Malam kemarin, sekitar pukul 9, saya terbangun dari tidur. Saya melihat pesan Whatsapp setelah melihat jam di smartphone. Ternyata ada pesan dari ketua pengurus yg meminta saya mewakili DPP DIS utk mengikuti kegiatan Tahlilan Daring yg diselenggarakan oleh anggota organisasi. Dari isi pesannya saya menyimpulkan acaranya sdh lama selesai. Kemudian saya mengirimkan private chat kpd ketua pengurus yg berisi permintaan maaf krn tdk dapat memenuhi tugas pengurus tsb.
Saya tengok grup Whatsapp DPP DIS, ada pesan dari teman pengurus yg menginformasikan bahwa vicon Tahlilan Daring nya tdk bisa dimasuki krn jumlah peserta sdh sampai di angka 100 orang. Ini hal yg luar biasa. Dgn teknologi, peserta yg mendoakan keluarga yg meninggal bisa sangat banyak dan berasal dari berbagai daerah.
Tentunya ini bukan hal baru di era Pandemi ini. Di awal Pandemi, PBNU pernah menggelar doa bersama atau Istighasah secara Live yg diikuti oleh jemaahnya. Pemerintah Indonesia pun menggelar acara serupa dan diikuti oleh rakyatnya. Saya termasuk yg mengikutinya malam itu krn terdorong oleh semangat yg sama, ingin agar bangsa ini terlindungi dari dampak buruk Pandemi. Internet memberi kesempatan utk mengakses amal baik seperti itu. Setiap orang secara sinkronus dapat mengikutinya dari mana saja.
#BiografiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya