Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Senin, 18 Oktober 2021

Di Antara Positivis dan Post-Positivis

Perbedaan pendapat antara penganut aliran pemikiran induktif dengan deduktif di antaranya terkait demarkasi yang menentukan posisi Metafisika di dalam Science. Kalangan Induktif atau Postivis mengeluarkan Metafisika dari Science dengan alasan melawan prinsip pengalaman inderawi. Sementara kalangan Deduktif yang belakang menjadi aliran pemikiran Post-Positivisme menyanggahnya dengan mengatakan bahwa temuan itu di antaranya bersumber dari intuisi yang dapat dibuktikan dengan pengalaman rasional. 

Kalangan Post-Positivis ini telah meninggalkan fase yang menyandarkan pengetahuan pada Teologisme semata, tetapi tidak meninggalkan Rasionalism untuk menjadi seorang Positivis. Sementara Positivis secara ekstrem meninggalkan dua fase sebelumnya, yakni Teologisme dan Rasionalism. Post-Positivis berusaha untuk bersikap moderat terhadap aliran-aliran pemikiran yang telah memberikan kontribusi berharga bagi umat manusia. 

Dalam pemikiran Karl Propper, klaim atau temuan apapun harus dapat diuji dengan falsifikasi tertentu. Semakin kokoh klaim tersebut, maka semakin dekat dengan kebenaran. Falsifikasi ini senantiasa terbuka untuk dilakukan, sehingga tidak ada kebenaran yang merupakan kebenaran absolut; atau dengan kata lain, semua kebenaran yang diperoleh dari pengalaman itu bersifat nisbi. Di sisi lain ada sebagian yang menolak falsifikasi dengan fallacy, menganggap benar klaimnya yang telah runtuh. Hal demikian membawanya dirinya kepada non science, atau pseudo science

Seorang periset harus menguji temuan (hasil) penting dari pengalaman risetnya; bukan untuk membenarkannya dengan logika-logika yang dipaksakan, tetapi untuk mengukur seberapa logis temuan tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menyelesaikan masalah penelitian. Semakin logis, semakin temuan tersebut dikuatkan (corroborated). Apabila kokoh, maka temuan itu merupakan Science. Kalau falsifikasi para penguji membuktikan temuan itu tidak menjawab pertanyaan penelitian atau tidak menyelesaikan masalah penelitian, maka temuan itu non science yang non sense.

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya