Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sabtu, 22 Maret 2008

Mengapa Syauqi Ahmad Nurulloh ?

Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitabnya Sirr al-Asrar menuliskan : Allah Yang Maha Tinggi pada permulaannya menciptakan cahaya Muhammad daripada cahaya suci Keindahan-Nya. Dalam hadis Qudsi Dia berfirman:“Aku ciptakan ruh Muhammad daripada cahaya Wajah-Ku”.

Hari Sabtu itu (15 Maret 2008), anak yang diberi ruh (di bulan ke-4 dalam kandungan) oleh Alloh pada bulan Ramadhan terlahir. Namun garis namanya sudah lebih dahulu lahir, semasa perjalanan harakahku dulu, yakni Muhammad Syauqi Radli Nurulloh.

Di atas perjalanan ini aku tidak bisa menamainya demikian lagi, aku akan menamainya sesuai dengan keadaan diriku dan doaku untuknya, maka aku beri nama ia Syauqi Ahmad Nurulloh, yang kurang lebih artinya: Kurindukan engkau wahai Ahmad (Muhammad SAW) Cahaya Alloh.

Kelahirannya adalah kerinduanku kepada Sayyid Ahmad, Muhammad bin Abdullah SAW. Aku begitu berharap agar aku dapat kembali ... dan akhirnya cahaya itu menyeruak ke dalam khalbu. Di hari kelahiran Muhammad SAW yang merupakan 7 hari kelahirannya, ku jadikan aqiqahnya sebagai tebusan bagi diriku, dengan berharap agar aku sampai kepada Cahaya-Nya.

Setiap kali orang memanggil lengkap nama anaku, maka terucapkan kembali kerinduanku kepada Cahaya-Nya, sehingga kuharap hal itu menjadi ingatan, do'a, dan kebaikan bagi ku beserta keluargaku.

Syekh Abdul Qadir al-Jilani berkata, "Roh Muhammad adalah zat atau hakikat kepada segala kejadian, permulaan dan kenyataan alam maya." Sebagaimana Cahaya Ahmad adalah inti penciptaan, maka aku berharap peletakan nama di hari Maulid Rasululloh SAW ini merupakan awal penciptaan diriku yang baru ... diri yang berserah, yang mendapatkan keberkahan dari para penumpang bahtera yang ku nahkodai.


Syauqi sesaat setelah dilahirkan

Semoga Anak ini menjadi pelita dan menjadi penyambung rinduku kepada Cahaya-Nya ... Amien.

Related Posts:

  • Mewujudkan Simbol Agama di dalam Hati Dulu semasa bujang, saya sering menggunakan gamis, baik di dalam dan di luar kegiatan mengaji, dan bahkan mengusulkannya sebagai seragam organisasi. Kemudian ada yg menasihati agar saya jgn berislam secara simboli… Read More
  • Kembalikan Baliku padaku Sebagaimana bencana pd umumnya yg berdampak ekonomi, pandemi ini telah menunjukan dampaknya di Bali. Seminggu work from Bali, berpindah dari hotel melati, ke hotel berbintang, hingga ke villa, ada pengalaman yg me… Read More
  • Saat Saya KelaparanSuatu hari di masa muda saya pernah kelaparan, tidak punya uang yang cukup untuk membeli makan. Lalu Tuhan mengaruniakan fikiran utk memakan buah-buahan yg tumbuh di kebun dengan bumbu sekedar garam. Itulah usaha yang dilakuk… Read More
  • Saya Muak dengan Eksploitasi Bayi Maghrib itu laju kendaraan saya terhenti di perempatan jalan Proklamasi karena lampu lalu lintas menyala merah. Seorang anak mengunjungi beberapa kendaraan di depan saya utk meminta uang. Nampak seorang bayi dibaw… Read More
  • Duka dan Suka di Masa PPKM Darurat Beberapa minggu ini, saya merasa sedih krn ada lebih dari satu berita meninggal setiap minggunya yg mengisi ruang kelompok2 WhatsApp dan beranda2 Facebook. Di awal pandemi, saya melihat kenaikan angka positif di b… Read More

1 komentar :

  1. Maaf, saya agak terlambat ngasih selamat, saya baru tahu kalau Anda telah diberikan anugerah yang sangat dirindukan dalam sebuah keluarga.

    Mudah-mudahan harapan dan keinginan Anda sekeluarga dapat berkenan disertai ridho-Nya.

    Sekali lagi, Wilujeng.....
    (Saya salah satu mahasiswa yang kagum dengan kreatifitas Dosen seperti Anda)

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya