Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Minggu, 26 Mei 2024

Air Mata Kasih

Pada sore di masa lalu, Syazwan ingin membeli buah Manggis. Saat saya mau membayar, ia berkata kalau ingin membayarnya sendiri. Kakaknya Syauqi tersenyum menanggapi keputusan adiknya tersebut. Tadinya saya berpikir buah tersebut utk dirinya. Ternyata utk nenek yg akan dikunjunginya. 

Malam pada hari Jum'at itu, saya terkejut mendengar suara orang setengah berlari di luar ruang kerja. Biasanya hal semacam itu terjadi di saat gempa. Tapi saya tdk merasakannya. Ternyata keponakan dan Syazwan datang menghampiri dgn ekspresi kaget. Syazwan mengabarkan berita duka, neneknya meninggal dunia. Saya langsung bergegas mengenakan jas hujan dan meninggalkan anak-anak dan keponakan di rumah utk memastikan kebenaran kabar yg dikirimkan oleh istri. Ternyata mertua memang meninggal dunia.

Keesokan hari, saya dan istri membangunkan Syazwan. Dia tdk mau beranjak dari tidurnya dan meminta agar tdk masuk sekolah. Kami mengingatkan ujian praktik yg wajib diikutinya utk kelulusan, memberinya semangat. Dia baru beranjak setelah saya mengatakan kalau neneknya ingin ia belajar dgn baik. Beberapa hari kemudian saya diberi tahunya bahwa ia menangis sedih atas kehilangan neneknya pada malam itu. Saya dan istri berjanji akan membawanya berziarah pada hari Minggu.

Di hari Minggu pagi, ia sudah mengenakan pakaian muslim. Ia tdk sabar dan bertanya, kapan pergi ke kampung neneknya? Saya baru bisa membawanya pada sore hari, sesuai permintaan istri. 

Sore itu di rumah mertua nampak banyak orang sedang mendo'akan mertua, sampai saya tdk bisa masuk utk ikut serta krn semua ruangan terisi penuh. Beberapa orang masih datang, dan di antaranya sampai berjonggkok di depan rumah. Syazwan yg tubuhnya kecil bisa melintasi orang-orang dan duduk bersama ibunya. 

Beberapa saat kemudian ia dan istri menghampiri. Nampak mata Syazwan merah dan ada bekas air di sudut-sudutnya. Rupanya ia menangis di dlm proses berdo'a tsb. Istri meminta saya utk mengantar Syazwan berziarah kubur. Saya coba menenangkannya dgn menggandeng pundaknya. Tetapi ia masih larut dlm kesedihannya. Saya mengingatkannta agar berkata baik saat berada di depan pusara neneknya.

Sesampainya di pemakaman, saya tunjukan makam baru tempat neneknya bersemayam. Saya bertanya, apakah ia akan berdoa dari jauh atau dekat. Ia ingin dari jauh. Namun saya lihat kakinya seperti ingin mendekat. Saya menuntunnya utk mendekat dan berjongkok di depan tempat peristirahatan terakhir neneknya. Nampak tangannya terangkat sebagaimana halnya orang berdoa. Saya terenyuh dan hampir meneteskan air mata. Tetapi saya coba tahan agar tdk ada yg menetes. 

Sesampainya di depan rumah neneknya, ia memeluk ibunya. Air matanya menetes. Demi kebaikannya saya tdk melarangnya utk menangis. Terlebih saya memahami tangisan demikian datangnya dari rasa kasih yg mendalam, seperti tangisan kesedihan yg saya rasakan saat bermimpi ayah meninggal, sebagaimana tetesan air mata yg keluar dari Nabi saat puteranya Ibrahim meninggal dunia. Nabi bersabda,

"Sungguh mata mengalirkan air mata dan hati menjadi bersedih. Kami tidak mengucapkan selain ucapan yang diridhai Tuhan kami. Sungguh kami amat sedih atas kepergianmu, wahai Ibrahim." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Demikianlah Syazwan Asy-Syadziliyyah. Jgn kan terkait musibah yg dialami oleh manusia kesayangannya, musibah yg dialami oleh kucing kesayangannya pun air matanya menetes. https://youtu.be/ziVe1G_glUg?si=KMoLWQZYMkstuZw9

#BiografiCahyana

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya