Saya dapat memahami pertanyaan pilihan "al-Quran atau Pancasila?" dgn tdk mempertentangkan keduanya yg berbeda. Saya mengetahui bahwa Pancasila itu digali dari kearifan lokal, dan al-Quran merupakan salah satu dari sumber kearifan lokal tsb, baik secara langsung ataupun tdk langsung. Jawaban dari pertanyaan tsb menggambarkan apakah kita termasuk kalangan Pancasilais Simbolis, atau Pancasilais Substantif?
Al-Quran dgn Pancasila itu tdk bertentangan. Simbol Pancasila berupa teks memang tdk ditemukan di dalam al-Quran secara persis, tetapi substansinya ada. Dgn substansi itu Pancasila tdk akan hanya sebatas simbol, tetapi dapat menjadi wujud amal baik yg mencerminkan karakter bangsa Indonesia dan sesuai dgn konteks kebutuhannya.
Soekarno menggali Pancasila dari kearifan lokal bangsa Indonesia, di antaranya adalah nilai agama. Di antara nilai agama yg beliau ungkapkan adalah taqwa sebagai cara menyusun Indonesia Merdeka. Umat Islam berpedoman di antaranya kpd al-Quran utk bertaqwa. Saat umat Islam Indonesia memegang teguh al-Quran dlm mewujudkan amal taqwanya yg disifati Soekarno sebagai berkebudayaan dan berkeadaban, hal tsb sama seperti mengejawantahkan Simbol Pancasila dalam kenyataan hidup.
Mereka yg menjadi Pancasilais Simbolis hanya bangga dgn teks Pancasila, tetapi tdk mampu mengamalkannya sesuai kearifan lokal yg merupakan sumber penggaliannya. Mereka yg menjadi Pancasilais Substantif mampu menafsirkan teksnya dan mengamalkannya sesuai kearifan lokal, dgn wujud seperti yg telah atau blm terbetik dlm benak Soekarno.
Apakah kita akan memilih simbol teks "Pancasila", atau kitab suci yg mengandung Pancasila secara substantif dan menunjukan cara ber-Tuhan yg berkebudayaan / madani dan cara pengamalan agama yg berkeadaban / berakhlak?
#PersepsiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya