Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Senin, 03 April 2017

Bimbingan Teknis VMeet di Garut


Pada tanggal 3 April 2017 dilaksanakan bimbingan teknis bagi tim teknis Vmeet untuk Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pengembangan) Online Jawa Barat di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Secara umum peserta berasal dari Relawan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) Indonesia di wilayah Jawa Barat. Seminggu sebelumnya saya bergerilya di grup Relawan TIK Indonesia dan Facebook untuk menemukan orang yang dapat bertugas sebagai tim teknis Vmeet mewakili kabupaten / kotanya. Hingga hari pelaksanaan bimbingan teknis, masih tersisa empat kabupaten / kota yang belum ada tim teknisnya. 

Satu hari sebelumnya saya menyiapkan kebutuhan untuk acara tersebut, mulai dari penyediaan perlengkapan tidur bagi peserta. Peserta yang mengonfirmasi akan menginap sebanyak sembilan orang, sementara kasur yang dimiliki kampus hanya enam buah sehingga saya harus mengusahakan sisanya ke Ponpes (Pondok Pesantren) al-Musaddadiyah Garut. Siang itu saya minta office boy untuk memindahkan kasur dari ruang Prodi (Program Studi) Teknik Informatika dan ruang penelitian ke Area 306. Pukul dua siang saya ke Ponpes untuk membawa kasur dan bantal yang dipinjam. Masih ingat bagaimana anehnya kondisi mobil sedan yang digunakan setelah lima buah kasur itu dijejalkan ke bagian bagasinya. 

Peserta kegiatan yang pertama pun datang, yakni kang Yudiana dari Karawang. Beliau yang ditemani keluarganya saya arahkan ke rumah. Menjelang maghrib beliau dan keluarga pergi ke lokasi wisata yang saya rekomendasikan. 

Setelah itu tetangga rumah silaturahim. Keasikan ngobrol membuat saya tidak membaca pesan masuk dari mas Wid, salah satu peserta lainnya dari Bandung. Setelah hampir satu jam saya baru membaca dan segera menemuinya yang sudah lama menunggu di pos Satpam kampus. Setelah beberapa saat ngobrol di Area 306, saya mengajaknya untuk makan malam di rumah. Alhamdulillah istri selalu sigap menyiapkan makanan untuk para tamu.

Peserta terakhir datang sekitar tengah malam. Yang menginap di Area 306 Sekolah Tinggi Teknologi Garut antara lain 1) Widyo Utomo dari Kab. Bandung, 2) Suranto dari Depok, 3) Yusuf Maulana dari Kab. Bekasi, 4) Sumedi Saputra dari Kab. Sukabumi, 5) Aris Ripandi, Kota Sukabumi, dan 6) Gery, pelaksana harian ketua Relawan TIK Jawa Barat. Semuanya menggunakan kasur milik kampus, sehingga lima kasur yang dipinjang dari Ponpes tidak digunakan. Namun karena bantal punya Prodi hanya dua, kekurangannya menggunakan bantal yang dipinjam dari Ponpes. Syukurlah semuanya bisa tidur di atas kasur dan bantal. 


Tengah malam itu saya diskusi dengan ketua Relawan TIK Jawa Barat hingga pukul dua membahas tentang pilot project Relawan TIK Indonesia di wilayah Jawa Barat. Bahasan tersebut yang akan didiskusikan selepas bimbingan teknis dengan peserta yang merupakan anggota Relawan TIK Indonesia. Setelah diskusi dirasa cukup, saya pun pamit pulang ke rumah. Agak was-was juga pulang jalan kaki pukul dua itu dari kampus ke rumah, walau jaraknya tidak terlalu jauh. Takut disangka maling, apalagi baju yang digunakan hitam-hitam, hahaha. 

Keesokan harinya saya ke kampus pukul 08.30. Peserta mulai berdatangan di Area 306. Saya ajak semua yang telah hadir untuk sarapan pagi di kantin al-Musaddadiyah. Tidak lupa saya izin ke teh Rosa dan kang Budi dari VMeet untuk membawa teman-teman sarapan. Alhamdulillah, di kantin saya bertemu kembali dengan penjual makanan yang sering saya temui saat mahasiswa dulu. Saya memang hampir tidak pernah main ke kantin lagi selepas pindah rumah. Bapak penjualnya senang bertemu lagi dengan saya. Syukurlah saya bawa uang pendaftaran kuliah paskasarjana saya di tas, sehingga bisa membayar semuanya. Maklumlah, gajinya baru hari ini cair dan belum diambil di ATM. 

Sebelum ke Area 306 saya ajak teman yang memerlukan sistem informasi kampus untuk melihat aplikasi dan bertemu dengan kepala Unit SIstem Informasinya. Sementara saya ajak teman lainnya untuk mengunjungi kantor tempat saya bekerja sambil mencetak skema alat teleconference yang ada di dalam smartphone dengan menggunakan printer nirkabel di kantor. Skema tersebut diperlukan untuk keperluan bimbingan teknis. 

Acarapun saya pimpin dan dimulai dengan menjelaskan rencana kegiatan. Teh Rosa mewakili Vmeet membuka kegiatan, sementara kang Budi memberi pengantar tentang VMeet dan Musrenbang Online. Dalam kesempatan tersebut tidak lupa saya menyampaikan usulan agar VMeet bekerjasama dengan Relawan TIK Indonesia wilayah Jawa Barat. Setelah itu kang Maman Darmawan, salah satu tim teknis tahun lalu memimpin latihan penggunaan aplikasi Vmeet nya. 


Di tengah pelatihan tersebut, Dr Hilmi Aulawi - ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut menyempatkan waktu hadir di tengah kesibukannya menerima tamu di kampus. Satu hari sebelumnya saya memang meminta beliau untuk memberi sambutan selaku tuan rumah sekaligus memperkenalkan kampus kepada para peserta. Dalam sambutannya beliau menyampaikan tentang pentingnya HKI. Beliau siap membantu Relawan TIK Indonesia dalam pengurusan HKI. Hal ini sejalan dengan tugas saya selaku ketua bidang pengembangan sumber daya manusia yang tidak hanya membentuk kapasitas anggota Relawan TIK Indonesia tetapi juga mengumpulkan dan melindungi produk hasil berfikirnya. Saya memberi isyarat kepada peserta dari Relawan TIK Indonesia wilayah Jawa Barat dan ketuanya agar dapat membuat HKI pada tahun 2017. Bagi saya HKI ini merupakan jalan pengakuan terhadap pembuat karya intelektual yang penting untuk dilakukan sekalipun semua yang dihasilkan oleh Relawan TIK berangkat dari niat beramal dan dilakukan secara sukarela. Jangan sampai sesuatu yang dibuat secara sukarela untuk masyarakat tersebut diambil oleh perusahaan atau siapapun untuk kemudian dikomersialkan tanpa izin dari pemilik kekayaannya. 


Alhamdulillah, sebagaimana janjinya Vmeet memberikan uang pengganti transportasi kepada peserta yang hadir. Dari semua yang hadir saya menuliskan nol rupiah untuk saya karena merasa tidak mengeluarkan uang untuk perjalanan dari rumah ke Area 306. Hal ini juga untuk menjadi perhatian peserta lainnya untuk menuliskan usulan biaya transportasi sesuai kebutuhan yang sebenarnya. Estimasi biayanya yang telah saya sesuaikan sesuai dengan kebutuhan disampaikan kepada seluruh peserta. Saya meminta persetujuan semua peserta atas etimasi tersebut. Semua peserta yang hadir saya pastikan menerima uang penggantian transportasi, termasuk peserta yang tidak menuliskan jumlah rupiahnya di dalam daftar. Beberapa di antaranya saya tambah dan kurangi jumlah rupiahnya berdasarkan pola usulan. Saya meminta persetujuan perubahan tersebut di dalam forum kepada peserta yang bersangkutan. Alhamdulillah tidak ada yang keberatan, yang semoga itu mengartikan saya telah membaginya dengan adil atau proporsional. Berkas estimasi yang telah ditandatangani oleh seluruh peserta kemudian saya kirim di grup Whatsapp sehingga semua peserta mengetahui apa yang saya laporkan kepada Vmeet sama dengan apa yang ditandatangani. 

