Membantu program pemerintah terkait literasi digital yg bermanfaat bagi masyarakat adalah kewajiban saya selaku pengabdi dan sedekah saya selaku relawan TIK. Pagi itu di Kampung Sampireun ada pertemuan antara Direktur PI (Pemberdayaan Informatika) Kemenkominfo RI dgn tiga kampus di Garut. Pelibatan ketiga kampus tersebut dlm program semacam itu bukanlah kali pertama. Pada tahun 2021, ketiga kampus tersebut saya ikut sertakan dalam kegiatan Gerakan Nasional Literasi Digital dgn memberi kesempatan kepada dosennya sebagai pemateri webinar. Ketiga kampus tersebut memiliki program studi dalam bidang komputasi.
Pertemuan tersebut berawal dari komunikasi digital pada malam hari. Saat itu saya membagikan informasi Kedaireka yg sangat diperhatikan oleh Direktur PI utk menjalankan program literasi digital. Kemudian beliau berniat mengunjungi Garut utk menindaklanjuti pelaksanaan program tsb bersama kampus di Garut yg melaksanakan KKN. Saya menginformasikan ada kampus di Garut yg akan melaksanakan KKN dalam waktu dekat.
Program ini tdk bisa hanya melibatkan ITG, mengingat banyaknya target warga terliterasi digital yg harus dicapai oleh pemerintah bersama perguruan tinggi. Oleh karenanya saya menyarankan kepada beliau utk melibatkan UNIGA. Alhamdulillah rektor UNIGA menyambut baik rencana tersebut.
Bersama ITG, peserta KKN dapat menyasar wilayah utara dan tengah Garut. Namun saya tdk ingin melewatkan wilayah Selatan, sehingga mencoba menghubungi rektor IPI Garut utk mendapatkan informasi KKN. Alhamdulillah, ternyata kampus tsb melaksanakan KKN di wilayah Selatan. Dan Direktur PI sangat setuju melibatkan kampus ketiga yg saya usulkan.
Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya direktur PI menggelar FGD di Garut dgn mengundang ketiga kampus. Pertemuan menyepakati pelaksanaan kegiatan pembekalan pada hari Sabtu utk semua pembimbing dan peserta KKN dari tiga kampus. Kemudian saya diminta oleh tim literasi digital direktorat PI utk menentukan moderator dan narasumber. Saya menawarkannya kepada ketiga kampus melalui kepala LPPM masing-masing kampus.
Saat itu ada yg bertanya, kenapa saya tdk menjadi narasumber atau moderator? Saya jelaskan bila tugas tsb tdk wajib saya emban, dan kebetulan pada hari yg bersamaan saya memiliki janji sebelumnya utk kegiatan lain. Beberapa waktu kemudian ada yg berkata kalau saya mendapatkan insentif dari kegiatan pembekalan. Saya jelaskan bahwa insentif itu berkaitan dgn pelaksanaan tugas, dan saya tdk mengemban tugas apapun.
Fokus saya bukan insentif, tapi bagaimana agar warga Garut terentaskan buta digitalnya, dan bagaimana agar upaya pengentasannya terwujud melalui kolaborasi antar stakeholders yg melibatkan banyak kampus. Saya sangat senang pada akhirnya lebih dari satu kampus dapat melaksanakan program yg sama dlm KKN nya masing-masing. Saya terus membantu direktorat PI utk mewujudkan perjanjian kerjasama tiga kampus di Garut dgn Ditjen APTIKA Kemenkominfo RI, agar kolaborasinya tdk berhenti sebatas KKN.
#BiografiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya