Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Jumat, 25 Maret 2022

Ikhtiar Muwahid dan Qadarullah

Ikhtiar manusia dan Qadarullah itu tdk seharusnya dibentrokan, sebab keduanya tdk setara. Semua ikhtiar manusia akan mengarah kpd takdir Nya. Manusia bisa berikhtiar dgn merekayasa cuaca melalui cara apapun sesuai dgn kapasitasnya, baik dgn pendekatan metafisika atau fisika. Hal demikian krn memang manusia adalah mahluk yg menerima takdirnya sebagai khalifah di bumi yg tdk hanya mampu menaklukan apa yg ada di bumi, tetapi juga di langit dgn kekuatan / sulthon. 

Sulthon itu tdk mempersyaratkan bertauhid atau tdk, sebab sulthon dikaruniakan Nya kpd semua manusia. Itulah sebab utk menaklukan lautan misalnya dgn perahu, atau langit misalnya dgn pesawat, manusia hanya perlu menggunakan potensi di dalam dirinya yg sebagian di antaranya tdk berhubungan dgn keimanan. 

Memang ada penaklukan yg memerlukan keimanan kpd Allah, seperti mukjizat membelah lautan. Seandainya nabi Musa tdk percaya, maka beliau tdk akan meletakan tongkatnya ke atas permukaan laut. Misal lainnya adalah menurunkan hujan dgn doa. Tetapi ada pula penaklukan yg tdk memerlukan keimanan, seperti membangun terowongan yg membelah lautan atau menurunkan hujan dgn rekayasa awan. Dlm keyakinan Muwahid, keduanya ada campur tangan Allah. 

Perbedaan manusia yg bertauhid dgn selainnya di antaranya terletak pd tawakal. Manusia yg bertauhid akan bertawakal hanya kpd Allah saja selepas berikhtiar dan berdoa, sebab ia tahu kelemahannya dan meyakini kekuatan Allah dlm mewujudkan apa yg sedang ia ikhtiarkan. Setelah terwujud, ia tetap akan berendah hati, didorong oleh keyakinannya bhw ia telah mendzalimi diri sendiri krn kelemahannya, baik terasa atau tdk.

#PersepsiCahyana

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya