Di era digital ini, masih ada kalangan yg terpaku pd bulan September utk menunjukan sikap anti Komunis. Padahal perilaku insan bertuhan yg netral / melepaskan agama ada di sekitar kita dan terlihat setiap saat dlm interaksinya thd konten atau netizen lainnya di medsos. Dalam kongres Sarekat Islam 1922, Sukendar yg mewakili kalangan Komunis mengatakan bahwa mereka percaya kpd Tuhan tetapi bersikap netral agama. Fikiran demikian dimiliki oleh kalangan Sarekat Islam "Merah".
Di internet, ada banyak orang yg mengalami post-nasionalism, di mana atribut Keindonesiaannya ditanggalkan saat masuk ke ruang maya, sehingga tdk terlihat citra dirinya sebagai bagian dari bangsa yg santun dan ramah yg merupakan karakter khas orang Indonesia yg telah lama dikenal di luar sana. Hal demikian juga menunjukan citra baru mereka di dunia maya yg menanggalkan agama pembentuk akhlak mulia. Dlm kemasan, dirinya nampak seperti insan Bertuhan; namun dlm tindakan, mereka sangat jauh dari ajaran Nya. Saat mereka mengemas diri sebagai insan anti Komunis dgn perilaku netral agama di medsos, hal demikian menunjukan sikap penolakannya secara simbolis, namun tdk secara substantif.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya