Saya tumbuh di lingkungan keluarga demokratis, di mana orang tua memberikan kepercayaan penuh pada anak-anaknya utk membuat keputusan yg bertanggung jawab. Hal tersebut berpengaruh terhadap cara saya menyikapi pilihan apapun yang berbeda di dalam keluarga.
Istri dgn pertimbangannya sendiri, tanpa campur tangan atau intervensi dari saya, membuat keputusan pilihan pada capres tertentu. Istri tdk mempersoalkan pilihan saya yg berbeda. Demikian pula dgn saya, sehingga tdk ada ceritanya kita sampai jauh-jauhan gara-gara pilpres, terlebih kita saling membutuhkan satu sama lain.
Kami berdua tdk alergi dgn siapapun yg pilihannya berbeda. Saya biarkan anak bungsu tepuk tangan dan mengusapkan tangannya ke wajah saat menonton debat capres yg bisa dipersepsikan macam-macam oleh orang lain. Misalnya, menganggap anak saya mengaminkannya, dan terbukti menang pilpres satu putaran.
Beberapa hari lalu KPU memutuskan salah satu Capres menjadi Presiden terpilih. Bagi saya pribadi, siapapun yg terpilih adalah anak bangsa terbaik. Suka atau tdk suka, dia adalah pilihan bangsa sendiri, bukan pilihan bangsa lain. Pasti akan ada kelebihan dan kekurangannya, dan peran kita sebagai rakyat yg dipimpin bukan mencari-cari kekurangan utk menjatuhkan pemimpin, tetapi mengawalnya dgn cara mendorong terus kelebihannya dan memperbaiki kekurangannya secara efektif dan efisien agar berdampak baik bagi bangsa dan negara.
#PersepsiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya