Abstrak
Perkembangan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah melahirkan struktur sosial baru yang dikenal sebagai Masyarakat Informasi. Dalam masyarakat ini, informasi tidak hanya dipandang sebagai data mentah, tetapi sebagai sumber daya ekonomi dan aset strategis perusahaan yang paling berharga. Artikel ini menganalisis definisi dan urgensi Masyarakat Informasi, serta menyoroti peran mendasar dari komponen inti TIK, yaitu hardware dan software, dalam mendukung dan menggerakkan seluruh proses operasional bisnis modern. Tujuan utama dalam Masyarakat Informasi adalah untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui penguasaan dan pemanfaatan TIK yang efektif.
A. Landasan Konseptual: Dari Data Menjadi Nilai
Masyarakat Informasi didasarkan pada penciptaan, distribusi, akses, dan penggunaan informasi secara bebas (Karvalics, 2007). Untuk memahami pondasi masyarakat ini, penting untuk membedakan antara data dan informasi.
Data adalah materi fakta mentah, seperti huruf, angka, simbol, atau suara (O’Brien & Marakas, 2008, hlm. 33, 4). Data mewakili kejadian atau transaksi yang dicatat dan disimpan sebelum diorganisasi menjadi bentuk yang berguna (Laudon & Laudon, 2012, hlm. 479). Sebaliknya, informasi adalah data yang telah dirangkum, dimanipulasi, atau diproses sehingga menjadi bermakna dan berguna bagi pengguna tertentu (Loose, 1997; O’Brien & Marakas, 2008, hlm. 3, 34).
Dalam konteks bisnis, tujuan utama sebuah sistem adalah memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 36; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 35). Informasi yang berkualitas harus memiliki atribut seperti akurasi, relevansi, kelengkapan, dan ketepatan waktu (timeliness) agar bernilai (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 354, 355).
B. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Masyarakat Informasi mustahil terbentuk tanpa TIK atau Infotech . TIK didefinisikan sebagai konvergensi teknologi telekomunikasi atau komunikasi dan komputer (Bouwman et al., 2005; ITU, 2002). TIK adalah istilah umum yang mencakup semua teknologi yang membantu memproduksi, memanipulasi, menyimpan, mengomunikasikan, dan/atau menyebarkan informasi (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 30). TIK menggabungkan komputasi dengan tautan komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 30).
Fondasi fisik TIK—yaitu hardware dan software —adalah yang memungkinkan pemrosesan data menjadi informasi, serta mendukung tiga peran vital sistem informasi dalam bisnis: mendukung operasi, mendukung pengambilan keputusan, dan mendukung strategi keunggulan kompetitif (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 8, 213).
Peran Fundamental Hardware
Hardware didefinisikan sebagai semua mesin dan peralatan fisik dalam sistem komputer (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 38). Hardware berfungsi sebagai infrastruktur IT yang memungkinkan semua fungsi digital terlaksana (Rainer & Cegielski, 2016, hlm. 520).
Hardware mendukung aktivitas dasar sistem informasi (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 35; Williams & Sawyer, 2011, hlm. 26-27):
- Input: Perangkat seperti keyboard , mouse , atau pemindai (scanner) menangkap data mentah (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 255).
- Processing: Central Processing Unit memanipulasi data dan mengontrol komponen lain, mengubah data menjadi informasi (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 212; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 35).
- Output: Perangkat seperti monitor atau printer menerjemahkan hasil pemrosesan ke bentuk yang dapat digunakan manusia (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 281; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 35).
- Storage: Perangkat penyimpanan sekunder (seperti hard disk atau flash memory ) menyimpan data dan program secara permanen (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 224).
- Control: Mekanisme untuk memastikan semua aktivitas sistem berjalan sesuai standar dan prosedur (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 36).
Tanpa hardware, pemrosesan data, yang merupakan tujuan utama komputer, tidak dapat dilakukan (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 38, 244). Perkembangan terus-menerus membuat hardware menjadi lebih kecil, lebih cepat, lebih murah, dan lebih kuat, memungkinkan mobilitas dan personalisasi perangkat seperti smartphone dan PC tablet (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 364, 379; Laudon & Laudon, 2012, hlm. 202).
Peran Krusial Software
Meskipun hardware menyediakan sirkuit untuk pemrosesan, ia "tidak berguna tanpanya" (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 38). Software adalah kumpulan program dan prosedur yang memberikan instruksi kepada hardware tentang cara memproses data (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 33, 217; Rainer & Cegielski, 2016, hlm. 528).
Software terbagi dua jenis utama:
- System Software: Mengelola dan mendukung operasi sistem komputer, termasuk sistem operasi ( Operating System - OS) yang mengontrol dan mengarahkan aktivitas sistem, seperti Windows atau Linux (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 121, 140; Laudon & Laudon, 2012, hlm. 51).
- Application Software: Program yang dirancang untuk mendukung tugas atau proses bisnis tertentu (Rainer & Cegielski, 2016, hlm. 529). Contohnya termasuk perangkat lunak produktivitas (seperti word processing , spreadsheet , database software ), hingga sistem yang lebih canggih seperti sistem manajemen basis data ( Database Management System - DBMS) (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 154, 161, 164; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 196).
Software, khususnya DBMS, sangat penting dalam Masyarakat Informasi karena mengelola sumber daya data —kumpulan terintegrasi dari elemen data yang saling terkait (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 33, 409). DBMS (seperti Oracle atau Access ) memungkinkan organisasi mengakses dan memanipulasi data dari basis data relasional (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 413; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 197).
Peran Jaringan dan Cyberspace
TIK juga mencakup Network Resources, yaitu media komunikasi dan dukungan jaringan (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 34). Jaringan menghubungkan dua atau lebih komputer, menciptakan lingkungan yang disebut Cyberspace —dunia maya yang dibentuk oleh komputer dan telekomunikasi (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 1, 18).
Jaringan, terutama Internet, Intranet, dan Extranet, memungkinkan bisnis menjalankan e-business dan e-commerce , menghubungkan operasi internal dengan pelanggan dan pemasok (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 12, 218). Fenomena ini memastikan informasi tidak hanya didistribusikan lebih cepat, tetapi juga dikumpulkan, disimpan, diarsipkan, dan diakses kapan pun dan di mana pun (Gudauskas, 2011).
C. Keunggulan Kompetitif dan Kebutuhan Literasi
Dalam Masyarakat Informasi, orang atau bisnis yang berhasil adalah mereka yang menguasai dan mengendalikan informasi (Fenner, 2002). Penggunaan TIK yang strategis membantu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 8, 201).
Namun, untuk memanfaatkan TIK ini, individu harus memiliki beberapa kemampuan penting:
- Computer Savvy: Mengetahui apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh komputer, bagaimana komputer memberikan keuntungan atau kerugian, dan kapan harus mencari bantuan teknis (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 2).
- ICT Literacy: Kemampuan menggunakan TIK yang diperlukan oleh kebanyakan pengguna (Acevendo, 2005).
- Digital Literacy: Kemampuan untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan, serta mengakses, menemukan, dan memprosesnya untuk menciptakan nilai dengan TIK (Árpád, 2007; Andretta, 2005). Literasi digital mencakup kemampuan teknis dan sosial, seperti membuat dan membagikan konten, mengelola identitas digital, dan menjaga privasi online (Wheeler, 2012, hlm. 5, 6).
Kesimpulan
Masyarakat Informasi adalah realitas yang didorong oleh konvergensi teknologi, di mana komponen inti IT— hardware sebagai pondasi fisik dan software sebagai instruksi cerdas—berinteraksi melalui jaringan untuk memproses data menjadi informasi yang strategis. Keberhasilan dalam Masyarakat Informasi bergantung pada sejauh mana organisasi dan individu dapat mengadopsi TIK dan mengembangkan literasi yang diperlukan untuk menciptakan, mengelola, dan memanfaatkan aset informasi ini guna mencapai keunggulan kompetitif global.
Daftar Pustaka
- Acevendo, V. (2005). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Andretta, S. (2005). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Árpád, P. (2007). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Bouwman, H., R. F. W. Van B. P., & Van Der W. (2005). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Drucker, P. F. (1992). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Fenner, G. (2002). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Gudauskas, R. (2011). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Huang, K. T., Y. W. L., & Wang, J. (1999). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- ITU. (2002). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Karvalics, L. Z. (2007). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2012). Management Information Systems: Managing the Digital Firm (13th ed.). Pearson Education Limited.
- Loose, M. (1997). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Moody, D. L., & Walsh, P. (1999). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- O’Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2008). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- O’Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2010). Introduction to Information Systems (15th ed.). McGraw-Hill/Irwin.
- Rainer, R. K., & Cegielski, C. G. (2016). Introduction to Information Systems (3rd ed.). John Wiley & Sons, Inc.
- Wheeler, S. (2012). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Williams, B. K., & Sawyer, S. C. (2010). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Williams, B. K., & Sawyer, S. C. (2011). Using Information Technology: A Practical Introduction to Computers & Communication: Complete Version (9th ed.). McGraw-Hill Companies, Inc.

