Dalam analisis sentimen, bila kata positif dalam suatu ujaran jauh lebih banyak dari pada kata negatif, penjumlahan polaritas kata-kata tersebut akan menghasilkan nilai sentimen yg cenderung positif, sehingga ujaran yg mengandung kata negatif tersebut dianggap masih normatif atau dapat ditolerir. Kata negatifnya bisa diabaikan krn tenggelam oleh kata positif. Kalau operatornya diganti dgn perkalian, hilanglah kebebasan berpendapat dan bahkan keyakinan akan sifat Allah yang Maha Pengampun dapat runtuh.
Suatu keburukan bisa melenyapkan kebaikan bila terlalu dominan. Namun keburukan dapat dihapus oleh kebaikan yg dominan. Keburukan dari kata negatif bisa dihapus oleh kebaikan dari banyak kata positif, dan demikian pula sebaliknya. Nilai sentimen yg menjumlahkan kata negatif dan positif menggambarkan kondisi kebaikan yg menghapus keburukan, atau sebaliknya. Setiap kata memiliki polaritas atau nilai positif atau negatif yg berbeda. Kita belum membicarakan kata tertentu yg polaritas positifnya sangat besar di sisi Allah, semisal kata-kata tauhid yg mampu melenyapkan banyak keburukan.
Bila kita mempersoalkan keberadaan kata negatif yg minor, sementara nilai sentimennya positif, berarti kita telah lupa Tuhan yg meletakan aturan penghapusan dosa atau kesalahan. Kita mengabaikan kebaikan dari kata positif yg mayoritas dan diindahkan oleh Tuhan. Bagaimana kita tdk mengindahkan apa yg diindahkan oleh Tuhan?
#persepsicahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya