Setelah Komunitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (KomTIK) Garut memperoleh KomTIK Award dari Gubernur Jawa Barat pada tahun 2014, KomTIK ITG sempat masuk daftar penilaian Diskominfo Jabar utk memperoleh Award yg sama. Tapi rejekinya memang harus tahun ini, diperoleh KomTIK (reborn) ITG angkatan ketiga. Ketua Relawan TIK (RTIK) Jawa Barat menginformasikan bahwa pertimbangan diberikannya Award tsb adalah rekam jejak KomTIK ITG yg merupakan komisariat RTIK dalam melaksanakan #RTIKAbdimas.
Program RTIKAbdimas merupakan kerjasama ITG dgn RTIK Indonesia sejak tahun 2013 yg didukung oleh subdit Pemberdayaan KomTIK Kemenkomino RI dan diterapkan dlm mata kuliah (kekhasan lokal) bernama RTIK yg saya ampu. Pengurus RTIK Indonesia menjadikannya sebagai output litbang yg riset dasarnya dimulai oleh ITG sejak tahun 2012 di bawah sponsor Direktorat Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo RI, dan sekarang sudah masuk ke fase riset terapan. Di dalam kepengurusan pusat RTIK Indonesia, saya menguatkan diri utk membawanya ke fase pengembangan, dan hilirisasi dlm wujud sosiopreneurship yg membuat organisasi relawan ini naik level kematangan menjadi Madani.
Tidak semua mahasiswa suka dgn program RTIK. Bahkan pada tahun 2013 silam, ada mhs yg mengatakan kepada staf Kementerian bahwa dirinya merasa terpaksa menjadi relawan. Seandainya bukan bagian dari pembelajaran, mungkin ia memilih utk tdk ikut. Tentunya aneh seorang relawan bersikap tdk sukarela atau merasa terpaksa. Tetapi keanehan itu pudar saat kita memahami bahwa dalam pembelajaran, peserta didik memang dapat merasa terpaksa dgn tugas belajarnya. Ada sebagian mhs yg motivasinya bukan pada luaran pembelajaran pembangun profil lulusan / kompetensi dirinya, tetapi pada angka SKS demi ijazah semata.
Seseorang terpaksa menjadi relawan itu wajar, mengingat "semua orang bisa menjadi relawan, namun tdk semua orang berjiwa relawan". Pembelajaran RTIK dihadirkan di dalam kurikulum ITG utk mengenalkan dan membangun jiwa tsb agar mhs dapat melaksanakan perannya dalam pembelajaran pengabdian kpd masyarakat / KKN. Walau demikian, mhs memiliki otonomi utk membiarkan jiwanya menjadi relawan atau tdk.
Berkat keterlibatan dan kesukarelaan beberapa dosen selaku pengelola program dan pembimbing tim RTIK, pengurus KomTIK ITG selaku asistennya, serta kesungguhan atau keterpaksaan mhs selaku personel timnya, program #RTIKAbdimas ini dapat berjalan empat angkatan, menghasilkan sejumlah publikasi ilmiah dalam topik RTIK, dan menjadi pintu bagi KomTIK ITG utk memperoleh RTIK Award dari Gubernur Jawa Barat. Tinggal satu rencana yg belum dilaksanakan, yakni membawa program ini ke ITU, menjadikan RTIK memperoleh reputasi internasional kembali di WSIS prize.
#BiografiCahyana
Alhamdulillah mantav banget bapak
BalasHapus