Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Selasa, 31 Desember 2019

Peluncuran Garut Command Center


Kemarin, tanggal 30 Desember 2019, saya menerima kiriman berkas pdf dari Sekdiskominfo Garut. Berkas tersebut adalah surat undangan untuk menghadiri peluncuran GCC (Garut Command Center). Fasilitas tersebut merupakan mimpi lama yang sempat mengisi perbincangan di Diskominfo Garut. Dalam kesempatan Festival TIK di Sabuga ITB, Ridwan Kamil yang saat itu masih menjabat sebagai Walikota Bandung menyampaikan bahwa pemerintahan yg dipimpinnya siap menghibahkan software penunjang Command Center untuk semua kabupaten/kota di Jawa Barat. Pernyataan tersebut membuat saya mendorong rekan-rekan di Diskominfo Garut untuk menindaklanjutinya.

Surat undangan dari Sekdiskominfo Garut tersebut saya teruskan kepada ketua pengurus Relawan TIK Garut. Saya menyarankan agar Muhammad Rikza Nasrulloh selaku ketua pengurus Relawan TIK Garut untuk menugaskan ketua pengurus Relawan TIK Sekolah Tinggi Teknologi Garut bila berhalangan hadir. Akhirnya Zoel Hilmi selaku ketua pengurus Relawan TIK Sekolah Tinggi Teknologi Garut ditugaskan untuk menghadiri acara tersebut mewakili Relawan TIK Indonesia. 

Hari Minggu pagi tadi, tanggal 31 Desember 2019, anak bungsu memanggil saya yang sedang mengecat dinding rumah; ada panggilan telpon yang harus dijawab. Ternyata Kabid Egov Diskominfo Garut yang menghubungi. Beliau menginformasikan kembali acara peluncuran GCC hari ini. Beliau mengajak saya dan anggota Komunitas / Relawan TIK Garut lainnya untuk datang beramai-ramai menghadiri acara tersebut. Beliau juga menyampaikan bahwa perwakilan dari Sekolah Tinggi Teknologi Garut belum ada yang hadir di lokasi acara.

Saya pun bergegas ke kamar mandi dan berangkat ke lokasi acara di Pendopo Garut. Di sana nampak Zoel sudah duduk mengenakan seragam PDL Relawan TIK Sekolah Tinggi Teknologi Garut.


Acara pembukaan berlangsung singkat. Bupati, wakil Bupati, dan sejumlah pimpinan SKPD langsung menuju GCC bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut. Saya dengan Zoel ikut serta menuju gedung GCC yg terletak di samping aula Pendopo. Kami menyapa Rektor Universitas Garut yang baru selesai berfoto bersama. Beliau meminta kami untuk mempelajari jaringan yang terpasang di GCC.

Di lokasi saya menyapa kepala Dinas Koperasi dan UMKM Garut, sekalian melaporkan pelaksanaan Kursus Bina Usaha yang telah selesai dilaksanakan. Sekretaris BAPPEDA Garut datang menghampiri dan menyampaikan gagasannya terkait Musrenbang Online yang dapat dilaksanakan di GCC. Kebetulan saya dulu membantu VMeet dan BAPPEDA Garut dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut. Saya melihat aplikasi VMeet dipasang di GCC sebagai alat komunikasi.

Setelah rombongan Bupati meninggalkan lokasi, saya dan Zoel masuk ke dalam GCC. Di dalam ruangan yang dingin tersebut terdapat ruangan rapat yg dipisahkan oleh kaca dengan ruang kendali. Terlihat ada banyak layar monitor yang terpasang di ruang kendali. Hal tersebut mengingatkan saya belasan tahun yang silam saat membangun Network Operation Center di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Saat itu saya meminta kepada kampus agar menyediakan partisi kayu di kantor Unit Sistem Informasi. Di permukaan partisi tersebut saya pasang tiga layar monitor untuk menampilkan CCTV, memonitor status aktif perangkat jaringan, dan memonitor pengguna jaringan. 


Saat beranjak mau pulang, nampak Sekdiskominfo Garut sedang berbincang di ruang pertemuan GCC. Saya duduk di ruangan tersebut setelah beliau memanggil. Beliau meminta agar Relawan TIK dapat terlibat membantu GCC. Saya sampaikan bahwa Relawan TIK di Garut senantiasa siap sedia membantu pemerintah, dan menunggu perintah. Ada tiga bantuan yang bisa diberikan oleh Relawan TIK, yakni layanan pengguna, informasi, dan TIK.

Teringat perbincangan online dengan Prof Suhono Harso Supangkat di mana beliau meminta saya terlibat bila Garut menerapkan Smart City. Saya mengingat ilmu yang beliau sampaikan, bahwa Smart City bukan hanya soal perangkat TIK semata tetapi juga tata kelola di sisi manusianya. Dengan demikian, GCC hanyalah salah satu komponen saja. Untuk mewujudkan Garut Smart City diperlukan komponen lainnya, termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia yang siap memanfaatkan TIK untuk menunjang tata kelola pemerintahan.

Beberapa minggu yang lalu, artikel saya tentang kerangka kerja TIGER Society terbit di IOP. Di dalamnya tersaji matriks saling silang layanan berbasis TIK di antara aktor pariwisata. Layanan tersebutlah yang kelak dapat mengisi GCC untuk meningkatkan kepuasan dan kunjungan wisatawan ke Garut. Pemerintah harus menjadi regulator yang mampu membangun karakter aktor wisata serta membangun industri pariwisata dan industri pendukungnya yang baik dengan memanfaatkan TIK. 

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya