Jalan karir seseorang menjadi pendidik sekaligus periset bisa terlihat dari aktivitasnya sedari muda. Salah satunya terlihat pada a Yudi, putera wa Lili di Bandung. Beliau di masa mudanya termasuk pemuda yg sangat menikmati bidang ilmu dan proses belajar. Teringat waktu saya masih kecil dan menginap di rumah uwa, saya melihat di pintu kamarnya ada label "Laboratorium". Dan sepertinya beberapa keping komponen komputer yang saat itu dibersihkannya merupakan objek pembelajaran sepanjang hayatnya di rumah. Hal tersebut di antaranya yg menginsfirasi saya di waktu kecil, sampai saya membuat surat untuk beliau.
Dan sekarang a Yudi sudah menjadi Profesor penuh setelah beberapa tahun menuntaskan studi doktoralnya di Jerman, menjadi Guru Besar Komputasi Fisika di UNPAD. Semoga capaian tersebut kembali menjadi insfirasi buat saya yang kebetulan menapaki jalan karir yg sama.
Beberapa hari sebelumnya, kakaknya a Yudi meninggal dunia. Sekalipun saya sewaktu kecil tidak banyak berinteraksi dengan teh Ida, tetapi saya sangat menikmati interaksi dengan mesin ketiknya. Wa Ety mengizinkan saya menggunakan mesin ketik tersebut.
Dengan dua jari saya ketikan cerita fiksi, hasil imajinasi dari pengalaman bermain dgn a Gigin Destriana di proyek Jalan Tol dekat kompleks Kopo. Setelah itu saya menjadi orang yang sangat terobsesi untuk memiliki mesin ketik. Walau tidak kesampaian sampai sekarang, tetapi hobi menulisnya tersalurkan menjelang ujian akhir SMP dalam bentuk majalah dinding Pramuka, dan saat SMA dalam bentuk tulisan yang dipasang di papan informasi MDBU GMA yang saya pasang sendiri. Keduanya dalam bentuk tulisan tangan.
Saat kuliah di Garut, saya diberi komputer oleh orang tua dengan printer merek Lexmark. Seketika itu hobi menulis saya menjadi-jadi. Setiap bulan saya terbitkan buletin Persepsi dan dipasang di kampus dalam wujud majalah dinding. Kecenderungan kepada bentuk buletin ini mungkin dipengaruhi oleh buletin-buletin Islam yg suka dibawa pulang dari Bogor oleh teh Retti Sulistiawati, dan juga produksi buletin Lembaga Pendidikan dan Dakwahnya mas mas Mury di GMA. Bukan hanya buletin, saya juga membuat beberapa buku yang disebarkan di Garut, Purwakarta, dan Subang melalui teman-teman GMA. Saya pernah membalasi surat-surat dari Lilis dan Mariam, teman GMA, dengan jumlah halaman surat di atas 5 lembar, saking sukanya menulis.
Semua orang di sekitar kita memberi pengaruh bagi masa depan kita. Bersyukurlah bila kita menjadi orang yg memberi pengaruh positif, sebab manfaat tsb menjadi pahala yg tdk putus. Semoga kita menjadi orang yg bermanfaat dan mewarisi pahala tdk terputus dari manfaat ilmu atau apapun yg kita berikan kpd orang lain.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya