Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Selasa, 26 Januari 2021

Pengalaman Praktik Beragama di Sekolah dan Lingkungan Semasa Sekolah


Di kelas tiga SMA, saya punya teman non muslim. Saat itu saya tdk mengetahui apakah ia mendapat pembelajaran agama di luar sekolah dari guru atau pemuka agamanya, sebagaimana mahasiswa di kampus saya. Hanya saja teman saya tersebut suka menyimak pembelajaran agama Islam dan diskusi masalah akidah di jam istirahat. Seperti misalnya soal salat menghadap benda (kabah).

Ia duduk tepat di belakang saya, di jajaran kedua. Saya sering menanggapinya dan memberi penjelasan sepanjang pemahaman agama yg dimiliki. Diskusinya seru, sekalian menguji seberapa kokoh pemahaman akidah. Setiap kali diskusi, esok harinya ia tdk masuk sekolah. Waktu itu saya bertanya alasannya, namun ia tdk menjawabnya. Semoga saja bukan krn merasa khawatir dgn hal yg tdk diinginkannya di sekolah, sebab sebenarnya kita membangun dialog dgn penuh keakraban, dan pertanyaannya itu bukan menistakan agama tetapi mengkonfirmasi apa yg diketahuinya.

Walau ada banya teman wanita yg mengenakan jilbab, tetapi saya tdk membeda-bedakannya dgn wanita yg rambutnya terurai. Beberapa tahun ke belakang saya melihat di medsos dan acara temu alumni, sebagian dari teman-teman itu mengenakan jilbab.

...

Saya pribadi dan keluarga memiliki prinsip, agama itu pengajaran sekaligus hak individu. Memberi tahu soal agama atau mengingatkan itu tdk harus selalu dgn berbagi ilmu, tetapi bisa juga dgn menunjukan apa yg seharusnya dilakukan menurut agama. Terlebih bila tujuan pesannya adalah orang dewasa yg mampu berfikir serta memiliki bekal ilmu agama, sehingga mampu membedakan mana yg benar dan salah.

Misalnya saat adzan berkumandang. Bagi saya pribadi, muslim dewasa yg faham kewajiban salat sdh cukup diingatkan oleh muadzin dgn suara adzan dan kita yg menunaikan salat. Bila ia tdk menunaikan salat, mungkin ia memiliki kesenjangan ruhani. Tetapi setiap orang memiliki waktunya sendiri utk menyelesaikan kesenjangan itu.

Sewaktu masih remaja dulu, saat hendak pergi salat maghrib ke masjid. Di depan gerbang kantor kelurahan ada seorang pemuda di lingkungan yg usianya di atas saya, berdiri di pinggir jalan. Kemudian saya ajak salat ke masjid. Dia tersinggung dan mengekpresikan marahnya kpd saya. Padahal ajakan saya biasa saja, cuma mengajak, tanpa ada tambahan kalimat lainnya. Saya memang tdk rugi dgn marahnya, tetapi ajakan saya tsb membuatnya jadi terlihat buruk krn menolak ajakan baik.

Sejak saat itu, kebanyakan dlm urusan agama, terlebih kpd orang di luar keluarga, saya tdk lagi melakukan hal serupa. Hanya cukup melakukan praktik agama di hadapannya dan menunjukan dampak baiknya. Bila dia bertanya, saya akan mencoba menjelaskan sepanjang pemahaman keagamaan yg saya peroleh dari sumber pengetahuan. Biarlah dia sang pemiliki hak pribadi dlm berkeyakinan utk memilih jalannya sendiri. Terlebih memang saya tdk punya kapasitas memadai utk melakukan lebih dari pada itu.

#BiografiCahyana

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya