Sekolah Tinggi Teknologi Garut
Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/
Program Studi Teknik Informatika
Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/
Rinda Cahyana
Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005
Minggu, 30 Oktober 2022
Nikmat Berlebih
Kamis, 27 Oktober 2022
Peran Agen Teroris dalam Kampanye Distrust
Kemenangan terorisme itu ternyata tdk perlu meletuskan peluru, cukup meletuskan prasangka. Di saat aksi teroris digagalkan oleh aparat keamanan di dunia nyata, akan ada netizen yg melanjutkan serangan mereka kpd aparat keamanan di dunia maya dgn beragam prasangka. Netizen tsb menjadi agen yg melaksanakan kampanye distrust meluas di media sosial secara sukarela. Teroris akan merasa senang bila distrust dapat melemahkan pemerintah.
Kampanye tsb merupakan dukungan secara tdk langsung terhadap terorisme. Netizen yg menjadi agen boleh jadi tdk terafiliasi dgn organisasi teroris dan hanya sekedar memanfaatkan pemberitaan utk meluapkan emosi. Aparat keamanan harus menangani terorisme dgn baik agar tdk ada peluang kesalahan yg dimanfaatkan oleh para agen sebagai bahan kampanye distrust. Agen yg tengah melakukan kampanye buruk dlm kondisi mabuk emosi harus segera disiram dgn air pengetahuan.
#PersepsiCahyana
Jumat, 21 Oktober 2022
Kembali lah sebagai Nyai
Beberapa tahun ke belakang saya bertemu dgn seorang mantan nyai - istri kyai. Ia bercerita bahwa pada awalnya ia adalah seorang mualaf, bertemu dgn kyai di pesantren, dan dinikahkan sebagai istri ke sekian. Ia memutuskan utk berhenti jadi nyai krn tdk cocok dgn lingkungan pesantren yg berbeda dgn lingkungan keluarganya. Perbedaan itu membuatnya merasa tdk bebas, sehingga akhirnya memutuskan utk berhenti menjadi nyai. Padahal kyai dan anak tiri nya sangat sayang dan berharap ia kembali. Namun dlm kebebasan yg dijalani nya ia merasa tdk bahagia. Ia merasa tdk nyaman dgn sikap santri yg menurutnya terasa feodal dan ia tdk siap dimadu.
Saya jelaskan kpd nya bahwa sikap santri itu bukan feodal, tetapi sikap hormat kpd orang yg memiliki keutamaan ilmu. Hal berbeda dgn sikap merendah seseorang kpd penguasa krn jabatan atau kpd hartawan krn kekayaannya yg merupakan sikap feodal yg tdk diperbolehkan di dalam Islam. Saya pun menjelaskan kpd nya bahwa kyai yg sejalan dgn Nabi itu menikahi banyak wanita bukan krn memperturutkan hawa nafsu, tetapi utk menyambung tali kekerabatan dgn keluarga besar pesantren lainnya atau dgn kelompok masyarakat tertentu yg dipandang berpengaruh, dan tujuan lain yg mengarah kpd syiar Islam.
Setelah ia memahami penjelasan tsb dan dapat menerimanya, saya menyarankannya utk kembali kpd kyai dan anak tiri yg disayanginya. Saya katakan, kembali lah sebagai nyai dan lupakan pria lain yg ingin mempersuntingnya sebagai istri ke sekian. Saat itu ia kaget karena saya menyebut nama pria yg bermaksud mempersuntingnya. Saya memberi nasihat demikian karena berhasil diyakinkan oleh dirinya kalau kyai selalu menanti kepulangannya ke pondok pesantren. Dan Alhamdulillah, beberapa hari kemudian ia mengabarkan akan kembali, dijemput oleh anak tirinya. Ia berjanji akan mengundang saya ke pesantren apabila sudah kembali ke sana.
Sebenarnya saya tdk ingin mengingat pengalaman tsb, sehingga saya tdk menyimpan nomor kontak nya atau akun facebook nya. Dan saya tdk memandang penting janjinya, krn yg penting bagi saya ia dapat kembali ke lingkungan yg jauh lebih baik dari lingkungan bebas nya. Dalam cerita ini saya tdk menyebutkan nama pesantren dan lokasinya di mana, sebab yg terpenting adalah pelajaran yg dapat saya petik dari pengalaman tsb, bahwa seseorang dapat merasa tdk cocok dgn lingkungan karena belum memahaminya dgn baik, dan lingkungan lain yg menurutnya baik belum tentu menyediakan kasih sayang yg tulus dan masa depan yg baik.
Selamat Hari Santri Nasional
#BiografiCahyana
Minggu, 09 Oktober 2022
Kesetaraan dan Daya Tarik
Jumat, 07 Oktober 2022
Kesaksian dan Pensucian
Seseorang bertanya di dalam mimpi, apakah saya sudah dibaptis? Saya menjawab, bahwa "pembaptisan" bagi (dlm pemahaman saya selaku) seorang muslim terjadi di alam Azali ketika ruh bersaksi atas Ketuhanan Allah, sehingga ia terlahir dalam keadaan suci dan memiliki satu Tuhan.
Pertanyaannya cukup menarik, sebab seharian kemarin saya tdk berinteraksi dgn istilah tsb atau persoalan terkait. Biasanya mimpi saya itu mengulang apa yg saya lalui seharian hingga aktivitas terakhir sebelum tidur, setelah itu bangun. Selepas salat Subuh saya buka internet utk mengetahui istilah tsb, sehingga saya memahami kenapa jawabannya seperti itu. Tentu saja istilah tsb tdk dikenal dlm Islam, namun ada rutinitas muslim yg mirip dgn tujuan kesaksian dan pensucian yg berbeda.
Aktivitas salat merupakan realisasi pengakuan atas Ketuhanan tsb di alam dunia ini, di mana seorang abid berdo'a atau bersujud hanya kepada Ma'bud nya dalam keadaan telah bersuci atau berwudhu. Sebelum salat seorang muslim berwudhu, membasuh anggota tubuh dari tangan hingga kaki. Menurut suatu riwayat, dosa seorang muslim terhapus saat berwudhu. Seorang muslim yg baik melakukan aktivitas tsb minimal lima kali dalam sehari.
Aktivitas tsb sangat bermanfaat bagi seorang muslim. Seorang bayi atau mualaf yg awalnya suci dari dosa suatu saat pasti akan melanggar larangan Tuhan atau melakukan dosa kembali, sehingga ia memerlukan penghapusan dosa atau pahala kebaikan yg dapat mengalahkan beban dosa. Ada banyak fasilitas selain wudhu dan salat yg disediakan Tuhan utk kebutuhan tsb. Dosa dan fasilitas tsb menjadi pengingat sepanjang hidup di dunia bahwa seorang abid akan selalu membutuhkan Ma'bud nya dlm segala kelemahan atau kekurangan dirinya.
#BiografiCahyana