Tengah malam ini, 25 Desember 2019, saya melihat buku Fihi Ma Fihi di rak buku dan tergerak utk melanjutkan bacaan. Buku tsb merupakan prosa karya Jalaluddin Rumi. Hari ini, pasal yg dibaca adalah yg ke-5 tentang Kelahiran yg Sambung Menyambung.
Pasal ini ditutup oleh sajak yg digubah oleh Afdhaluddin al-Khaqani, seakan menyindir kondisi diri ini:
"Jiwa ruhaniah mu kelaparan, sementara raga luar mu kekenyangan. Setan makan dgn rakus sampai muntah, sementara seorang raja bahkan tdk memiliki sepotong roti. Sekarang bertaubatlah, karena Isa-mu sedang berada di bumi. Ketika Isa telah kembali ke langit, maka semua harapan akan sirna".
Isa yg dimaksud dlm konteks pasal 5 menurut pemahaman saya kalau mau dibahasakan secara mudah adalah hasil yg baik, sementara indikator capaiannya diilustrasikan oleh sakit fisik melahirkan yg dirasakan oleh Mariam.
Maulana Rumi mengatakan, "Raga kita bagaikan Mariam dan kita semua memiliki seorang Isa (potensi utk mendapatkan hasil yg baik) dlm diri kita. Kalau kita merasakan sakit (sebagaimana sakitnya Mariam saat akan melahirkan, indikator capaian utk mendapatkan hasil tsb), maka Isa kita akan lahir (hasil tsb akan diperoleh). Namun jika rasa sakit tdk kita rasakan (indikator tdk dicapai), maka Isa akan kembali ke asalnya melalui jalan rahasia yg sama dilaluinya, membiarkan diri kita hampa tanpa ada yg kita dapatkan darinya (tdk mendapatkan hasilnya)".
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya