Tepatnya tgl 5 Januari yg silam, saya duduk di bangku yg berjejer di salah satu bank negara. Di sana duduk beberapa nasabah yg mengalami musibah seperti saya.
Satu hari sebelumnya, saya merasa kaget krn mendapat info penyalahgunaan kartu dari ATM saat akan menarik dana, padahal sebelumnya tdk ada kendala saat penarikan dana tsb. Kecurigaan kalau saya terkena skimming muncul saat membaca info di WAG Kampus ttg kejahatan skimming yg sdh memakan korban.
Saat itu juga saya bergegas ke bank, bertemu dgn Satpamnya dan menyampaikan maksud bertemu dgn layanan nasabah. Satpamnya bilang kartu antriannya sdh habis, krn sejak jam 7 pagi banyak orang mendatangi bank. Sejak program bantuan yg disalurkan melalui bank negara ini, nasabah seperti saya memang sulit mengakses layanan nasabah. Satpamnya menyarankan saya utk datang lagi besok.
Besok harinya, saya ketemu Satpamnya, jawabannya tetap sama, kartu antriannya habis. Lalu saya sampaikan kalau urusan yg hendak diselesaikan ini adalah terkait skimming. Barulah saya dipersilahkan masuk dan duduk di barisan khusus utk kasus skimming.
Korban skimming yg duduk di dalam antrian beragam latar belakangnya, mulai dari pensiunan, pegawai, mahasiswa, hingga pengusaha. Sambil duduk menunggu antrian saya memulai perbincangan dgn nasabah yg duduk di samping terkait kejadian skimming. Saya berbagi pengetahuan ttg bagaimana kejahatan tersebut dilakukan berdasarkan teori dan bukti yg divideokan di youtube.
Saat pembicaraan masuk ke soal pekerjaan masing-masing, saya memperkenalkan diri sebagai tenaga pengajar informatika.
Bapak yg saya ajak bicara lalu berkata, "Oh, pantas saja bapak tahu ttg skimming. Tapi orang informatika kok bisa kena skimming pak?"
"Saya tahu sedikit saja pak, sebab fokus keilmuan saya tdk pada keamanan sistem", jawab saya.
Bapak di samping saya menambahi, "Dokter saja bisa sakit pak, orang informatika juga pasti bisa kena skimming".
Kamipun tertawa, melupakan sejenak masalah skimming yg sedang dihadapi.
Dari riwayat transaksi yg diberikan oleh petugas bank diketahui kejadian pencurian uang itu terjadi tgl 3, satu hari setelah saya menarik uang di ATM. Pencuri menggunakan kartu ATM dgn nomor yg sama, menarik uang di ATM Bandung. Kemudian mentransfer selebihnya ke ATM Denpasar. Di bank saya menandatangani surat persetujuan penggantian uang oleh pihak bank. Alhamdulillah, satu hari berselang, uang tsb diganti oleh pihak bank sesuai isi surat tsb.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya