Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Kamis, 19 Desember 2024

Akhlak Baik dan Silaturahmi

Malaikat memahami manusia sebagai pribadi yg suka berantem, sehingga mereka bertanya:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (QS. al-Baqarah: 30)

Tetapi Allah menakdirkan manusia sebagai pemimpin yg tdk hanya mampu menaklukan lingkungannya tetapi juga dirinya sendiri. Allah menurunkan Islam sebagai cara penaklukan, di antaranya dgn akhlak mulia dan silaturahmi.

Nabi Muhammad adalah utusan yg diperintah Allah utk memperbaiki akhlak. 

"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak." (HR. Al-Baihaqi).

Beliau menunjukan praktek terbaik penaklukan. Contohnya, di jaman beliau ada wanita buta yg tdk menyukai Nabi. Ia sering disuapi oleh seseorang pria dan merasa senang dgn nya. Hingga suatu ketika ia merasa kehilangan krn pria tsb meninggal. Saat diberi tahu bahwa pria tsb adalah Nabi yg dibencinya, ia pun kaget dgn kabar tsb, malu dgn perilaku buruknya, dan akhirnya masuk Islam. 

Wanita tsb ditundukan Nabi dgn akhlak mulia, tetap sabar, membalas keburukan dgn kebaikan sampai akhir hayatnya, dan tdk memvonis buruk masa depan seseorang. Cara Nabi tsb menjaga silaturahmi atau hubungan baik. Tanpa hidayah yg timbul krn akhlak mulia, mungkin wanita tua itu tdk akan bersilaturahmi kembali dgn Nabi di Surga. 

Itu sekelas Nabi. Bila kita tdk dapat menaklukan diri sendiri, pasti tdk akan dapat bersabar dgn seseorang yg perilakunya seperti wanita tua tsb dan akan meninggalkannya. Kita akan kesal dan berkata, "air susu dibalas dgn air tuba." 

Berbeda dari Malaikat, Iblis tdk mau sujud kpd Adam saat diperintah oleh Allah. Ada kesombongan yg membuatnya demikian. Allah bertanya, "Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu merasa termasuk golongan yang tinggi?" Iblis berkata, "Aku lebih baik daripada dia." (Q.S. Shad: 75-76)

Sombong menutup pintu Surga. Memutus silaturahmi sama seperti sombong, membuat seseorang tdk bisa masuk ke Surga. 

"Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya ... Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. (HR. Muslim)

Di sisi lain, menjalin silaturahmi membuka pintu rejeki. Oleh krn nya, silaturahmi adalah kunci kesejahteraan, aman dari gelisahnya perselisihan dan beroleh bahagia dari hubungan baik. Becermin dari kisah Nabi sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bahwa kunci tsb bisa dicapai dgn akhlak yg baik.

"Barang siapa yang dikaruniai sifat ar-rafqi (lemah lembut dan kasih sayang), sungguh ia telah diberikan bagiannya dari kebaikan dunia dan akhirat, demikian pula menghubungkan tali silaturahmi dan berbudi pekerti yang baik keduanya akan menambah rezeki dan menambah umur." (HR Ahmad)

#persepsicahyana

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya