Garut, 15 Januari 2023. Minggu lalu saya melaksanakan perkuliahan pengganti secara daring. Syarat yg harus dipenuhi oleh mahasiswa utk dianggap hadir adalah mengisi form presensi dan menuliskan resume presentasi kelompok sesuai arahan yg saya sampaikan sebelum presentasinya dimulai. Resume tsb merupakan indikator penting kehadiran mereka, kehadiran pikiran sebagai buah perhatian, yg tdk bisa digantikan dgn keberadaan akun off-cam yg muncul di daftar pengguna. Filosof bilang, aku berpikir maka aku ada.
Selepas perkuliahan, sejumlah mahasiswa menghubungi saya baik di grup medsos ataupun secara private melalui pesan medsos karena tdk mengisi form yg membuat status mereka absent. Saya menasihati mereka agar minat mereka jgn pada skor kehadiran, tetapi pada pengetahuan yg mereka peroleh dlm kegiatan pembelajaran.
Sabtu kemarin saya jelaskan kenapa status absent sebagian mahasiswa yg lalai tsb tdk dapat diubah menjadi present. Dari awal saya mengajarkan agar mahasiswa tdk fokus pada hasil, tetapi fokus pada proses menuju hasil tsb. Kehadiran akun mereka di zoom timbul krn niat utk hadir. Tetapi dlm perjalannya, sebagian dari mereka ada yg teralihkan dgn kegiatan lain, sehingga kondisi kemampuan utk mengikuti pembelajarannya jadi menurun. Penurunan itu berimbas pada penurunan tekad. Bila tekad turun, mereka tdk akan sampai pada tawakal. Kalaupun mampu berdoa, tetapi doa nya itu sebatas lisan dan tdk menghantarkannya pada tawakal.
Dalam kondisi tdk bertawakal kpd Allah, mereka mungkin akan kehilangan pertolongan. Contohnya, pertolongan dibuat tetap fokus pada saat informasi penting muncul krn tdk tergoda oleh aktivitas lain yg terlihat menarik. Fokus inilah yg hilang pada sebagian mahasiswa yg lalai mengisi form. Kesenjangan tsb dapat timbul karena kelemahan di sisi tekad dan/atau tawakal. Oleh karena itu, di awal perkuliahan Sabtu kemarin, saya mengingatkan agar mereka memperhatikan tekad dan tawakal yg merupakan penopang ikhtiar. Alhamdulillah, setelah itu ada progress perbaikan pada presensinya.
Saya tdk mendorong mereka utk mengejar hasil, sebab hasil itu sesuai dgn niat dan ikhtiar. Kalau niat mereka adalah skor, bisa saja mereka dapat skor A dlm kondisi kotak pengetahuannya tdk banyak terisi. Kotak itu akan terisi apabila ada ikhtiar sendiri, bukan ikhtiar orang lain. Seberapa banyak isinya tergantung kemampuan dan ikhtiar. Dalam kondisi tekad, tawakal, dan ikhtiar yg baik, insya Allah hasilnya akan baik.
Namun bila hasilnya tdk baik karena faktor di luar kemampuan, itu adalah ujian dari Tuhan yg bermanfaat. Sekalipun memperoleh hasil yg baik tetap harus bersyukur dan beristighfar. Sebab dlm kelemahan atau kesenjangan yg ada dlm diri, kita mungkin hanya beruntung mendapatkan hasil baik tsb, dan selebihnya adalah berkat rahmat Allah yg memaklumi dan mengisinya dgn pertolongan. Istighfar menstimulus progress perbaikan.
#BiografiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya