Asal dosa itu adalah mengikuti tipu daya setan jin dan setan manusia.
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (6:112)
Jika nafsu manusia tidak diberi rahmat oleh Allah, nafsu inilah yang mendorong manusia mengikuti tipu daya setan
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (12:53)
Dengan demikian, nafsu dapat menjadi musuh dalam selimut, yang digunakan setan untuk memperkuat pengaruhnya.
Agama yang berisi keterangan halal dan haram dari Tuhan menjadi penyelamat dari tipu daya setan. Orang yang menuruti hawa nafsunya yang meyeru dirinya kepada kejahatan yang dikehendaki setan, akan beroleh dosa.
Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya? (47:14)
Kesimpulannya :
Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (al An’am : 164) Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat. (Saba’ : 25)
Terima kasih atas informasinya. please visit
BalasHapusvisit us