Istilah "katinggang eureup2" atau "ditumpakan jurig" dlm pengalaman saya adalah kondisi yg terjadi saat saluran nafas ke hidung berada dlm kondisi antara tertutup dan tidak. Pada saat saluran mau menutup, syaraf secara reflek bersiap membangunkan kita. Pada titik di mana hampir mau tertutup, syaraf hampir membangunkan kita. Dalam kondisi demikian kesadaran kita mulai hadir sekalipun fisik kita masih terlelap tidur. Akibatnya kita merasakan sensasi terjebak dalam tubuh, susah atau bahkan tdk bisa menggerakan tubuh.
Dlm pengalaman saya, kehadiran itu dimulai dari pendengaran. Secara perlahan suara2 yg hadir dalam mimpi menjadi sesuai dgn suara2 yg ada di sekitar. Lalu diikuti dgn penglihatan, di mana objek2 dlm mimpi secara perlahan berubah menjadi objek dunia nyata yg mulai dilihat saat kelopak mata terbuka.
Kembali ke soal tubuh yg terjebak, ada kalanya dlm situasi tsb saya melihat tangan ini berwujud transfaran dan bergerak mengikuti keinginan, sementara tangan fisik tetap tdk bergerak. Ada kalanya saya berhasil menggerakan bagian tubuh, utamanya mulut dan tenggorokan. Oleh krn itu dlm kondisi tersebut seringkali saya memanggil istri bila merasa istri ada di rumah. Saya baru bangun setelah istri mengguncangkan tubuh. Kalau merasa istri tdk ada di rumah, saya pernah memanggil ibu. Tentu saja tdk bangun krn ibu ada di luar kota. Pilihan akhirnya adalah memanggil Allah penuh harap dgn mengucapkan Takbir. Setelah lebih dari dua kali takbir, barulah saya bisa bangun.
Pernah suatu ketika dlm kondisi terjebak dlm tubuh yg terlelap saya merasakan nafas yg sesak. Saya menyadari aliran udara pada hidung ini bermasalah. Setelah berusaha bangun dan merasa sia2 berdasarkan pengalaman sebelumnya, saya hampir menyerah. Nafas ini berhenti dan kegelapan yg terlihat saat itu menjadi lebih gelap lagi. Syukurlah Allah memberi ingatan sehingga saya ingat untuk meminta tolong kpd Nya. Harap dan takbirpun dimunculkan sehingga tubuh ini terbangun.
Dua pelajaran penting yg dapat dipetik dari pengalaman tsb: 1) Allah itu ada dan menolong kita, sebab: a) Saya tdk bisa membangunkan diri sendiri, b) Hanya seseorang yg menggoncangkan tubuh dan Allah yg dipanggil saja yg bisa membangunkan; 2) Pertolongan itu dikaruniakan Allah kpd siapa dan pd saat yg dikehendaki Nya. Jika bukan krn Allah, saya tdk akan teringat kpd Nya dan memohon pertolongan Nya. Semoga akhir hidup kita husnul khatimah. Amin.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya