Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah.

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998.

Rinda Cahyana

Dosen PNS yang diperbantukan di Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Minggu, 31 Agustus 2025

Menjaga Indonesia

MENJAGA INDONESIA

Malam Sabtu itu saya nongkrongin Tiktok sampai setengah dua dini hari, bepergian dari satu Live ke Live lainnya. Bukan hanya utk melihat apa yg dilakukan oleh Gubernur dintengah demonstran dan perusuh, tapi memerangi para penjahat yg menghasut kejahatan. Mereka ingin Gd Sate terbakar dgn terus menerus mengulang pesan tentang apa yg terjadi di Makasar.

Saya hanya mampu berusaha membangun kesadaran kepada penonton live Tiktok utk menjaga bangunan bersejarah bersama-sama dgn mengirim pesan dari satu live ke live Tiktok lainnya. Syukurlah saya tdk sendirian, ada banyak yg meminta bangunan tsb tdk diganggu. Komunitas motor bahkan merespon dgn mengatakan akan bergerak mengamankan gedung ikon Jabar tsb. 

Si Penghasut melawan dgn bahasa menyinggung bahwa itu bukan bangunan rakyat, tapi simbol feodalisme. Si Penjahat ini ga faham kalau pejuang telah berkorban darah dan air mata utk mendapatkannya. Namun para penjahat ini memang menang, mereka berhasil membuat perusuh menghancurkan cagar budaya lain, dengan tambahan hancur dan dijarahnya rumah makan hingga lapak warung nasi rakyat kecil. Di daerah lain bahkan musium ikut dirusak, banyak artefak yg dicuri. Yg menyesakkan, Graha bersejarah bagi arek Surabaya tdk luput juga. 

Marah boleh, tapi jgn merusak aset rakyat, seperti anak tantrum yg merusak motornya sendiri saat ditilang Polisi. Mereka bilang, rakyat boleh merusak asetnya sendiri. Padahal dana perbaikan aset yg dirusak itu bisa membantu banyak rakyat kecil. Ngakunya bela rakyat, tapi ga sensitif dgn kebutuhan rakyat. Merusak aset rakyat tanpa alasan yg benar itu sama dengan mencuri uang rakyat utk kepentingannya sendiri.

Saya melihat orang jahat bahu membahu dalam kejahatannya. Saling menghasut utk melakukan kejahatan dan berbagi lokasi target kejahatan di media sosial. Dari sederet nama yg disebut oleh mereka di medsos, hanya satu yg tdk mengalami penjarahan. Entah bagaimana hal demikian seperti tdk dapat diantisipasi, sehingga hasutan tindak kriminal pencurian lebih banyak berhasilnya. 

Sampai saat ini saya jengah dgn kedunguan netizen yg mau saja dibodohi oleh para penjahat. Melabeli pencurian sebagai perampasan aset. Padahal jelas asetnya tdk diserahkan ke negara, tapi dibawa sendiri seperti maling pada umumnya. Dan korban ini bukan koruptor. Seharusnya dicek dulu, apakah mereka korup, supaya tdk tergolong kalangan fasiq.

 "Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, lalu kamu menjadi menyesal atas perbuatanmu itu". (Q.S. Surat Al-Hujurat: 6)

Mereka bilang, rakyat akhirnya mengesahkan UU Perampasan Aset. Saya katakan, UU tsb untuk menghukum pencuri, bukan untuk melegalkan pencurian. Janganlah kebencian kpd seseorang membuat tdk bersikap adil. 

Orang yg melakukan kejahatan dan menghasutnya, atau siapapun yg berada dekat dgn nya namun mendukungnya, sampai timbul kerugian pribadi atau bahkan korban jiwa, memperoleh dosa yg sama dan berdampak sempit pintu rejekinya. Para pendukungnya malah marah diingatkan seperti itu. Sebagian malah melabeli buzzer. Ya, saya adalah pendengung pesan yg benar menurut apa yg saya yakini, seperti mendengungkan perlawanan terhadap siapapun yg menyusahkan rakyat dgn mengatasnamakan rakyat. 

Rakyat wajar marah atas perilaku menyinggung, tetapi jgn manfaatkan kemarahan itu utk membenarkan pencurian. Mencuri itu mutlak salahnya, mencuri adalah mencuri, mau banyak atau sedikit. Sementara perilaku menyinggung itu relatif, tergantung persepsi audien terhadap perilaku tsb. Oleh krn nya, mencuri itu lebih buruk dari pada perilaku menyinggung. Apakah baik melawan keburukan dgn tindakan yg lebih buruk menurut orang baik? 

Sebagai warga negara tugas saya menjaga negeri. Semua rakyat pasti mendukung apapun yg baik dan disampaikan oleh demonstran secara damai, tdk merugikan rakyat. Rakyat yg akalnya sehat pasti akan melawan para penjahat yg membuat kerusakan, mengganggu kepentingan umum dan usaha rakyat, serta melakukan perbuatan melampui batas. 

#BiografiCahyana

Sabtu, 30 Agustus 2025

Penjahat Demokrasi

Kemarahan atas ketidakadilan itu baik, namun harus dgn cara dan tujuan yg baik. Tdk perlu seperti anak kecil tantrum yg marah di rumah sambil lemparin piring gelas, atau rusakin motornya sendiri saat ditilang polisi, jangan sambil rusak aset sendiri (rakyat). Perbaikan aset yg rusak memakan anggaran yg besar, lebih bermanfaat utk memperbaiki rumah rakyat miskin. Rakyat menanggungnya dgn pajak, membuat rakyat semakin susah.

Saat ini, kekuatan masa besar yg damai dan kekuatan medsos sudah cukup utk menimbulkan simpati dan mempengaruhi pembuat kebijakan. Selama pintu aspirasi dan koneksi internet tdk ditutup, tdk ada alasan anarkis. Pengrusakan atau kerusuhan dapat menurunkan simpati, membelokan tujuan ke arah kejahatan, seperti pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dll. Bangsa ini jgn jatuh pada kesalahan dua kali.

Miris sekali apa yg saya lihat di medsos. Ada banyak penjahat yg memprovokasi utk melakukan perusakan aset rakyat, melakukan kekerasan kpd orang lain, dan bahkan melebar ke aset sesama rakyat yg tdk ada hubungannya. Banyak konten hoax yg dibuat utk mengadu domba. Sebagai pembenci kejahatan, saya hanya bisa melaporkan komentar jahat seperti itu dgn harapan akunnya diblokir, sehingga rekayasa sosialnya tdk membuat orang-orang bodoh menjadi pion kejahatan mereka.

Sebagian rakyat sudah hilang adab di depan Gubernur yg mau menemui rakyat. Bahkan muncul teriakan pelecehan pada perempuan yg berada di sekitar Gubernur. Penjahat dlm demokrasi memang cuma numpang utk melampiaskan kejahatannya, maling teriak maling, batu ujian bagi siapapun yg memiliki tujuan mulia. Para penjahat ini merusak demokrasi dan citra demonstran yg berniat mulia.

Bila demonstrasi damai, tdk disusupi penjahat demokrasi, rasanya tdk akan ada pertarungan di jalanan di antara rakyat (aparat dan non aparat). Tidak akan ada lurah yg dipukuli dan mobilnya dirusak krn dituduh anggota dewan, sopirnya nabrak sana sini krn panik dgn para penjahat ini. Mulai dari gerobak dagangan hingga motor tertabrak akibat kepanikannya. Untunglah tdk ada korban jiwa akibat panik tersebut, seperti dlm kecelakaan yg melibatkan aparat dan ojol. Mobil mewah dirusak dan dijarah dgn dalil tuduhan yg sama.

Masyarakat harus cerdas dalam memahami tujuan demonstrasi dan tdk keliru dalam memberikan simpati. Masyarakat tdk boleh berada di lingkaran kejahatan dan tdk boleh mendukung kejahatan. Jangan membuat kebaikan menjadi keburukan bagi siapapun, kelompok manapun, terlebih bangsa dan negara.  

#persepsicahyana

Kamis, 28 Agustus 2025

Selamat Jalan Bunda Inge

Beliau ibu DR. Inggriani Liem atau lebih dikenal dengan nama ibu Inge, dosen senior Informatika ITB. Perjumpaan pertama saya adalah saat mengikuti kelas beliau, Rekayasa Perangkat Lunak di ITB. Namun ada momen yg membuat saya hingga saat ini membantu upaya beliau membangun kemampuan berpikir komputasional (CT) di Indonesia. 

Saat itu saya menjabat ketua program studi Informatika. Salah satu tugas yg diemban adalah memonitor tugas belajar dosen. Kebetulan pak Rickard Elsen, dosen Informatika, adalah bimbingan beliau. Saya menemui beliau di ruang dosennya. Saya memperoleh sambutan yg hangat dan promosi pengabdian. 

Beliau mengajak saya makan siang bersama. Dalam pertemuan itu beliau menceritakan tentang Bebras Indonesia dan menawari saya tanggung jawab sebagai ketua biro di Garut. Akhirnya kampus di Garut menjadi Sekolah Tinggi pertama yg ada dalam jaringan Bebras Indonesia. Beliau sangat selektif memilih kampus sebagai biro Bebras, sehingga tdk serta merta menerima jaringan Relawan TIK Kampus yg saya miliki. Bebras Indonesia merupakan bagian dari kegiatan Tantangan Bebras yg berlangsung di berbagai negara.

Dalam perjalanan berikutnya saya diajak menjadi pengurus Bebras Indonesia. Salah satu usaha membantu organisasi ini adalah menjadikannya sebagai bagian dari program Google for NGO. Hingga saat ini tugas pengelolaan email masih diemban. Tugas ketua biro diserahkan kepada ibu Dewi Tresnawati. 

Sebagai pengurus, saya berusaha untuk mempromosikan Bebras dan CT ke Kemenkominfo RI dan Kemenag RI. Alhamdulillah, Prof Ali Ramdhani menyambut baik dan menjalin kerjasama penerapan CT di lingkungan Madrasah. Saat menjabat sebagai ketua Saka Informatika Kwarcab Garut, saya memperoleh bantuan kegiatan dari Kemenkominfo RI dan mengundang bu Inge sebagai salah satu narasumbernya. 

Dalam kesempatan sebagai narasumber tersebut, bu Inge menunjukan perhatiannya pada hemat energi. "Kamu sudah saya anggap sebagai anak. Saya menasihati kamu agar menutup jendela bila AC dinyalakan", ujar beliau. Beliau juga memberikan pemahaman tentang "smart" yg saya usung sebagai tema kegiatan dlm sesi seminar tersebut. Namun yg lebih penting, saya berhasil mempertemukan Kemenkominfo RI dengan beliau di kampus, sehingga mendapatkan insight tentang pentingnya CT.

Interaksi dgn beliau terakhir kali di WA, 30 Juli 2021, terkait studi doktoral di ITB. Beliau mendo'akan saya cepat lulus dan mengulangi do'a tsb beberapa tahun kemudian di FB. Beliau menanyakan rencana topik penelitian. "Siapa tahu bisa kasih asupan paper2 kalau aku pas nemu", ujar beliau di WA. 

Beliau masih ingat video yg dikirimkan di WAG Bebras, mobil tim Bebras yg berjuang melewati jalan longsoran saat berkegiatan Bebras di Cisewu. "Memetakan kesiapan infrastruktur IT aja khususnya utk pendidikan. Akan keren tuh bikin dashboardnya 😊 Dihubungkan sama tingkatan literasi dan berpikir. Pengalamanmu nyopir honda imut2 ke daerah itu salah satu background storynya. Goalnya utk bangun small contextual smart societies.", tambah beliau. 

Beliau sosok religius. Nampak beliau berdoa sebelum makan dan memberikan nasihat-nasihat baik yg universal. Beliau pernah bercerita bahwa pandemi Covid 19 membuatnya lebih dekat dengan Tuhan. Beliau juga sosok yg sangat cair dan beradaptasi dgn lingkungannya. Term Islami seperti "Alhamdulillah" atau "Insya Allah" saya dengar dlm percakapan. Demikian halnya disampaikan oleh Prof Ali saat berinteraksi di Kemenag. Hal tsb menjelaskan beliau sosok plural yg sudah menjadi pelayan bagi umat manusia. 

Hari ini, 28 Agustus 2025, beliau wafat di Bandung. Pelayanan beliau kepada saya, bangsa, dan negara sangat baik. Semoga kebaikan dari pelayanan beliau dapat saya ikuti. Saya meyakini, Allah tdk mempertemukan dan mendekatkan kpd siapapun, melainkan utk menguatkan perjalanan hidup. Terima kasih bunda atas segala amal baktinya. 

#biograficahyana

Senin, 18 Agustus 2025

Nasihat Hati Beruban

Sore ini saya mengantar istri ke pondok. Kendaraan saya terhenti tepat di gerbang masuk, tertahan oleh kendaraan yg berhenti di depan pos penjagaan. Nampak pengemudinya turun utk menyapa seorang bapak yg duduk di pos satpam. Saya sangat mengenal beliau. Saya tdk bisa turun krn posisi setengah kendaraan berada di jalan besar. 

Di dalam pondok, kendaraan beliau berhenti. Nampak beberapa santri turun dan mencium tangannya. Saya menghentikan kendaraan agak jauh supaya beliau tdk terganggu dan cukup waktu berinteraksi dgn para santri. Arah kendaraan beliau sama, ke area pondok yg saya tuju. 

Setelah kendaraan diparkirkan di depan gedung pondok, saya bergegas menemui beliau yg merupakan dosen agama dan ustadz akhlak saya semasa kuliah sarjana dan mondok dulu. Lama sekali tdk berjumpa, sampai beliau memastikan beberapa kali kalau saya adalah muridnya. 

Beliau bertanya, kemana saja? Saya jawab, sedang kuliah. Selama kuliah, aktivitas saya lebih banyak di rumah dan di kampus Bandung. Beliau mendo'akan agar kuliah selesai, dan mengatakan orang seperti saya diperlukan. Semoga do'a dan pernyataan beliau dikaruniakan Allah kpd saya yg bukan siapa-siapa. 

"Saya sudah beruban tadz", guyon saya pada beliau. 

Kapasitas beliau sebagai guru akhlak tercermin dari jawabannya, "Tidak apa-apa rambut beruban, yang penting hati tidak beruban". 

Tentunya saya perlu berhati-hati dalam memahaminya, tdk mengintepretasikannya secara keliru atau tdk masuk akal. Misalnya, bila uban adalah kebaikan bagi muslim, tentu saja maksud beliau bukan hati tdk boleh berhias kebaikan. 

Hati beruban adalah kiasan ttg kondisi psikologis yg dipenuhi tekanan. Beliau mengingatkan agar saya membawa hati agar jauh dari kondisi tsb. Nasihat beliau menguatkan do'a yg selalu dilajimkan setiap salat wajib:

اللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø£َعِÙ†ِّÙ‰ عَÙ„َÙ‰ ذِÙƒْرِÙƒَ ÙˆَØ´ُÙƒْرِÙƒَ ÙˆَØ­ُسْÙ†ِ عِبَادَتِÙƒَ

Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu.

Karena saya tahu, hanya dgn mengingat Allah hati menjadi tenang (Q.S. Ar-Rad ayat 28). Namun dzikr itu tdk akan menenangkan bila Allah tdk mengaruniakan ketenangan. Oleh krn nya, do'a tersebut disempurnakan dgn

اللهم نور قلوبنا بنور هدايتك كما نورت الارض بنور شمسك ابدا ابدا برحمتك يا ارحم الراحمين

Ya Allah terangilah hati-hati kami dengan cahaya hidayah Mu seperti telah Kau terangkan bumi dengan cahaya matahari selama-lamanya, dengan rahmatMu Ya Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

رَبَّÙ†َا Ù„َا تُزِغْ Ù‚ُÙ„ُÙˆْبَÙ†َا بَعْدَ اِذْ Ù‡َدَÙŠْتَÙ†َا ÙˆَÙ‡َبْ Ù„َÙ†َا Ù…ِÙ†ْ Ù„َّدُÙ†ْÙƒَ رَØ­ْÙ…َØ©ً ۚاِÙ†َّÙƒَ اَÙ†ْتَ الْÙˆَÙ‡َّابُ

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.

Demikian hikmah perjumpaan dgn beliau pada hari ini. Nama beliau sama dgn saya, "Suryo-No". Sementara saya "Cahya-Na" yg bagi seorang hamba dapat dimaknai harapan utk senantiasa beroleh "cahaya hidayah Nya". Dlm perspektif lain, segala "cahaya" sirna dlm cahaya Nya. Tdk ada aku yg mengaku-aku, hanya Dia yg Ada. Itulah sebab saya bukan siapa-siapa. 

#biograficahyana

Refleksi Kemerdekaan 80

Di masa penjajahan, pahlawan pejuang pendidikan seperti ibu Kartini, berjuang memerangi buta aksara dgn sekolah gratis agar bangsanya memperoleh penghidupan yg lebih baik. Sekolah gratisnya diharapkan dapat membuat anak para buruh kasar menjadi juru tulis, sehingga memperoleh penghasilan dan status sosial yg lebih baik. Perubahan sekecil itu dapat memperbaiki gizi keluarganya menjadi lebih baik. 

Di masa kemerdekaan, fasilitas pendidikan sudah lengkap, mulai dari level PAUD hingga DIKTI. Pemerintah hanya perlu memastikan warga memperoleh kesempatan yg sama utk mencapai level pendidikan yg diperlukan utk bekerja dan berpenghasilan yg cukup utk gizi baik. Fokus terpentingnya adalah menjamin sekolah gratis pada level tsb. 

Namun, sekolah gratis dgn pendidik yg tdk fokus pada pekerjaannya tdk akan menghasilkan lulusan yg berkualitas. Pemerintah perlu menjamin kesejahteraan pendidik, sehingga mereka tdk perlu khawatir lagi dgn makan, kesehatan, dan pendidikan keluarganya. Pemerintah wajib memberikan anggaran yg cukup utk mewujudkan pendidikan gratis dan kesejahteraan pendidik. Usaha besar tsb merupakan perjuangan paska kemerdekaan, guna mewujudkan peradaban Indonesia yg Maju dan Sejahtera. 

#persepsicahyana 

Jumat, 15 Agustus 2025

Menggugurkan Keraguan

Dlm soal keyakinan akan ihwal keaslian ijazah, ilmul yaqien dicapai bila keasliannya dinyatakan oleh otoritas yg mengeluarkannya. Masyarakat yg mendengar pernyataan tsb sudah mencapai level keyakinan ini. Keyakinan atas keasliannya di level ini sdh bisa dianggap valid, keraguan telah digugurkan.

Ainul yaqien dicapai bila sudah melihat fisik ijazah dgn tanpa menyentuh secara fisik. Haqul yaqien dicapai bila sudah berinteraksi secara fisik dgn ijazahnya. Dua tangga ini menguatkan validitasnya. Tangga-tangga keyakinan tsb bisa dicapai dgn tabayun. 

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al Hujurat ayat 6)

Di luar itu, apalagi berdasarkan asumsi cocokologi, bukanlah keyakinan. Bahkan tdk bisa disebut keyakinan 0,01%, hanya bisa disebut 100% prasangka.

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al Hujurat ayat 12)

#persepsicahyana

Rabu, 13 Agustus 2025

AI dan Manusia

AI dapat menafsirkan gambar berdasarkan "penglihatan", namun tdk ada perasaan yg mempengaruhi jawabannya. Emosi adalah salah satu elemen penting yg membedakan jawaban manusia dgn mesin. 

Kenapa mesin tidak punya emosi? Salah satu sebabnya adalah karena mesin belum memiliki syahwat, modal dasar utk bertahan hidup. Mesin belum memiliki kesadaran arti penting hidup dan dominasi terhadap apapun yg mengancam eksistensi. Mesin tdk melakukan perlawanan saat manusia hendak mematikannya.

Manusia dapat memperkaya jawabannya berdasarkan kecenderungannya pd suka atau tdk suka dlm kadar atau keseimbangan tertentu sesuai pembiasaannya, sebagai modal dasar kebijaksanaan. 

Di sisi lain, terlihat bahwa AI memiliki keterbatasan utk melakukan ricek di dunia nyata, sehingga tdk bisa memilih kemungkinan mana yg lebih sesuai dgn dunia nyata. Hal tsb menjelaskan AI bergantung pd manusia dlm input, manusia memutuskan, AI memberi masukan utk pembuatan keputusan tsb dan menguatkan keputusan yg dibuat, sekalipun belum tentu penting dan bermanfaat. 

#persepsicahyana

Minggu, 10 Agustus 2025

Toilet Sekolah


Siswa adalah manusia yg berhak memperoleh layanan prima sebagaimana orang dewasa. Termasuk layanan MCK yg layak atau nyaman. Teringat dulu di SD dan SMA, kondisi toilet murid sangat tdk nyaman. Mulai dari kotoran yg teronggok, hingga kondisi toilet yg sempit dan bau. Di SMA beberapa siswa nekad menggunakan toilet guru yg lebih layak. Baru kemarin lalu saya terpaksa menggunakan toilet sekolah yg rusak kuncinya krn kebelet pipis. 

Sewaktu SD dan SMP, saya lebih memilih pulang ke rumah bila ingin buang hajat. Kebetulan rumahnya dekat. Di SMA, saya memilih utk menggunakan toilet masjid di luar sekolah yg terbuka tetapi bersih. Syukurlah guru piket tdk pernah melarang, mungkin krn menganggap saya tdk akan bolos sekolah atau krn saya aktif di organisasi. 

Gubernur KDM berencana menyediakan satu toilet utk satu kelas. Saya berharap agar toilet tdk bersatu dgn kelas krn tdk akan nyaman buat siswa yg ingin BAB. Sediakan toilet dekat dgn kelas dan jumlahnya memadai. Yg terpenting, toiletnya wajib bersih dan harum, kuncinya berfungsi dgn baik, gayung nya tersedia, ada sabun cuci tangan. Guru dan murid merasa nyaman menggunakan toilet yg sama. Sudah saat nya tdk membedakan toilet pendidik dan peserta didiknya. 

#biograficahyana

Kamis, 07 Agustus 2025

Petunjuk Seorang Pendidik

PETUNJUK SEORANG PENDIDIK

Di masa lalu, saya pernah memberi saran kpd mhs agar mereka dapat menjalani proses kuliah dgn penuh kesadaran dan jgn sampai terpaksa. Sebagaimana saya dulu dipilihkan kuliah di informatika oleh orang tua, bukan pilihan sendiri, dan secara perlahan mencoba utk menerimanya dgn berusaha memahami pertimbangan orang tua yg baik utk masa depan. 

Setelah itu, ada orang tua mhs yg datang menghampiri dan menyalahkan krn anaknya tdk mau kuliah gara-gara saya. Mungkin anaknya dipaksa kuliah dan menggunakan pernyataan saya sebagai dalil utk melawan ortunya. Padahal maksud saya, kuliah dgn kesadaran sendiri itu penting, dan biarpun dipaksa, tetapi perlahan rasa terpaksa itu harus sirna krn sadar pilihan ortu adalah yg terbaik. 

Sayangnya, ortu mhs memilih utk melihat saya tdk sebagai seorang pendidik dan mencoba mendegradasi dgn jabatan suaminya. Padahal bagi mereka yg faham, tdk ada kedudukan yg berarti kecuali abdi yg bertaqwa. Saya tdk melawan dan cukup tersenyum saja krn yg dilakukan oleh beliau pertama kali adalah bukan meminta penjelasan tetapi menyalahkan. 

Setiap orang memang punya rejekinya masing-masing dlm beroleh pemahaman, bisa sesuai harapan kita, bisa juga melenceng jauh. Namun yg harus difahami, seorang pendidik yg benar-benar pendidik tdk mungkin menunjuk ke arah yg salah. Bila ada yg langsung menganggap buruk petunjuk tsb, maka ia tdk melihat seorang pendidik sebagai pendidik, sehingga seorang pendidik dapat memilih utk diam krn anggapan tsb bukan utk dirinya. 

Sangat penting bagi siapapun, terutama murid utk menghormati guru dgn tdk bersangka buruk padanya, mencoba memahami perkataannya dgn benar atau menafsirkannya ke arah yg benar. Walau demikian, memposisikan tafsiran murid sebagai kebenaran di atas pemahaman guru yg pernyataannya ditafsirkan adalah kekeliruan, sehingga tafsiran murid tetap harus divalidasi oleh gurunya atau setidaknya oleh orang terdekatnya.

#biograficahyana