Rabu, 13 April 2016, pada pukul 10.57, di saat sedang merampungkan aplikasi Papan Informasi Digital untuk kecamatan Garut Kota, pak Ferry dari Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) Garut mengirim pesan singkat yg berisi undangan ke kantor Diskominfo Garut pukul 14.00 sehubungan dengan adanya visitasi dari tim penilai Komunitas TIK Award Jawa Barat. Waktunya berbarengan dengan jam kuliah di SAIM (Sekolah Tinggi Agama Islam al-Musaddadiyah).
Sekitar pukul 12 lebih, Nono Kartono menghubungi melalui telpon dan memberitahukan jika ia dan anggota Kelompok KPMI (Penggerak Masyarakat Informasi) dari Sekolah Menengah Kejuruan Ciledug sudah menunggu. Saya segera menutup pekerjaan aplikasi untuk menemui mereka.
Di lokasi pertemuan saya berbincang dengan para relawan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) tersebut menjelaskan lingkup pekerjaan membantu kecamatan Garut Kota selama satu minggu ke depan. Dari dua siswa yang ada salah satunya akan menangani grafis dan satunya lagi menangani konten grafis. Sementara Nono Kartono menjadi pimpinan tim konten tersebut.
Setelah selesai pertemuan tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul satu siang. Pada awalnya mau makan dulu di kantin STTG (Sekolah Tinggi Teknologi Garut), namun waktu tidak akan cukup. Akhirnya berangkatlah ke STAIM.
Ternyata hari ini sebagian besar mahasiswa matakuliah Dasar Komputer dan Internet menjadi panitia kejuaraan volley ball kampus. Saya akhirnya memutuskan untuk makan di kantin kampusnya dan berbincang dengan pak Eri Satria yang kebetulan juga memiliki jadwal mengajar yang sama. Setelah selesai berbincang, saya pergi ke masjid terlebih dahulu.
Di masjid bertemu dengan sejumlah pandega STAIM. Salah satunya menanyakan tentang Satuan Karya Pramuka Telekomunikasi dan Informatika yang saya pimpin. Saya jelaskan tahap yang direncanakan setelah penandatanganan piagam kerjasama antara STTG dengan Kwartir Cabang Garut untuk mewujudkan satu relawan Telekomunikasi dan Informatika untuk satu desa / kelurahan : 1) Penyiapan Pramuka Perintis KPMI (Kelompok Penggerak Masyarakat Informasi), 2) Perekrutan anggota KPMI sejumlah desa / kelurahan di wilayahnya masing-masing, 3) Pelatihan Keahlian TIK dasar setiap minggu selama 170 - 510 menit dengan total pertemuan sebanyak 16, 4) Pelaksanaan empat layanan relawan KPMI selama 16 minggu di lingkungan masing-masing, 5) Perintisan KPMI baru di Gugus Depan golongan Penegak dan Pandega. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan waktu kerja relawan sampai tahun 2018. Para pandega STAIM sangat senang dengan rencana tersebut dan ingin segera bergabung.
Setelah melaksanakan salat Dzuhur, saya segera meluncur ke Diskominfo Garut. Ternyata ada pesan singkat yang memberi tahukan bahwa tim penilai dari Diskominfo Jawa Barat masih di Tasikmalaya dan akan tiba sekitar pukul 15.30. Akhirnya saya belok ke Kwarcab Garut.
Di lokasi bertemu dengan kak Haji Uloh wakil ketua Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Garut bidang Humas, Informatika, dan Perpustakaan, yang nampak lelah dalam pekerjaan mendistribusikan majalah Warta Muda yang dikelola Kwartir Cabang Garut. Saya sekalian melaporkan hasil pertemuan dengan General Manager PT Telekomunikasi wilayah Tasikmalaya. Kegiatan di sana ditutup pembicaraan dengan pengurus sekretariat terkait surat undangan kegiatan perintis KPMI. Saya sampaikan belum bisa memastikan waktu tepatnya karena dana kegiatan masih belum ada.
Beberapa saat setelah pergi dari Kwartir Cabang Garut dan mengunjungi Malibu Computer sebentar untuk membetulkan Hard disk drive eksternal yang rusak, saya langsung bergegas ke Diskominfo Garut. Di lokasi bertemu dengan pak Ajid kepala bidang TPDE dan pak Fery. Kemudian saya melaporkan capaian pekerjaan relawan untuk Kecamatan Garut Kota, termasuk menampilkan versi beta aplikasi Papan Informasi Digital yang diampungkan sampai tengah siang tadi.
Pak Fery memberi tahu bahwa situs web Garut Kota sudah disubdomainkan. Sebelumnya situs web tersebut belum disubdomainkan dan saya memberi saran kepada Diskominfo Garut agar disubdomainkan seperti beberapa kecamatan sampel. Pilihan lain berdasarkan surat edaran Menteri Komunikai dan Informatika tahun 2015 adalah dengan memberinya domain go dot id langsung. Alhamdulillah, situs web kecamatan akhirnya sudah disubdomainkan mengikuti dua kecamatan lainnya.
Dalam diskusi dengan kepala bidang TPDE saya jelaskan bahwa fungsi situs web tersebut di antaranya adalah untuk menyebarkan informasi publik sesuai amanat undang-undang keterbukaan informasi publik. Karena diakses oleh pengguna Informasi global di dalam atau luar negeri maka tidak masalah apakah servernya di dalam atau di luar negeri. Penjelasan tersebut terkait situs web kecamatan Garut Kota yang dibuat oleh Komunita / Relawan TIK Garut menggunakan platform Blogspot dari Google. Keputusan penggunaan platform tersebut dengan dua pertimbangan : 1) Relawan TIK Garut melakukan edukasi dalam kerangka program internasional Google Educator Group yang diluncurkan Komunitas TIK Garut tahun 2014, dan 2) Blogspot menyediakan keamanan dan efisiensi ruang simpan sehingga menekan biaya. Kelemahannya posisi server yang dikelola perusahaan asing. Kelemahan ini tidak bermasalah untuk Informasi yang bersifat publik tetapi pada ketersediaan akses publik. Tetapi sebagai perusahaan raksasa, Google tidak akan menutup akses tanpa pemberitahuan, dan juga pemerintah sekarang ini banyak menjalin kerjasama dengan perusahaan semacam itu untuk menyebarkan informasi publik yang menunjang kesejahteraan masyarakat.
Di tengah diskusi tersebut tim penilai pun datang. Dalam visitasi tersebut tim penilai memuji langkah yang dibuat Jelajah Garut. Tim memberikan saran masukan agar Jelajah Garut berkolaborasi dengan Komunitas / Relawan TIK lainnya agar kebutuhan penguatan TIK nya terpenuhi. Saya menjelaskan bahwa usaha kolaborasi sudah diusahakan oleh Komunitas TIK Garut tahun 2014 sebelum Diskominfo Garut terbentuk. Jelajah Garut diundang ke pertemuan Seminar dan Pelatihan Masyarakat Informasi untuk menyampaikan kebutuhannya kepada bidang informatika Sekretariat Daerah Garut. Namun memang saya saat itu belum sempat mendorong apa yang saya niatkan, yakni kolaborasi Jelajah Garut dengan Kelompok Pengembang Distro Linux yang sejak tahun 2011 saya dorong untuk mempromosikan pariwisata Garut melalui Distro Linux Ubuntu Garut Edition tema Swiss van Java. Dengan ada kerjasama antar komunitas tersebut diharapkan bisa saling mengisi, misalnya kelompk pengembang mengisi kesenjangan TIK dan Jelajah Garut mengisi kesenjangan konten grafisnya. Saya sampaikan dalam diskusi tersebut Distro Linux yang akan didorong untuk mewujudkan gagasan promosi dan edukasi wisata Garut adalah DodoLinux, yang sebagian pengembangnya atau anggota komuniasnya merupakan dosen dan alumni program studi Teknik Informatika STTG. Tetapi Komunitas Garut menyerahkan keputusannya kepada Garut Open Source Community dan Jelajah Garut.
Saat diskusi penentuan Komunitas TIK yang akan mewakili Garut dengan Diskominfo Garut pada bulan-bulan sebelumnya, saya merekomendasikan dua nama Komunitas TIK, yang pertama tiGaroet yang merupakan kumpulan Usaha Kecil Menengah yang saya temui anggotanya di Kampung Sampireun saat acara Smartfren, dan kedua Jelajah Garut yang saya ikuti kegiatannya di media sosial sejak tahun 2014. Keduanya adalah Komunitas TIK, yang jika merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sekumpulan orang yang meminati TIK baik untuk sekedar hobi atau memanfaatkannya untuk keuntungan kompetitif. Sebelumnya saya memiliki gagasan bahwa untuk mewujudkan Smart Swiss van Java perlu dibuat repository layanan berbasis TIK yang dijalankan Komunitas TIK di wilayah TIGER (smart Tourism and creative-Industries, supported by smart Government, character built by smart Education and Religious), dan perlu dilakukan orkestrasi terhadap layanan-layanan untuk mencapai tujuan Smart Swiss van Java. Jelajah Garut mengisi area Tourism, tiGarut mengisi area Industries, Code4Garut mengisi area Goverment, KPMI mengisi area Education, ICT4Pesantren mengisi area Religoius.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya