg diajarkan oleh orang tua. Orang tua mendapatkan pengajaran cinta itu dari orang tuanya, demikian seterusnya sampai leluhurnya. Anak-anaknya mengajarkan cara berdasar cinta itu kpd anak-anaknya lagi, demikian seterusnya sampai keturunannya ke bawah. 

Perubahan cara sangat mungkin terjadi saat dua keluarga disatukan oleh pernikahan, di mana suami dan istri saling berbagi cara dan menyempurnakan. Perubahan juga sangat mungkin terjadi bila ada revisi dari orang tua lainnya (guru). Tetapi bukan berarti cara lama yg ditinggalkan layak dijelekkan secara mutlak. Bagaimana pun, cara lama itu telah digunakan utk kebaikan. 

Melihat cara yg dipraktekan orang tua sebagai cinta adalah tantangan tersendiri bagi anak. Terkadang rasa sakit karena tercegah dari keinginan menjadi hijaban utk melihat cinta tsb. Terlebih melihat cinta dlm cara orang tua yg dipraktekan oleh orang lain. Tantangannya menjadi lebih besar krn bukan orang tua yg melakukannya, sekalipun orang tsb sedang mempraktikan amal cinta orang tuanya. 

Beruntung bagi anak yg berhasil melihat cinta. Cara orang tuanya yg atas dasar cinta, saat dipraktekan oleh saudaranya atau orang lain, ia tetap memahaminya sebagai cinta krn kesamaan cara. Ia bisa membedakan cara penjahat yg tdk atas dasar cinta dgn orang tua atau saudara yg atas dasar cinta. 

Beruntung bila rasa cinta itu terjaga dan keyakinan atas cinta sebagai dasar tindakan tdk sirna. Karena dgn rasa dan keyakinan itu, rasa bahagia akan muncul saat cara itu menghampirinya. Ia akan sangat berterima kasih bila masih diperhatikan dgn cara yg diwariskan dari orang tua atau leluhur yg dicintainya. 

#persepsicahyana

Sabtu, 24 Mei 2025

Kondisi Penuntut Ilmu

Umar bin Khatab berkata, "Menuntut ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua, ia akan tawadhu. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga, ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya".

Tahap pertama seperti orang yg melihat banyak rumah dari atas bukit. Dia merasa lebih banyak tahu karena awal kondisinya adalah tdk tahu. Dia tdk keberatan dimuliakan orang lain atas pengetahuannya itu.

Tahap kedua seperti orang yg turun dari bukit dan mendatangi beberapa rumah. Ternyata setiap rumah memiliki bentuk, fungsi, dan isi yg berbeda. Ia menjadi tawadhu saat menyadari ketidaktahuannya tentang semua rumah yg dilihatnya saat berada di atas bukit.

Orang yg sudah berada di tahapan kedua akan kembali ke tahapan pertama bila merasa mulia dengan tawadhunya. Sebagaimana dikatakan oleh Ibn Athaillah, "Siapa yang merasa dirinya tawadhu, berarti ia sombong, karena tawadhu tidak muncul dari orang yang merasa mulia."

Tahap ketiga seperti orang yg mengamati isi rumah. Ternyata satu objek saja memiliki karakteristik tertentu. Ia mulai merasa belum tahu apa-apa karena menyadari ada banyak rumah yg belum diketahui bentuk, fungsi, dan isinya. 

#persepsicahyana

Jumat, 16 Mei 2025

Perasaan Ahli Kubur

Selepas mengantar istri bersama anak bungsu menyiramkan air ke makam mertua, malamnya saya mimpi bertemu mertua. Beliau dgn wajah gembira memberi uang lima ribu pada anak bungsu dan meminta kami utk datang kembali. 

Semoga saja mimpi tsb merupakan isyarat beliau merasa senang dgn kunjungan kami ke kuburnya dan meridhai doa yg kami kirimkan bersama guru dan keluarganya, serta warga. Ibnu Hajar al-Haitami dlm Irsyadul 'Ibad mengatakan bahwa sesenang-senangnya ahli kubur adalah ketika diziarahi oleh orang yang dicintainya semasa di dunia.

Seandainya setiap anak dari orang tua yg telah tiada masing-masing membawa air do'a dan berkunjung ke makam, hal tsb akan membuat orang tuanya bahagia. Namun apabila kemudian datang kabar keburukan anaknya, baik perselisihan atau lain sebagainya, hal itu akan membuatnya bersedih. Sebagaimana hadits Nabi SAW, 

"Sesungguhnya amal-amal kamu sekalian diperlihatkan kepada keluarga dan kerabat-kerabatmu yang telah meninggal dunia. Jika amalmu baik, mereka senang. Dan jika tidak baik, maka mereka berkata, 'Ya Allah, jangan matikan mereka sebelum Engkau tunjuki mereka kepada apa-apa yang Engkau tunjuki kami." (HR. At-Tirmidzi)

Sesekali saya berhadapan dgn kesalahfahaman dlm keluarga yg diakibatkan noise semantik, masalah pemaknaan kalimat. Saya selalu dapat menyelesaikannya hanya dgn pelurusan makna kalimat. Usaha tsb tdk sulit krn semua kalimat yg keluar dari lisan saya timbul dari rasa sayang, tdk didasari niat atau pikiran buruk. 

Kami tdk menanggapi kesalahfahaman secara emosional. Dialognya sebagaimana mahasiswa dan dosen penguji dlm seminar penelitian yg mengedepankan argumentasi dan tujuan pengetahuan, menjauhi serangan pada pribadi (ad hominem). Kakak mendengarkan penjelasan dgn baik krn memiliki rasa sayang kpd adiknya. 

Saya memahami kesalahfahaman sangat mungkin terjadi, sehingga cenderung utk tersenyum dari pada bersikap emosional. Masa kanak-kanak yg emosional sudah berlalu. Kini saya adalah sosok dewasa yg lebih menikmati kedamaian dari pada perselisihan. Hal tsb dapat membuat orang tua jauh dari perselisihan anak-anaknya. Orang tua pasti bahagia bila anak-anaknya rukun dan saling mengasihi. Membahagiakan orang tua dgn amal baik merupakan keharusan.

#biograficahyana

Minggu, 04 Mei 2025

Menyikapi Penilaian Orang Lain

Ibn Athaillah dlm Bahjat an-Nufus berkata: Dari pada berkata "cermin ini sudah berkarat", lebih baik berkata, "Mata ku berpenyakit sebab tak bisa membedakan mana yg buruk dan mana yg baik". 

Cermin yg dimaksud adalah orang lain, sebagaimana sabda Nabi SAW, "Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lainnya ...” (HR. Abu Dawud).

Orang lain bisa menilai kita menurut pandangannya. Cermin yg baik mengatakan diri kita apa adanya, sebagaimana dikatakan, “Teman baik itu orang yang jujur padamu dan bukan yang selalu membenarkanmu.”

Oleh krn nya, mereka yg penilaiannya jujur, walau tdk membenarkan kita adalah teman yg baik, bukan musuh yg harus dijauhi. Sebaliknya, mereka yg selalu membenarkan kita, padahal kita salah, mereka adalah teman yg menjerumuskan dan harus diwaspadai. 

Ibn Athaillah memberi pengajaran bahwa dari pada menganggap orang lain buruk krn tdk membenarkan kita, lebih baik menganggap diri sendiri buruk karena tdk bisa mengambil manfaat dari penilaian tersebut yg sebenarnya bisa membuat kita jauh lebih baik. 

#persepsicahyana

Senin, 28 April 2025

Belajar dengan Bersahaja dan Rendah Hati

Waktu kuliah paska, saya ke kampus naik motor sekitar 2 jam perjalanan. Kondisinya terpaksa demikian krn ingin menimba ilmu dlm kondisi keuangan yg terbatas. Gaji dosen PNS tdk cukup utk keperluan mukim di Bandung. Teringat waktu mengejar kelas pagi, saya berangkat sebelum subuh, mandi di toilet kampus atau di Gasibu. Sekalinya bangun kesiangan krn bergadang mengerjakan tugas, saya pasti akan terjebak macet panjang di Cibiru, dan akhirnya tdk bisa masuk kelas. 

Guru saya, Dr Husni Sastramihardja dalam candaannya di kelas menyebut saya sudah khatam jalan Garut - Bandung. Beliau benar, saya mengetahui waktu berangkat dari rumah dan pulang dari kampus yg nyaman dan tdk nyaman, tahu alternatif jalan yg nyaman. Nyaman dlm arti bebas macet. Saya memilih waktu atau jalan yg nyaman utk mengelola stress. 

Beliau menceritakan pengalaman pergi belajar dgn berjalan kaki, utk menunjukan bahwa perjuangan utk bisa belajar itu baik. Beliau meminta saya utk menularkan semangat belajar seperti itu kpd mahasiswa. Amanat tsb selalu saya ingat dan dijalankan di sesi motivasi dlm kegiatan pembelajaran, 

Saat ini Gubernur Jabar ingin agar siswa pergi ke sekolah dgn berjalan kaki. Teringat dulu waktu SD dan SMP, saya berjalan kaki sekitar 9 menit ke sekolah yg berjarak sekitar 700 meter dari rumah. Istri saya lebih jauh lagi, hampir dua kilo dgn waktu perjalanan sekitar 20 menitan. 

Anak saya yg paling besar juga sama, suka berjalan kaki sejak SMP dgn jarak dan waktu yg hampir sama dgn ibunya. Sebagai orang tua, sekalipun punya pengalaman yg sama, tapi kami tdk tega anak berjalan kaki sejauh itu. Itulah sebabnya kami berupaya memasukan anak ke SMA terdekat. Namun sayang, sekolah yg jaraknya kurang dari 1 km dan masih satu desa tdk bisa diakses krn aturan Zonasi. Jarak tersebut dianggap oleh sekolah terlalu jauh. Akhirnya dia masuk ke SMA yg jaraknya lebih jauh dgn jarak tempuh yg hampir sama dgn sekolah sebelumnya.

Kami selalu menyarankannya utk tdk berjalan kaki dan menggunakan sepeda. Sekalipun usia nya sdh cukup utk memiliki SIM, saya lebih senang dia naik angkutan umum atau naik sepeda. Namun hati ibunya lebih lembut, sehingga anak sesekali diizinkan naik motor ke sekolah. Saat gubernur berencana melarang siswa naik motor ke sekolah, saya sedikit gembira. Bagi saya, berjuang utk belajar itu penting, sesuai juga dgn pesan Dr Husni.

Berjalan kaki atau naik sepeda selain baik utk kesehatan, juga menjadi latihan jiwa agar hidup bersahaja dan rendah hati. Teringat teman SMA saya, seorang anak Bupati. Dia ke sekolah naik angkutan kota. Selain mendekatkan diri dgn warga, itu adalah cara terbaik utk hidup bersahaja dan berendah hati. 

#biograficahyana

Sabtu, 26 April 2025

Di Antara Dendam dan Lapang Dada

Salah satu quote yg dinisbatkan kpd Albert Einstein adalah "orang lemah membalas dendam, orang kuat memafkan, orang cerdas mengabaikan"

Terkadang orang yg memaafkan masih mendzalimi diri sendiri saat ia blm ikhlas. Akibatnya ia merasa tersiksa oleh pikirannya sendiri. Sakit yg timbul krn nya merupakan pembersih dosa mendzalimi diri sendiri. 

"Tidaklah menimpa seorang muslim suatu kelelahan, suatu penyakit, suatu kekhawatiran, suatu kesedihan, suatu gangguan, dan suatu kesusahan meskipun ia tertusuk duri, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya karenanya." (HR Al Bukhari)

Mereka yg lemah akan melepaskan keikhlasan dan melampiaskan dendam. Pelampiasan tersebut membuat mereka tdk tersiksa lagi oleh sebagian pikiran yg menyiksa. Tetapi pikiran-pikiran yg memicu amarah itu akan tetap datang. Pelampiasan dendam itu membuatnya mendzalimi orang lain. Dosa tsb tdk akan terhapus selama tdk saling memaafkan. 

"... karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yusuf 12: 53)

Pilihan terbaik agar tdk mendzalimi diri sendiri dan orang lain adalah ikhlas. Dlm kondisi ikhlas, hafsu yg selalu membawa pikiran mengganggu akan patah semangat krn terus menerus diabaikan. Pada akhirnya nafsu pun tunduk dan pikiran-pikiran semacam itu tdk lagi mengganggu. Pikiran yang awalnya menimbulkan amarah, sekarang menimbulkan memicu senyuman.

"Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh." (al-A’raaf: 199)

#persepsicahyana

Rabu, 23 April 2025

Penyadaran Literasi Digital

Tahapan awal pembangunan literasi digital adalah penyadaran agar siap masuk tahap berikutnya, pelatihan. Ibnul Qayyim Jauziyyah dalam Madarijus Salikin menjelaskan bahwa kesadaran / yaqzhah adalah fase awal sebelum fase melihat dgn hati / bashirah, merenungkannya / fikrah, dan menekadkannya / azm. Mereka yg telah melewati semua fase sudah tercerahkan sehingga mudah melangkah ke pintu pelatihan.  

Dgn demikian, materi penyadaran harus dapat membawa audien melewati fase-fase tsb. Seorang motivator yg membawakan materi tsb dapat mengikuti rukun muhasabah: 1) Membandingkan kondisi antara mereka yg telah memanfaatkan perangkat digital dgn kondisi audien yg belum memanfaatkannya, 2) Menjelaskan hak dan kewajiban dlm pemanfaatan perangkat digital, 3) Terus fokus menghasilkan keuntungan dari perangkat digital dan jgn habiskan waktu dgn mencela orang lain yg belum berhasil. 

Jumat, 18 April 2025

Keluhan dan Tangisan

Garut, 18 April 2025. Sebelum salat Jum'at saya berbincang dgn keluarga tentang keluhan, bahwa mengeluh itu tiada guna bila tdk memunculkan solusi. Mengeluhkan ujian Nya kpd Nya yg ingin menaikan derajat dgn ujian tsb juga nampak seperti kelancangan. Sehingga yg diperlukan adalah meminta pertolongan kpd Nya.

Saat jum'atan, khatib juga membahas tentang keluhan dgn nada emosional. Sampai saat membaca ayat suci dalam salat pun menangis. Selepas salat saya sempat berpikir, seharusnya beliau jgn memimpin salat bila sedang emosional. 

Teringat dulu pernah memutar kaset murotal qur'an di ruang publik (lupa apa di masjid atau di radio) yg qari nya membaca sambil menangis. Saat bertemu pak Kyai, beliau meminta saya tdk memutarnya lagi krn tdk menyukainya dan mengganti dgn murotal quran yg biasa saja, tdk perlu ada tangisannya. 

Sejak saat itu saya memahami bahwa tangisan yg timbul krn perasaan kpd Allah tdk perlu terjadi di ruang publik krn khawatir menimbulkan sanjungan atau kedengkian orang. Semakin tersembunyi kondisi kedekatan  dgn Allah semakin baik. Wali yg dekat dgn Allah saja bersedih hati bila terbesit pikiran merasa dirinya wali atau saat status kewaliannya terbongkar. Bagi saya, lebih baik disangka orang tdk baik tapi berkedudukan baik di sisi Allah dari pada disangka orang baik tapi tdk berkedudukan baik di sisi Allah. 

#biograficahyana

Minggu, 23 Maret 2025

Ketukan Keras saat Macet

Sore itu mobil terjebak macet sehingga banyak berhenti dan berjalan perlahan. Tiba-tiba kaget karena ada pengendara motor yg memukul kaca dgn kencang. 

Saya bukakan pintu sambil tersenyum dan bertanya, "Ada apa kang?". 

Dia dgn wajah emosi protes, katanya kakinya tergilas ban mobil saya. 

Saya agak bingung krn tdk merasakan ada sesuatu yg tergilas. Posisi dia juga jauh dari spion yg artinya tdk mepet-mepet amat dgn mobil. Ada banyak motor yg mepet di kanan kiri mobil dan hanya bapak itu yg mengaku tergilas. 

Saya sampaikan kpd nya agar jaga jarak. Biasanya saya kalau mengendarai motor dan mepet dgn mobil selalu jaga kaki. Arah posisi kaki selalu ke depan dan tdk ke luar. Sopir kendaraan punya blind spot, termasuk ke arah ban, sehingga siapapun yg berada dekat dgn kendaraan harus berhati-hati. 

#cahyanatrip

Minggu, 16 Maret 2025

Lapang Kerkhof di Hari Minggu

Awalnya kegiatan pelapak pada hari Minggu di lapang Kerkhof mengganggu aktivitas olah raga, serta menjadi pasar tumpah yg merampas hak pejalan kaki dan memicu kemacetan. Kemudian ada penataan yg menempatkan lapak-lapak tsb di dalam area Kerkhof yg masih kosong. Harusnya setelah penataan tsb tdk ada lagi pasar tumpah krn kewajiban memfasilitasi pelapak sdh ditunaikan. 

Tapi dalam kenyataannya, lapak pedagang masih berjejer di pinggir jalan hingga ke ujung jembatan Cimanuk. Jalanan semakin macet saat angkutan umum berhenti menunggu penumpang. Andai pelapak di pinggir jalan dapat direlokasi ke area Annarto Mall yg kosong, hal tsb dapat mencegah pelapak yg sdh berada di dalam Kerkhof utk tdk pindah ke pinggir jalan yg dipercaya lebih "menjual". 

Memfasilitasi warga berjualan itu baik, tetapi memenuhi hak pejalan kaki atas trotoar, mengurangi kemacetan, serta mewujudkan keindahan dan kenyamanan dgn penataan jauh lebih baik. Semoga ke depan lebih tertata lagi, sehingga Kerkhof menjadi lokasi berkegiatan warga di hari Minggu yg nyaman.

#persepsicahyana

Rabu, 12 Maret 2025

Solawat Pembuka Mata

Seperti kemarin, mata ini perlahan susah dibuka, padahal tdk mengantuk. Hal tsb cukup merepotkan, mengingat saya harus melajukan kendaraan selama dua jam menuju rumah. 

Bila kemarin saya menepi utk membeli tisu basah dan membasahi wajah utk menyegarkan mata, kali ini saya coba dgn solawat. Alhamdulullah, secara perlahan mata menjadi normal kembali. Saya merasa perlu bersyukur, sehingga solawat itu terus dilantunkan hingga sampai rumah.

Saya meyakini Nabi "tdk mati" walau jasadnya terkubur. Beliau senantiasa hadir utk menjawab solawat yg disampaikan kpd nya dan memintakan pertolongan kpd Allah atas segala kesulitan. Bagi hamba yg do'a nya tdk makbul krn terhijab dosa, permintaan ini sangatlah berarti, "Adrikni ya Rasulullah ..."

#biograficahyana

Rabu, 26 Februari 2025

Study Tour

Di masa TK, saya Study Tour (ST) naik truk perkebunan ke pangkalan udara yg ada di wilayah kabupaten utk melihat beragam pesawat terbang yg terparkir di hanggar. Di masa SD, saya ST dgn berjalan kaki barengan didampingi guru ke bioskop utk menonton film Tjut Nyak Dhien. Di masa SMP, saya ST dgn berjalan kaki barengan ke hutan, melintasi sungai dan pesawahan dlm kegiatan hicking di bawah bimbingan pembina Pramuka. Di masa SMA, saya ST dgn naik bus ke PLTU yg berada di dalam wilayah provinsi. Guru atau sekolah faham apa itu ST dan fungsinya bagi siswa.

Saat ini, ST seperti berwisata krn mengunjungi objek wisata populer di luar provinsi. Sebagian ortu memberangkatkan anaknya bukan krn pertimbangan belajar, tapi kasihan kalau anaknya blm tahu objek wisata di luar kota. Utk keperluan itu, biayanya sangat besar yg membuat sebagian ortu harus pinjam uang. Komite digunakan utk membuat dalil kesepakatan dgn menutup mata dari kesusahan sebagian ortu. Seakan ketidakmampuan adalah kutukan yg tdk perlu diindahkan. Pendidikan berkualitas hanya bagi kalangan yg mampu. Kesetaraan pendidikan cukup hanya sebatas seragam. 

Kamis, 13 Februari 2025

Melihat Dosen ASN Apa Adanya

Pemerintah nampaknya mulai faham kalau dosen ASN mengambil studi lanjut itu adalah utk meningkatkan kualitas ASN, sehingga harus dibantu, atau minimalnya tdk dipersulit. Ada banyak dosen ASN yg kuliah dgn biaya sendiri krn tdk memenuhi syarat penerima beasiswa. Sebagian dari mereka tdk beruntung krn tunjangannya dihentikan. Padahal tunjangan itu sangat membantu keluarga dan kebutuhan kuliahnya. Kalau gaji dosen di atas 10jt mungkin penghentian tunjangan tsb tdk akan menjadi masalah. Utk memperoleh gaji golongan IV yg besarannya di bawah itu saja sangat besar biayanya krn perlu studi lanjut. 

Minimnya penghasilan menjadi hambatan studi bagi dosen ASN. Terkadang dosen terpaksa harus kuliah di luar kota dgn pulang pergi setiap hari dan menahan lapar utk penghematan biaya atau hanya utk bisa mengkonfirmasi kehadiran setiap hari di tempat kerjanya. Hal tsb menjadi hambatan fisik saat jatuh sakit. Setelah berjuang utk bisa menyelesaikan studi lanjut, terkadang mereka harus menelan pil pahit berupa sanksi krn terlambat meminta izin atau melapor. Padahal yg dilakukan oleh mereka bukan hanya utk kepentingan karirnya semata, memperoleh kenaikan penghasilan yg kecil utk keluarganya, tetapi juga membantu pemerintah dlm meningkatkan kulitas pendidikan di Indonesia.

Sebaiknya pemerintah menyediakan kelas khusus bagi dosen ASN di banyak PTN. Kegiatan studi di PTN tsb dianggap melaksanakan unsur A, sehingga dapat dianggap hadir melaksanakan tugas tanpa harus mengkonfirmasi kehadiran di kampusnya. Keluaran penelitian dari studinya dianggap melaksanakan unsur B. Dosen dapat melaksanakan unsur C atau D dlm waktu seminggu yg tersedia. Ada banyak PTS di sekitar kampus paska yg menyelenggarakan perkuliahan pada hari Sabtu jika memang dosen PNS harus mengajar. Dgn demikian, dosen dapat melaporkan kinerja tridharma dan tunjangannya dapat terus dibayarkan, studi lanjut dianggap hadir melaksanakan tugas pekerjaan, sehingga hambatan fisik dan finansial bagi studi lanjutnya terentaskan. 

#persepsicahyana


Selasa, 04 Februari 2025

Macet di Kerkoft


Seperti biasa terjadi kemacetan di jalan samping Lapang Kerkoft pas bubaran anak sekolah. Titik kemacetan berada di dekat sekolah. Kemacetan terjadi krn penyempitan jalan oleh PKL, banyak kendaraan yg berhenti krn menunggu atau menaikan penumpang, dan kendaraan yg menutup jalan krn tdk mau mengantri. Terlihat di depan kendaran saya seorang pengamen yg mendorong kursi roda. Dia ikut mengantri di belakang mobil krn tdk ada lagi trotoar yg tersedia. 

Anehnya, di pertigaan kecil itu banyak kendaraan memilih belok ke arah titik kemacetan, padahal arah ke belakang saya - buderan Leuwidaun kosong. Hal tsb membuat saya dan beberapa kendaraan yg mau belok ke kiri ikut terhambat. Mamang tukang beca yg biasa ngatur jalan di sana tdk punya kemampuan rekayasa jalan sebagaimana petugas Polantas atau DLLAJR. Saya membuka kaca mobil saat berada dekat dgn Mamangnya dan menyarankan agar kendaraan jgn dibelokan ke titik kemacetan.

#persepsicahyana #cahyanatrip

Kamis, 16 Januari 2025

Potensi Jalan Ibrahim Adjie

Sepertinya akan bagus bila UMKM yg biasa menimbulkan pelambatan kendaraan setiap week end krn menempati bahu jalan Ibrahim Adjie di seputaran Rabcabango dipindah ke area / lapangan di seputaran monumen PLP ini. Konsepnya pasar minggu UMKM, bukan CFD. 

Buat jalur khusus pesepeda dan pejalan kaki di jalan Ibrahim Adjie yg membentang dari perempatan pertama yg terhubung ke jalan prof Anwar Musaddad hingga perempatan kedua di Cipanas (dekat Hotel). Sediakan area parkir di kedua perempatan tsb bagi yg ingin berjalan kaki atau bersepeda. Hidupkan kegiatan wisata alam di sekitar monumen PLP ini. 

Utk mobilitas warga dgn angkutan umum, PR nya hanya di Cipanas krn perempatan pertama sudah dilalui angkutan leles dan lainnya. Solusinya, ubah rute angkutan Cipanas. Balik kendaraan dari Cipanasnya melalui jalan Ibrahim Adjie. Dari perempatan kedua belok kanan, lalu di perempatan berikutnya belok kiri ke rute biasanya. Sediakan halte di kedua perempatan tsb dan jalur penyebrangan yg aman. 

Dengan demikian, manfaat kegiatan mingguan tsb akan baik bagi pengendara / wisatawan luar kota yg melalui jalan Ibrahim Adjie, pelaku UMKM, pelaku wisata alam, pengusaha parkiran dan angkutan umum. Warga Garut menjadi sehat jiwa dan raganya dgn berolah raga (bersepeda, lari, jalan kaki) dan berwisata (kuliner, alam) di jalur tsb. Dan yg terpenting, kita tdk membiasakan warga membahayakan dirinya sendiri dgn berjalan di tengah jalan krn bahu jalan / trotoar nya diisi UMKM. Investasi pembangunan jalan Ibrahim Adjie pun menjadi masuk akal. 

#persepsicahyana

Rabu, 15 Januari 2025

Postingan Orang Fakir

Postingan konten di medsos yg menggambarkan kehidupan biasa, seperti rutinitas pekerjaan; atau kebahagiaan, seperti berwisata, dapat membuat orang mengira kita tdk punya masalah keuangan. Berbeda bila kontennya berupa keluh kesah karena kesedihan atau kesulitan hidup.

Di sisi lain, ada uang ataupun tdk ada, seharusnya bersikap biasa saja dan tetap bahagia. Orang yg mewarisi sifat fakir akan bersikap biasa karena menyadari uang sebanyak apapun hanyalah titipan dari Tuhan utk nafkah diri dan keluarga. Ia bersikap bahagia krn memiliki Tuhan yg menjamin rejeki sesuai kebutuhan ciptaan Nya. Biarkan Tuhan yg mengatur kapan uang itu ada. Manusia hanya cukup niat, doa, usaha, dan tawakal.  

 #persepsicahyana #motivasidiri

Kamis, 09 Januari 2025

K1ll or to be K1lled

Percuma laporan kehilangan. Pernah hilang Laptop, lalu diintrogasi sampai malam dgn pertanyaan sama yg diulang lebih dari sekali, serasa saya tersangkanya. Sekalipun tampang pencurinya ada di CCTV, namun tdk ada laporan hasilnya sampai sekarang. Demikian pula waktu hilang motor, tdk ada hasilnya. Serasa hanya ngasih bahan utk laporan kinerja institusinya saja. 

Kayaknya masyarakat saat ini cenderung mengandalkan GPS atau "orang pintar" utk menjaga harta mereka. Proses mandiri memang beresiko, banyak kasus masyarakat harus kehilangan nyawa. Tapi masyarakat faham, utk menjaga harta mereka harus mengambil risiko "k1ll or to be k1lled", seperti jaman dulu.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa ada seseorang yang menghadap Rasulullah s.a.w, ia berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seseorang yang mendatangiku dan ingin merampas hartaku?”

Beliau bersabda, “Jangan kau beri padanya.”

Ia bertanya lagi, “Bagaimana pendapatmu jika ia ingin membunuhku?”

Beliau bersabda, “Bunuhlah dia.

“Bagaimana jika ia malah membunuhku?”, ia balik bertanya.

Engkau dicatat syahid”, jawab Nabi s.a.w.

Bagaimana jika aku yang membunuhnya?”, ia bertanya kembali.

Ia yang di neraka”, jawab Nabi s.a.w.

#persepsicahyana