Teh Rosa sempat bertanya soal nol rupiah untuk saya. Pun demikian di penghujung bahasan soal estimasi ada peserta yang mengusulkan saya mendapatkan alokasi transportasi. Tapi saya berhasil menjelaskan bahwa itu tidak diperlukan karena saya memang tidak mengeluarkan uang perjalanan. Yang penting bagi saya adalah uang pendaftaran kuliah yang terpakai sebelumnya kembali ke saku saya, dan ada uang infaq ke Ponpes terkait peminjaman peralatan tidur. 

Kegiatanpun selesai selepas Ashar. Di akhir pertemuan tersebut saya meminta maaf karena tidak menyediakan makan siang karena tidak ada anggaran untuk itu, dan berharap semua peserta dapat membelanjakan sebagian dari biaya penggantian transportasi untuk makan siang tertunda. Memang acaranya mendadak dan saya tidak bisa menggunakan tenaga staf atau mahasiswa karena kebetulan kampus sedang ujian tengah semester. Begitulah relawan dalam kegiatan relawan, terkadang tidak hanya sekedar kemampuan yang disedekahkan kepada masyarakat, tetapi juga uang. Semoga semua anggota Relawan TIK Indonesia yang hadir diberikan rizqi berlimpah dan tidak kurang sedikit pun, amin. Saya sempat berpesan kepada kang Maman untuk makan dulu sebelum pulang ke Ciamis agar tidak masuk angin. 

Luar biasanya hampir semua peserta hadir dalam pertemuan anggota Relawan TIK Indonesia walaupun yang ada yang bukan anggota. Katanya tertarik untuk mengetahui Relawan TIK Indonesia itu apa. Beberapa di antaranya menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan Relawan TIK Indonesia setelah mendapatkan penjelasan dari saya dan kang Gery dalam kegiatan sesi kedua tersebut. Kegiatan sesi kedua tersebut ditutup dengan pembuatan rekomendasi anggota kepada Pengurus wilayah Jawa Barat terkait permasalah organisasi dan kegiatan Relawan TIK Indonesia di wilayah Jawa Barat. 


Tim teknis yang hadir bimbingan teknis hari itu antara lain : 1) Saya dari Garut, 2) Maman Darmawan dari Ciamis, 3) Aris Ripandi dari kota Sukabumi, 4) Sumedi Saputra dari kabupaten Sukabumi, 5) Nazrudin Latif dari kota Bandung, 6) Suranto dari Depok, 7) Muchamad Khaerudin dari kota Cirebon, 8) M. Ridwan dari kabupaten Cirebon, 9) Ipan Zulfikri dari kota Tasikmalaya, 10) Yusuf Maulana dari kota Bekasi, 11) Irsan Maulana dari kota Cimahi, 12) Dik dik Nursidik dari Banjar, 13) Widyi Utomo dari kabupaten Bandung, 14) A. Nuroni dari Cianjur, 15) Deden dari Sumedang, dan 16) Yudiana dari Karawang, ditambah pelaksana harian ketua Relawan TIK Jawa Barat.

Saya tidak punya cukup tenaga untuk membereskan kabel, printer, dan lainnya. Syukurlah staf Prodi masih ada di Area 306 sehingga saya dapat memintanya untuk membereskan semuanya. Rasanya saya tidak sanggup untuk mengembalikan perlengkapan tidur yang dipinjam dari Ponpes sore itu sesuai yang dijanjikan. Saya pun memutuskan untuk pulang, salat Ashar dan minum. Perut kanan saya lumayan sakit, mungkin karena kurang minum atau belum diisi. Syukurlah kondisinya menjadi baik setelah saya makan di rumah. 

Malam ini pukul 21, sebagaimana biasanya selepas kegiatan saya menuliskan pengalaman ini untuk menjadi evaluasi pribadi di masa mendatang, dan semoga bermanfaat bagi pembaca. Amin. 

3 komentar :

  1. Hatur nuhun atas waktu dan tempatnya kang Rinda, sehingga semua berjalan dengan lancar. Semoga kedepannya terjalin kerjasama yg lebih baik untuk kedua belah pihak, baik Vmeet dengan Relawan TIK Indonesia, khusunya di Jawa Barat.

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya