Mengatakan seseorang tdk bergerak seperti patung hanya karena ia tdk melihatnya bergerak merupakan fallacy, sebab boleh jadi selain dirinya melihat gerakan tsb. Terkadang pengalaman inderawi sendiri saja tdk cukup sebagai dasar kebenaran, perlu konsensus dgn selain dirinya yg mungkin saja memiliki pengalaman inderawi berbeda, sehingga terungkap sejauh mana fakta membenarkan klaim mematungnya seseorang atau tdk, dan ketepatan penggunaan istilah mematung tsb berdasarkan fakta dari berbagai sisi. Tergesa2 menyimpulkan, apalagi mendasarkannya pada dugaan adalah bentuk fallacy lainnya.
Klaim yg mengatakan seseorang mematung itu dgn mudah runtuh hanya dgn munculnya pengalaman inderawi atau klaim besebrangan yg bersandar pada fakta yg kuat. Apabila klaim yg telah runtuh masih dianggap sebagai kebenaran, hal demikian merupakan fallacy kedua dan kebenaran yg diyakininya termasuk kategori pseudo. Musibah intelektual itu terjadi saat seseorang lebih cenderung pada fallacy, sehingga berpindah dari satu fallacy ke fallacy yg lain.
#PersepsiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya