Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Selasa, 08 November 2016

Mengkoordinasikan Tantangan Bebras Indonesia di Garut


Hari ini tanggal 8 November 2016 saya mempimpin pelaksanaan kegiatan Tantangan Bebras Indonesia di Garut. Selaku Koordinator Site yang ditunjuk oleh Panitia Pusat, saya berusaha memastikan kegiatan ini berjalan dengan baik di Garut. Syukurlah Dr Dini Destiani selaku wakil Koordinator Site berhasil mengkondisikan sejumlah Dosen lintas program studi untuk turut serta melaksanakan peran penting kegiatan, seperti berkomunikasi dengan sekolah dan menjadi pengawas saat pelaksanaan. 

Ini adalah kegiatan perdana yang belum banyak diketahui sekolah, sehingga saya menggunakan pendekatan promosi dengan membebaskan biaya registrasi lokakarya dan tantangannya. Dosen yang terlibat dan juga Sekolah Tinggi Teknologi Garut menjadikan kegiatan ini sebagai pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat secara swadaya sendiri. Hal ini sejalan dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang mewajibkan Perguruan Tinggi menyediakan dana internal untuk kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Tidak ada honorarium yang diterima Dosen untuk kegiatan ini sebagaimana dalam pelaksanaan hibah Dikti, karena Dosen telah digaji untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. 


Lokakarya Tantangan Bebras Indonesia
(Dari kiri ke kanan : Saya, Dr Hilmi Aulawi, Dr Dini Destiani)

Pada putaran berikutnya biaya registrasi ini akan diberlakukan dan mungkin juga akan dilibatkan pihak sponsor, sehingga biaya operasional tidak seluruhnya ditanggung oleh kampus. Dalam kegiatan awal yang bersifat promosi ini, saya tidak bisa mengupayakan sponsor sehubungan dengan keterbatasan waktu. Biasanya sponsor meminta proposal paling cepat satu bulan sebelum pelaksanaan. Pemikiran saya bahwa kegiatan ini dapat dibiayai oleh dana Pengabdian kepada Masyarakat yang wajib disediakan oleh kampus setiap tahunnya disampaikan oleh Dr Dini Destiani selaku panitia pelaksana kepada Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 

Alhamdulillah, kampus yang setiap tahunnya menyediakan dana Pengabdian kepada Masyarakat mengeluarkan dana tersebut untuk menjalankan Tantangan Bebras Indonesia. Inilah salah satu sebab kenapa Program Studi Teknik Informatika memperoleh akreditasi B yang dianggap telah melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dengan alokasi dana ini Program Studi Teknik Informatika yang saya pimpin dan pada periode kepemimpinan sebelumnya dapat melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat baik dengan atau tanpa mitra. Ada jaminan dari Dr Hilmi Aulawi, M.T. selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut agar Tridharma yang tidak hanya sekedar pengajaran ini dapat ditunaikan setiap tahunnya oleh Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Dalam kurikulum baru yang dipersiapkan, saya menyiapkan matakuliah Relawan Informatika, sebagai pelaksanaan Tridharma yang menurut Standar Nasional Pendidikan Tinggi juga wajib dilaksanakan oleh mahasiswa yang mengambil program strata satu.

Melalui kegiatan ini saya bermaksud juga untuk mengenalkan Program Studi Teknik Informatika khususnya, serta Sekolah Tinggi Teknologi Garut umumnya kepada sekolah dan juga masyarakat umum. Perguruan tinggi dapat mengenalkan dirinya melalui karya nyata di tengah masyarakat sebagai wujud pelaksanaan dharma Pengabdian kepada Masyarakat. Saya berpendapat bahwa pengeluaran untuk kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat itu sama dengan pengeluaran promosi kampus, yang keuntungannya diperoleh jangka panjang baik oleh masyarakat yang dilayani ataupun oleh kampus itu sendiri. Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu jalan promosi kampus di tengah masyarakat umum. 

Dalam kesempatan berkumpul dengan peserta Bebras dan guru pendampingnya selepas kegiatan, saya menjelaskan bahwa Tantangan Bebras ini menggambarkan sebagian pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang digali oleh mahasiswa Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Kegiatan di dalamnya merupakan upaya untuk menyelesaikan masalah secara terurut dan logis yang dikenal dengan istilah Algoritma. Tinggal satu langkah lagi untuk menerapkannya menjadi sebuah program komputer, yakni menerapkan Struktur Data sebagaimana disampaikan oleh Niklaus Wirth. 

Sebelumnya saya pernah memimpin Hackathon Merdeka Dengan Kode 2.0 se Priangan Timur yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Garut bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Regional III / Tasikmalaya. Ini adalah kompetisi membuat Program bagi mereka yang telah mampu menggabungkan Algoritma dengan Struktur Data dan menguasai Platform. Dengan demikian Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut telah merasakan pengalaman menyelenggarakan lomba pada area Algoritma hingga Program, mencerminkan pelaksanaan Tridharma dalam bidang Teknik Informatika. Hal ini saya upayakan atas dasar tanggung jawab sebagai ketua Program Studi (diamanatkan oleh ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut melalu Surat Keputusan) yang harus mengawal Tridharma yang sesuai dengan bidang Teknik Informatika, dan tidak mungkin terwujud jika Tuhan tidak membukakan pintu silaturahim di dunia maya dengan mas Ainun Najib untuk Hackathon dan Dr Inggriani Liem untuk Bebras yang kunci semuanya adalah pergaulan dan kegiatan di Relawan TIK Indonesia. Dengan demikian kerjasama yang saya dorong antara Sekolah Tinggi Teknologi Garut dengan Relawan TIK Indonesia pada tahun 2012 telah sejalan dengan Tridharma Perguruan Tinggi. 

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya