Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Jumat, 09 April 2021

Ibrahim Nabi Periset

Nabi Ibrahim A.S. melakukan riset dalam topik agama dengan menetapkan pertanyaan penelitian, hipotesis, dan pembuktiannya secara empiris. Beliau mempertanyakan ketuhanan objek2 di langit, sebagaimana diceritakan di dalam al-Qur'an.

"Ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: 'Inilah Tuhanku', tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: 'Saya tidak suka kepada yang tenggelam'. Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: 'Inilah Tuhanku'. Tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: 'Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku termasuk orang yang sesat'. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: 'Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar'. Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: 'Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.'" (QS. Al-An'am:77-78)

Beliau mendeskripsikan hipotesanya yang bila dibahasakan secara umum adalah seperti ini H1: "Bintang, bulan, dan matahari adalah tuhan", H2: "Bintang, bulan, dan matahari bukan tuhan". Hipotesa tersebut sesuai dengan pernyataan beliau: "Inilah Tuhanku" dan "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Beliau mendasarkan hipotesanya kepada teori yang berkembang di tengah masyarakatnya yang menyatakan objek2 di langit tersebut adalah tuhan. 

Kemudian beliau merumuskan prosedur risetnya yang membuat beliau mengobservasi objek2 tersebut. Dengan mengikuti prosedur tersebut, beliau memperoleh data dan menganalisisnya, sehingga diperoleh pengetahuan empiris bahwa objek2 langit tersebut bukanlah tuhan.

Setelah itu beliau menyatakan kesimpulannya yang dapat dibahasakan demikian:

  1. Tuhan tidak meninggalkan manusia, sebagaimana perkataan beliau, "Saya tidak suka kepada yang tenggelam";
  2. Manusia perlu mengevaluasi kembali sifat ketuhanan bintang, bulan, dan matahari untuk memastikan lurus tidaknya penuhanannya, sebagaimana perkataan beliau, "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku termasuk orang yang sesat";

Beliau juga menyatakan sarannya agar kaumnya tidak menjadikan bintang, bulan, dan matahari sebagai tuhan, sebagaimana perkataan beliau, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan"

Related Posts:

  • Tenggelam dalam cinta-Nya [1] - Ihsan Ingatlah Allah, sehingga Dia senantiasa berada di pelupuk matamu, menggores nama-Nya di wajahmu, dan menggantikan wajahmu dengan wajah-Nya. Ingatlah Allah, sehingga engkau benar-benar mengagumi perbuatan kasih-Nya padamu. H… Read More
  • Ku Rindu Salma Ku rindu Salma, hingga tak kurasa lagi angin malam yang menusuk karena indahnya bulan purnama (wajahmu). Tak ada lisan dan pendengaranku, karena ia sirna dalam cahayanya. Hingga aku membeku, karena tarikan rinduku pada w… Read More
  • Ia yang tersembunyi dari pandangan Ia Yang Tersembunyi Dari Pandangan Dunia ini dipenuhi-Nya dengan segala rupa rasa yang begitu membawa perasaan kita, sementara ia menyembunyikan diri-Nya di balik itu semua. Padahal Ialah yang membolak-balikan itu sem… Read More
  • Dua Hal Dua hal yang dibutuhkan secar fitrah oleh manusia dan dicari oleh jiwanya di manapun ia berada dan kapanpun, yakni keberuntungan dan kebahagiaan. Dua alasan yang menyebabkan agama ini menyeru ummatnya agar memiliki ilmu … Read More
  • Tenggelam Dalam Cinta-Nya [2] - Lurus Menghadaplah lurus kepada-Nya. Batasi kesempatan matamu untuk melihat ke lain arah. Karena pandangan dan jalan yang benar adalah jalan-Nya. Karena penyaksian yang indah adalah penyaksian dalam mengingat-Nya dan penyaksian k… Read More

1 komentar :

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya