Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Kamis, 19 Desember 2024

Akhlak Baik dan Silaturahmi

Malaikat memahami manusia sebagai pribadi yg suka berantem, sehingga mereka bertanya:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (QS. al-Baqarah: 30)

Tetapi Allah menakdirkan manusia sebagai pemimpin yg tdk hanya mampu menaklukan lingkungannya tetapi juga dirinya sendiri. Allah menurunkan Islam sebagai cara penaklukan, di antaranya dgn akhlak mulia dan silaturahmi.

Nabi Muhammad adalah utusan yg diperintah Allah utk memperbaiki akhlak. 

"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak." (HR. Al-Baihaqi).

Beliau menunjukan praktek terbaik penaklukan. Contohnya, di jaman beliau ada wanita buta yg tdk menyukai Nabi. Ia sering disuapi oleh seseorang pria dan merasa senang dgn nya. Hingga suatu ketika ia merasa kehilangan krn pria tsb meninggal. Saat diberi tahu bahwa pria tsb adalah Nabi yg dibencinya, ia pun kaget dgn kabar tsb, malu dgn perilaku buruknya, dan akhirnya masuk Islam. 

Wanita tsb ditundukan Nabi dgn akhlak mulia, tetap sabar, membalas keburukan dgn kebaikan sampai akhir hayatnya, dan tdk memvonis buruk masa depan seseorang. Cara Nabi tsb menjaga silaturahmi atau hubungan baik. Tanpa hidayah yg timbul krn akhlak mulia, mungkin wanita tua itu tdk akan bersilaturahmi kembali dgn Nabi di Surga. 

Itu sekelas Nabi. Bila kita tdk dapat menaklukan diri sendiri, pasti tdk akan dapat bersabar dgn seseorang yg perilakunya seperti wanita tua tsb dan akan meninggalkannya. Kita akan kesal dan berkata, "air susu dibalas dgn air tuba." 

Berbeda dari Malaikat, Iblis tdk mau sujud kpd Adam saat diperintah oleh Allah. Ada kesombongan yg membuatnya demikian. Allah bertanya, "Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu merasa termasuk golongan yang tinggi?" Iblis berkata, "Aku lebih baik daripada dia." (Q.S. Shad: 75-76)

Sombong menutup pintu Surga. Memutus silaturahmi sama seperti sombong, membuat seseorang tdk bisa masuk ke Surga. 

"Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya ... Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. (HR. Muslim)

Di sisi lain, menjalin silaturahmi membuka pintu rejeki. Oleh krn nya, silaturahmi adalah kunci kesejahteraan, aman dari gelisahnya perselisihan dan beroleh bahagia dari hubungan baik. Becermin dari kisah Nabi sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bahwa kunci tsb bisa dicapai dgn akhlak yg baik.

"Barang siapa yang dikaruniai sifat ar-rafqi (lemah lembut dan kasih sayang), sungguh ia telah diberikan bagiannya dari kebaikan dunia dan akhirat, demikian pula menghubungkan tali silaturahmi dan berbudi pekerti yang baik keduanya akan menambah rezeki dan menambah umur." (HR Ahmad)

#persepsicahyana

Jumat, 13 Desember 2024

Kebenaran dan Kesabaran

Siang ini Khatib membahas surat al-Ashr. Saya kemudian menyimpulkan bahwa kemampuan menasihati untuk kebenaran dan kesabaran merupakan indikator hidup tdk merugi. Menyampaikan kebenaran kpd seseorang juga harus dgn kesabaran agar sampai pada akhir yg bermanfaat. 

Seringkali kita bertemu dgn netizen yg lebih tertarik bermusuhan dari pada menguji kebenaran. Mereka sangat mudah memposisikan kita sebagai target ujaran menyinggung/ad-hominem hanya krn berbeda pendapat. Bila tdk cukup kesabaran, kita bisa larut dalam emosi dan kehilangan fokus pada tujuan interaksi (menguji kebenaran), sehingga meresponnya dgn tindakan serupa. Pada akhirnya kualitas kita sama dan tdk beroleh manfaat dari interaksi. 

Diinformasikan dari Sahihain, apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khutbah, maka kedua matanya memerah, suaranya lantang, dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan panglima perang yang sedang memberikan komando kepada bala tentaranya. Walau nampak keras di mimbar, tetapi beliau adalah pribadi yang lemah lembut dlm keseharian hidupnya. Jangankan kpd anak istrinya, kpd pembantunya sekalipun beliau bersikap lembut. 

Kelembutan itu sudah pasti terbangun oleh kesabaran. Melihat kepada Allah atau pengetahuan tentang Allah dapat membangun kesabaran terhadap perilaku mahluk Nya. Sebagaimana kesabaran Nabi yg tergambar dalam kesaksian Anas bin Malik r.a.:

Aku ikut membantu Nabi di rumahnya selama sepuluh tahun. Beliau tidak pernah berkata-kata kasar, tidak pernah menyakitiku, tidak pernah membentakku, tidak pernah menampakkan wajah cemberut di hadapanku, dan bila menyuruhku untuk melakukan sesuatu namun aku terlambat mengerjakannya, beliau tidak pernah memarahiku. Bahkan bila ada salah seorang keluarganya memarahiku, beliau mencegahnya sambil mengatakan : “Biarkan saja, tidak apa-apa. Bila Allah menghendaki sesuatu, itu pasti akan terjadi. (Dalail Nubuwwah, Abi Nuaim al-Asfahani)

Rabu, 11 Desember 2024

Penampilan

Ada pertanyaan menarik dari mahasiswa dalam pertemuan pertama perkuliahan dua bulan yg lalu. Apakah mahasiswa boleh menggunakan anting? Saya membayangkan aktor dalam film India. 

Saya katakan, semua orang, bagaimanapun penampilannya, boleh hadir di kelas saya. Asalkan niatnya sungguh-sungguh utk belajar. Kalaupun tdk bisa memberi manfaat bagi orang lain, minimalnya tdk mengganggu. Bila anting tsb membuat mayoritas orang di kelas gelisah atau dipandang melanggar aturan, ada baiknya ditanggalkan dulu selama di lingkungan kampus atau bersama kalangan mayoritas tsb. 

Saya pribadi memandang atribut seperti itu tdk perlu dgn berbagai alasan. Tetapi saya tdk akan memaksakan pandangan pribadi tsb kpd orang lain, mahasiswa sekalipun. Saya tdk aka  mengancamnya sehingga ia menjadi patuh krn takut. Seseorang menjadi sejalan dgn pandangan saya atau tdk, semuanya ada prosesnya. Cukup sebatas menjelaskan kenapa saya memiliki pandangan demikian dan menunjukan manfaatnya.

Bagi saya yg penting outputnya saja, harus menjadi orang baik dan berhasil dlm kebaikan. Tampang atau bahasa boleh terlihat jelek di mata orang lain, tetapi isi hati atau niat, dan capaian atau amal perbuatan harus baik. Jangan sampai penampilan buruk menurut orang lain benar-benar memberikan pengaruh buruk yg membuat tdk nyaman orang lain. 

#persepsicahyana

Minggu, 08 Desember 2024

Salat Warisan Terbaik

Warisan terbaik yg kita terima dari orang tua adalah pengajaran salat sedari kecil yg mampu mencegah kita sampai hari ini dari perbuatan dosa. 

"Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar" (QS al-Ankabut: 45)

Dgn ketercegahan tsb, rejeki mengalir tak disangka-sangka dari banyak orang yg suka, dunia datang tanpa diminta. 

"Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS At Talaq: 2-3). 

Kunci selamat dunia dan akhirat memang salat. 

"Perkara yang pertama kali dihisab dari seoranghamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun menjadi buruk." (HR. Thabrani).

Semoga kita mampu menjaga warisan terbaik ini.

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku" (QS Ibrahim: 40)

 #persepsicahyana

Sabtu, 07 Desember 2024

Terpenjara dalam Kekurangan

Orang arif sibuk memuji Allah yg dilihatnya dgn ilmu telah menjadikan ketidaksempurnaan seseorang sebagai kunci pintu rejeki orang lain. Sementara orang yg terhijab sibuk merendahkan orang yg boleh jadi tdk serendah yg dikira, bahkan mungkin tdk lebih rendah dari dirinya. 

Satu kesalahan tdk menghapus banyak kebaikan, malah satu kebaikan menghapus banyak kesalahan. Saat kesalahan terhapus oleh maaf, sebagian orang malah tdk melihatnya. 

Begitulah manusia yg memandang jelas kesalahan orang lain, padahal kesalahan dirinya jauh lebih banyak; tdk memandang banyaknya kebaikan orang lain, padahal kebaikannya jauh lebih sedikit. Saat Tuhan sudah memaafkan, sebagian orang masih membalas dgn kesalahan serupa dan tanpa meminta maaf. Siapa yg lebih buruk pd akhirnya? 

#persepsicahyana

Kamis, 05 Desember 2024

Analisis Sentimen dan Penghapusan Kesalahan

Dalam analisis sentimen, bila kata positif dalam suatu ujaran jauh lebih banyak dari pada kata negatif, penjumlahan polaritas kata-kata tersebut akan menghasilkan nilai sentimen yg cenderung positif, sehingga ujaran yg mengandung kata negatif tersebut dianggap masih normatif atau dapat ditolerir. Kata negatifnya bisa diabaikan krn tenggelam oleh kata positif. Kalau operatornya diganti dgn perkalian, hilanglah kebebasan berpendapat dan bahkan keyakinan akan sifat Allah yang Maha Pengampun dapat runtuh. 

Suatu keburukan bisa melenyapkan kebaikan bila terlalu dominan. Namun keburukan dapat dihapus oleh kebaikan yg dominan. Keburukan dari kata negatif bisa dihapus oleh kebaikan dari banyak kata positif, dan demikian pula sebaliknya. Nilai sentimen yg menjumlahkan kata negatif dan positif menggambarkan kondisi kebaikan yg menghapus keburukan, atau sebaliknya. Setiap kata memiliki polaritas atau nilai positif atau negatif yg berbeda. Kita belum membicarakan kata tertentu yg polaritas positifnya sangat besar di sisi Allah, semisal kata-kata tauhid yg mampu melenyapkan banyak keburukan.  

Bila kita mempersoalkan keberadaan kata negatif yg minor, sementara nilai sentimennya positif, berarti kita telah lupa Tuhan yg meletakan aturan penghapusan dosa atau kesalahan. Kita mengabaikan kebaikan dari kata positif yg mayoritas dan diindahkan oleh Tuhan. Bagaimana kita tdk mengindahkan apa yg diindahkan oleh Tuhan?

#persepsicahyana

Toleransi Bahasa

Saya termasuk orang yg tumbuh dgn bahasa halus. Saya agak risi dgn penggunaan kata "anjing" atau "anjir" dlm perbincangan di antara kawan dekat. Agak kaget saat pertama kali melihat teman bertanya pada kawan dekatnya, "Ka mana (go)blog?". Ajaibnya tdk ada ketersinggungan. Pasti akan terasa tdk nyaman bila pertanyaan tsb disampaikan kpd saya. Hebatnya, teman tsb mampu beradaptasi, sehingga dia menggunakan bahasa halus saat berbincang dgn saya. 

Secara teori, bahasa kasar sering digunakan utk menguatkan ekspresi marah. Tapi seringkali juga digunakan dlm guyonan atau tuturan kawan dekat. Oleh krn itu saya tdk ingin menempatkan bahasa kasar tertentu di bawah standar etika, sebagai bentuk toleransi terhadap sebagian masyarakat yg terbiasa menggunakannya dlm keseharian hidup. Walau demikian, saya mencegah bahasa kasar berkembang di dalam keluarga, sebagai upaya menjaga tradisi.

#persepsicahyana