Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Minggu, 18 Desember 2022

Tergores itu Menyakitkan


Baru terlihat goresan-goresan pada tubuh kendaraan pada malam hari ini. Saya paling malas parkir kendaraan di tempat parkir umum yg berdempetan krn terkadang kendaraan kita yg masih mulus saat datang bisa menjadi ada baret di mana-mana saat pulang. Di parkiran mall pernah dapat oleh-oleh berupa lekukan pada pintu, nampaknya bekas pintu mobil lain. Terlihat dari cat mobilnya yg menempel.

Jangankan di parkiran yg berdempetan, sekalinya parkir di depan kampus, dapat oleh-oleh berupa goresan tulisan di atas kap mobil. Mobil parkir di rumah pun dapat goresan gambar khas buatan anak kecil. Saya baru faham, knp banyak orang melapis body kendaraannya. Rupanya utk mengurangi dampak goresan. Saya dan istri termasuk orang yg tdk suka dgn baret-baret pada kendaraan. Terkadang kalau sedang ada rejeki, part yg baret itu diganti dgn part baru. Apa mungkin saya perlu pasang dash cam sekedar utk mempelajari orang seperti apa yg suka menggores kendaraan? Tapi rasanya itu bukan pekerjaan yg penting.

Saya selalu mengingatkan anak saat mau turun di parkiran agar berhati-hati saat membuka pintu mobil, jgn sampai mengenai kendaraan di sebelah. Saya teringat sebiji debu yg kita ambil dari rumah tetangga akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat sana, dan menimbulkan kerugian bila tetangga tdk mengikhlaskannya. Oleh krn nya saya meminta izin ke tetangga saat mau ikut menempel atap garasi.

Demikian pula cacad pada kendaraan orang lain yg disebabkan oleh kendaraan kita akan dimintai pertanggung jawaban. Beruntung kalau kita bertemu dgn pemilik kendaraannya dan meminta maaf, masalahnya selesai di dunia ini. Pengurangan beban amal baik atau penambahan amal buruk di akhirat sana lebih menakutkan dari pada kehilangan dunia dan segala isinya.

Keberagamaan idealnya dapat membuat kita menjadi insan yg baik. Namun kenyataannya kebiasaan kita terkadang tdk lebih baik dari pada orang Jepang. Seorang wanita yg menabrak kendaraan saya dari belakang malah berlalu sambil tertawa, bukannya berhenti dan meminta maaf. Mungkin karena merasa kejadian itu tdk disengaja, sehingga ia merasa tdk perlu utk meminta maaf. Setelah memeriksa keadaan bumper, saya tdk mengingat wanita tsb dlm perjalanan. 

Namun beda hal nya dgn dua bocah yg melajukan motor dari arah berlawanan yg sengaja mendekat ke arah kendaraan saya. Bocah yg diboncengnya memukul spion dgn helm, sehingga kaca kendaraan pecah krn terkena bantingan spion. Suara kaca pecah itu sangat keras. Saya sempat menghentikan kendaraan dan mau ke luar, tapi tdk jadi krn khawatir dgn kaca yg sudah retak dan hanya tertahan plastik anti UV. Sepanjang jalan dan hingga saat ini saya masih teringat kejadian tsb, mungkin karena trauma. Saya selalu membayangkan, dosa kita kpd orang lain yg blm dimaafkan dapat menjadi penghambat datangnya rejeki. Semoga Allah mengampuni dosa lalu dan yg akan datang, amin.

#BiografiCahyana.

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya