Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Minggu, 10 Januari 2010

alQuran telah merubah cerita dalam alKitab?

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.(Surat 3:67).

Menurut tafsir Ibn Katsir dijelaskan, bahwa Ibrahim condong kepada keimanan dan berpaling dari kemusyrikan, sementara YAHUDI dan NASRANI condong kepada kemusyrikan dan termasuk golongan musyrik. Dengan demikian adalah fitnah tatkala anda menganggap ayat ini merupakan cara untuk memuaskan diri dengan menafikan "keyahudian" Ibrahim. Ayat ini adalah untuk memuaskan diri dengan menjelaskan Ibrahim adalah hamba yang berpaling dari kemusyrikan sementara keyahudian adalah kemusyrikan.

Islam yang disebutkan dalam alQuran bukan retorika pidato, melainkan istilah yang menggambarkan penyerahan diri kepada TUHAN YME. Islam (Arab: al-islām, الإسلام dengarkan (bantuan·info): "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Siapapun yang berserah diri kepada TUHAN YME adalah berislam. Tentu saja karena bahasa setiap Nabi berbeda-beda sehingga istilah untuk berserah diri kepada Tuhan pastinya tidak selalu dilafalkan Islam. Tetapi ribuan tahun sebelum Islam muncul, setiap Nabi menyeru manusia untuk berserah kepada TUHAN YME. Anda dapat menemukan dalam perkataan MUSA ataupun YESUS yang dikenal sebagai hukum utama pertama. Karena ALLAH berfiman kepada orang Arab, maka DIA menggunakan istilah Islam untuk menyatakan "berserah diri kepada Tuhan YME".

Muslim memang di ajarkan untuk beriman kepada kitab yang diturunkan ALLAH kepada MUSA dan ISA, tetapi disuruh pula untuk tidak beriman kepada kalimat yang dituliskan dalam alKitab oleh ahli Kitab. Dengan demikian, muslim selayaknya mempercayai apa yang diturunkan TUHAN kepada MUSA dan ISA, tetapi tidak selayaknya percaya begitu saja apa yang tertulis dalam perjanjian lama atau perjanjian baru, apalagi percaya kepada trinitas yang bertolak belakang dengan hukum utama pertama.

Rasulullah SAW bersdabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, berceritalah dari Bani Israil dan tidak ada masalah.” (HR. Al-Bukhari no. 3461 dari Abdullah bin Amr)

Hadits ini menyatakan bahwa tidak masalah muslim membaca alKitab. Tetapi cerita mana yang dianggap benar, apakah alKitab atau alQuran. ALLAH berfirman:

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan memeliharanya.…” [Al-Ma'idah 48]

Berkaitan dengan kata "muhaiminan", Ibnu Juraiz menafsirkan bahwa alQuran itu mengamankan kitab-kitab yang mendahuluinya, di mana perkara yang sesuai dengan alQuran maka ia merupakan kebenaran dan perkara yang tidak sesuai dengan alQuran adalah batil. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa "muhaiminan" berarti mengahkimi kitab-kitab sebelumnya, sehigga jelas mana yang benar dan yang bathil.

Oleh karenanya, segala cerita dalam perjanjian lama atau baru yang besebrangan dengan cerita dalam alQuran adalah bathil. ALLAH lah pemilik otoritas atas cerita yang dibuat-Nya. Tuhan meluruskan cerita bathil itu melalui alQuran. dan muslim meyakini cerita ALLAH lah yang benar, sehingga muslim sama sekali tidak berfikir seperi anda bahwa alQuran telah merubah cerita dalam alKitab.

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya