Saat aktif di Pramuka Penggalang, saya menerima pengajaran dari kakak senior yg mengharuskan saya utk memuliakan bendera Merah Putih. Saat hujan harus diturunkan, dan saat jatuh ke tanah harus segera diambil. Dan itu benar-benar dipraktikan bersama adik kelas saat kegiatan Pramuka mingguan. Dalam pemahaman saya sekarang, memuliakan bendera seperti itu semata krn menghormati para pejuang. Berkibarnya Merah Putih di masa lalu itu sangat berat, bahkan harus berkorban nyawa.
Saat kelas 3 SMA saya menghindari upacara bendera krn mendapat pemahaman lain, sekalipun tdk sampai memandang Sang Saka sebagai thought. Satu tahun itu saya piket terus di ruang PMR. Kemudian setelah kuliah saya berada di lingkungan kalangan tradisi yg menetralisir pemahaman keagamaan yg keliru, sehingga akhirnya cara pandang saya kpd bendera kembali seperti di masa aktif Pramuka lagi.
#BiografiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya